8 Cara Mencegah DBD pada Anak, Lakukan Sejak Dini
Demam berdarah merupakan penyakit yang sangat memprihatinkan, terutama bagi orangtua yang memiliki anak-anak kecil. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tahu cara mencegah DBD pada anak.
Demam berdarah merupakan penyakit yang sangat memprihatinkan, terutama bagi orangtua yang memiliki anak-anak kecil. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tahu cara mencegah DBD pada anak.
DBD, atau demam berdarah dengue, adalah penyakit yang sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak. DBD dapat menyebabkan gejala yang mengganggu dan bisa menimbulkan komplikasi yang fatal, seperti syok, gagal organ, atau kematian.
DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini aktif pada siang hari dan menyukai tempat-tempat yang lembap, kotor, dan berair. Nyamuk ini dapat menggigit anak-anak yang bermain di luar rumah atau di sekolah.
Untuk itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mencegah DBD pada anak-anak. Dengan mencegah DBD, kita dapat melindungi anak-anak kita dari penyakit yang mematikan ini.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Berikut ini adalah 8 cara mencegah DBD pada anak yang efektif:
Vaksin dengue dapat diberikan kepada anak usia 9–16 tahun, baik yang sudah pernah menderita DBD maupun belum. Vaksin dengue dapat meringankan gejala dan mengurangi risiko komplikasi jika anak terkena DBD. Vaksin dengue diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan.
Pakaian tertutup dapat melindungi kulit anak dari gigitan nyamuk. Pilihlah pakaian yang berbahan tipis, longgar, dan berwarna terang. Hindari pakaian yang berbahan tebal, ketat, dan berwarna gelap, karena dapat menarik perhatian nyamuk.
Kelambu dapat mencegah nyamuk masuk ke tempat tidur anak. Pastikan kelambu tidak ada lubang atau robek, dan tidak menyentuh lantai. Kelambu yang mengandung insektisida dapat memberikan perlindungan tambahan.
Kawat kasa dapat dipasang pada jendela dan ventilasi rumah untuk menghalau nyamuk masuk ke dalam rumah. Kawat kasa juga dapat membantu sirkulasi udara di dalam rumah.
Losion antinyamuk dapat dioleskan pada kulit anak yang tidak tertutup pakaian. Losion antinyamuk biasanya mengandung zat kimia DEET yang dapat mengusir nyamuk. Pastikan losion antinyamuk yang digunakan telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Lingkungan yang bersih dan bebas dari genangan air dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk. Lakukan pembersihan rutin di sekitar rumah, seperti menguras bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan menyingkirkan sampah yang menumpuk.
Larvasida adalah zat kimia yang dapat membunuh jentik nyamuk. Larvasida dapat diberikan pada tempat penampungan air yang sulit dikuras, seperti gentong, drum, atau pot bunga. Pastikan larvasida yang digunakan aman untuk kesehatan dan lingkungan.
Tanaman yang memiliki aroma kuat dapat mengusir nyamuk. Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk adalah lavender, serai, kemangi, geranium, dan rosemary. Tanaman ini dapat ditanam di halaman, pot, atau pekarangan rumah.
Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut:
Untuk penularannya, tiga cara penularan DBD pada anak, yaitu:
Nyamuk tidak hanya mengganggu dengan gigitannya yang gatal, tetapi juga dapat menjadi pembawa penyakit berbahaya seperti demam berdarah.
Baca SelengkapnyaKeterlambatan bicara pada anak dapat dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi orang tua.
Baca SelengkapnyaKebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaBerikut cara mengatasi kejang demam pada anak yang perlu diketahui oleh para orang tua.
Baca SelengkapnyaTerdapat cara yang bisa diterapkan oleh orangtua untuk menghilangkan sejumlah kebiasaan buruk yang dimiliki oleh anak.
Baca SelengkapnyaMelihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaGejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaBerbagai hal yang kita lakukan sehari-hari bisa berdampak pada kondisi kesehatan kita termasuk pada kondisi otak.
Baca SelengkapnyaGondongan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau tetesan pernapasan dari mulut, hidung, atau tenggorokan.
Baca Selengkapnya