PKS: Kuat Dugaan MK Bermain Politik jika Kabulkan Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres
MK bacakan putusan hari ini pukul 10.00 WIB.
MK bacakan putusan hari ini pukul 10.00 WIB.
Mahkamah Konstitusi akan memutus uji materiil UU Pemilu terkait syarat batas usia calon presiden dan calon wakil presiden. Bila dikabulkan putusan tersebut, bakal menguat tuduhan MK politis menjelang Pilpres 2024. Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf.
"Momentum saat ini menjelang Pilpres akan menguat dugaan yang negatif kepada MK yang dituduh publik telah ikut bermain politik menjelang Pilpres," katanya kepada wartawan, Senin (16/10).
Muzzammil menyayangkan apabila MK ikut cawe-cawe dalam politik praktis lima tahunan. Seharusnya MK menjaga kenegarawanannya.
"Padahal hakim MK adalah satu-satunya hakim yang eksplisit disebut dalam UUD harus memiliki sikap kenegarawanan. Bukan malah ikut cawe-cawe politik 5 tahunan," katanya.
MERDEKA.COM
merdeka.com
Seharusnya yang berwenang mengubah syarat tersebut adalah DPR yang memegang amanat konstitusi sebagai pembentuk undang-undang.
"Kalo MK tidak konsisten maka akan muncul gugatan banyak sekali UU terkait usia. Termasuk usia pensiun TNI, Polri, PNS dll," jelas Muzzammil.
pungkasnya.
Sebelumnya, MK akan membacakan keputusan terhadap uji materil, terhadap beleid Pemilu soal batas usia calon presiden dan wakil presiden. Juru Bicara MK Fajar Laksono membenarkan, semua gugatan terkait hal itu akan dibacakan pada hari ini.
"Ya, sesuai jadwal sidang," kata Fajar melalui pesan singkat diterima, Senin (16/10/2023).
Cak Imin mengatakan setuju dengan PBNU tidak boleh terlibat politik praktis seperti yang disampaikan Ketum PBNU Gus Yahya.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Brigjen TNI FX. Giyono saat pembekalan kepada prajurit TNI di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih.
Baca SelengkapnyaMK bakal memutus gugatan batas usia capres dan cawapres pada 16 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaMahasiswa menolak praktik politik dinasti dan mengkritisi putusan MK terkait batas usia capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaBerikut potret gadis kecil berponi bersama orangtuanya yang tak disangka punya nasib bagus dan pernah menjadi orang paling disegani.
Baca SelengkapnyaAksi menentang praktik politik dinasti dan menolak pelanggaran HAM ini juga diikuti dosen, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKeduanya tampak akrab dan terlihat sering ngobrol berdua dengan serius.
Baca SelengkapnyaPolitikus yang akrab disapa Bamsoet ini menegaskan tidak ada wacana Munaslub untuk mengubah keputusan soal pencapresan.
Baca SelengkapnyaJaksa Agung ST Burhanuddin menegaskan, Kejaksaan tidak boleh menjadi alat politik dan harus independen serta profesional
Baca Selengkapnya