Pegawai Dikti Melawan Kebijakan Menteri Lewat Kata-Kata
Setiap karangan, terselip curahan hati aparatur sipil negara (ASN).

Deretan karangan bunga sempat menghiasi kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Senin (20/1). Setiap karangan, terselip curahan hati aparatur sipil negara (ASN).
Lewat kata-kata, para pegawai melawan kebijakan Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dianggap semena-mena. Mereka juga menggelar demo. Puluhan pegawai memadati lobi utama Kementerian.
"Turut berduka cita atas matinya nurani dan welas asih menteri kami". "Berdiri bersama hari ini untuk Dikti yang lebih baik".
"Berlaku bijak pada karyawan sebelum mencitrakan bijak di keramaian". Begitulah bunyi tulis dalam karangan bunga.
Korban Pemecatan Angkat Bicara
Salah satu pegawai yang menjadi korban kebijakan menteri, Neni Herlina angkat bicara. Dia mengaku dipecat melalui WhatsApp.
"'Saya pecat kamu’. Kayak gitu bunyinya," kata Neni kepada wartawan.
Neni tidak salah membaca. Kebijakan pemecatan benar-benar dilakukan via WhatsApp. Padahal sudah 24 tahun dia bekerja di sana dan semua berjalan dengan baik. "Iya tidak ada surat," ucap Neni.
Usai membaca pesan itu, Neni memilih bekerja seperti biasa. Atasan juga menyuruhnya tetap bekerja seperti biasa. Sejak ada perubahan nomenklatur, tugasnya memang bertambah. Namun Neni tetap berusaha melaksankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Jumat, 17 januari 2025, Neni tiba-tiba dipanggil untuk menghadap pimpinannya Dia diminta menghadap ke lantai 8. Neni tersentak tiba-tiba sang menteri ikut masuk ke ruangan. Saat itu juga, sang menteri mengusir Neni keluar ruangan di hadapan semua orang.
"Dengan tidak, ya tidak etis ya seperti itu, membentak saya, menyuruh saya keluar di hadapan anak-anak magang, di depan staf saya jadi memang sudah di luar logika lah," ujar dia.
"Saya kaget juga beliau datang tanpa sengaja hanya untuk usir," timpalnya lagi.
Neni mengingat kembali kesalahan apa yang telah dilakukannya sehingga membuat sang menteri marah dan memecatnya. Salah satunya saat diminta memasang jaringan internet di rumah dinas. Neni kena omel sang menteri karena dinilai lamban bekerja.
Bantahan Satryo Soemantri
Menteri Satryo buka suara. Dia mengaku tetap tenang meski namanya disudutkan. Bahkan istrinya juga ikut terseret.
Dia berdalih yang dilakukan semata-mata ingin membenahi kementerian tempat dia bertugas. Ada beberapa kebijakannya yang dinilai tidak bisa diterima, seperti mutasi pegawai.
"Demo itu terkait dengan kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran di kementerian, karena pecah tiga menteri kan perbanyak orang," kata dia, Senin (20/1).
Dia memastikan kebijakan tersebut menganut prinsip penghematan sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto. Dugaanya, kebijakan itu banyak membuat pegawainya geram.
"Kita ingin membenahi seperti Presiden mengatakan harus hemat dengan anggaran pemerintah maka adakan interaksi besar dan karena memang ada pihak tidak berkenan dimutasi ini," ujar dia melanjutkan.
Disinggung mengenai rekaman audio berisi kemarahan diduga dirinya kepada pegawai di rumah dinas, ia membantahnya. Narasi yang menyebut dirinya kerap melakukan penamparan juga ia bantah.
"Ini tidak ada penamparan sama sekali, sama sekali tidak benar (informasinya)," kata dia.
Satryo belum tidak menjelaskan secara rinci siapa siapa dan berapa banyak pegawai yang dimutasi hingga akhirnya memunculkan kemarahan. Dia hanya menegaskan, sesuai aturan bahwa kementerian diminta tidak berprilaku boros.
"Intinya kita sedang bersih-bersih, luruskan dana kegiatan yang dianggap oleh kami pemborosan, ini kementerian tidak boleh boros, ini mungkin ada yang tidak nyaman," katanya menegaskan.