Satryo Brodjonegoro: Lebih Baik Mundur, Daripada Diberhentikan
Satryo Brodjonegoro blak-blakan dirinya bukan diberhentikan melainkan mengundurkan diri.

Mantan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro blak-blakan dirinya bukan diberhentikan melainkan mengundurkan diri.
"Jadi saya itu, baru saja, ke setneg menyerahkan surat pengunduran diri saya sebagai mendiktisaintek" kata Satryo, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (19/2).
Dia menjelaskan, alasan dirinya mengundurkan diri lantaran sudah bekerja keras. Namun, hasil kinerjanya dianggap tidak sesuai dengan pemerintah. Sehingga, Satryo akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri ketimbang diberhentikan oleh Presiden Prabowo.
"Alasan utamanya karena saya sudah bekerja keras selama empat bulan ini. Namun karena mungkin tidak sesuai dengan harapan dari pemerintah. Ya saya lebih baik mundur daripada diberhentikan," jelasnya.
Lebih lanjut, Satryo menyebut, surat tersebut dibuat sehari sebelum dia mengajukan pengunduran diri. Kemudian, diserahkan kepada Sekretariat Negara.
"Ya. Surat itu saya buat tadi malam jam 12 malam. Saya buat tadi malam, lalu saya serahkan ke setneg disampaikan ke persiden," ungkap Satryo.
Dia mengaku, sudab legowo atas keputusannya untuk mundur sebagai Mendiktisaintek.
"Harus legowo kerja itu. kita kerja baik, maksimal sudah, tidak ada pamrih, tulus saya kerja. Oke? Kalau enggak cocok ya sudah saya mundur saja," imbuhnya.
Satryo Dicopot
Presiden Prabowo Subianto langsung mencopot Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Padahal Satryo baru menjabat tiga bulan di kabinet merah putih.
Pencopotan Satryo tak bisa lepas dari kegaduhan yang dilakukannya pada akhir Januari 2025 lalu. Satryo diemo pegawainya sendiri. Sebanyak 235 ASN Kemdiktisaintek menggelar aksi di depan kantor kementerian mereka pada Senin (20/1).
Demo tersebut dilakukan karena dipicu pemberhentian mendadak seorang pegawai yang dilakukan secara verbal. Peserta aksi memadati depan kantor Kemdiktisaintek sambil membawa spanduk dengan tulisan protes keras kepemimpinan Satryo.