70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP
Berdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.
dbd![70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/15/1713148009379-8wc1vg.jpeg)
Berdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.
![70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/15/1713147959636-ronlx.jpeg)
70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tercatat di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat. Setidaknya, ada 14 orang pasien yang masih dirawat karena DBD di RSUD Taman Sari.
"Data pagi ini 15 April 2024 jam 08.00 WIB masih ada 14 kasus DBD dirawat di RSUD Tamansari, 8 dewasa dan 6 anak," kata Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Taman Sari, Ngabila Salama dalam keterangan tertulis, Senin (15/4).
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Di mana kasus DBD paling banyak ditemukan di Jakarta? Heru menyebut kasus DBD terbanyak ditemukan di Jakarta Selatan (Jaksel).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Di mana saja DBD banyak ditemukan? Kasus DBD tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
Ngabila menyatakan, 70 persen kasus yang dirawat mayoritas anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Meski begitu, dia memastikan tidak ada kasus kematian akibat DBD di RSUD Taman Sari.
"Semua masih aman terkendali, karena belum ada perubahan keparahan pada kasus DBD yang ditemukan," kata dia.
![70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/15/1713148050972-2tkzh.jpeg)
Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
"Trend kasus DBD akan meningkat pasca El Nino dan pola kenaikan per bulannya khas pada musim penghujan dan sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun," terangnya.
Menurutnya, musim hujan menyebabkan peningkatan kelembaban udara/relative humidity (RH) meningkat dan nyamuk mudah berkembang biak. Selain itu, kontainer berisi air bisa menjadi tempat berkembang biak jentik dan tetesan air hujan juga bisa menjadi media perkembangan nyamuk.
- Pesan Jenderal Polisi Bintang Dua ke Anak Buahnya untuk Pengamanan TPS di Jakarta
- Pajak BBM di Jakarta Naik 10 Persen, Kementerian ESDM: SBPU Bisa Tutup
- Jadi Tersangka, Petugas Damkar Cabuli Anak Kandung Segera Dipecat
- DPR Sahkan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak, Pekerja Bisa Cuti Melahirkan 6 Bulan
- Curhat Buruh di Yogyakarta saat May Day: Susah dengan Gaji Kecil Bisa Beli Rumah
- Cara Melihat Pengumuman PPDB Jateng 2024
Oleh sebab itu, menuju puncak DBD pada April 2024, masyarakat disarankan untuk melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
"Utamanya PSN 3M plus & vaksinasi. Gencarkan G1R1J/gerakan 1 rumah 1 kader jumantik dengan menunjuk petugas PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)," ucap dia.
Ngabila menyebut, nyamuk DBD aktif pada pagi hari sekira pukul 8-10 WIB dan sore hari pukul 15-17 WIB. Sehingga, masyarakat dianjurkan mengurangi aktivitas di luar ruang pada waktu-waktu tersebut.
![70 Persen Kasus DBD di Jakarta Menjangkit Anak SD dan SMP](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/15/1713148068190-h9tcl.jpeg)