Ini Dampak yang Akan Terjadi Jika Palestina Diakui Sebagai Negara
Ini Dampak yang Akan Terjadi Jika Palestina Diakui Sebagai Negara
palestinaIsrael bereaksi keras dan marah terhadap keputusan Norwegia, Irlandia, dan Spanyol yang secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Ini Dampak yang Akan Terjadi Jika Palestina Diakui Sebagai Negara
Meskipun langkah ini diambil untuk mendukung perdamaian di Timur Tengah, hal ini memicu peringatan dari Israel dan ancaman konsekuensi bagi negara-negara Eropa serta warga Palestina yang tinggal di bawah penjajahan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Apa arti pengakuan ini bagi Palestina?
Pengakuan ini merupakan pencapaian tujuan lama Palestina dan memberikan tekanan tambahan pada negara-negara Barat yang telah berkomitmen pada solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, namun tidak banyak bertindak dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun pengakuan ini tidak memiliki dampak praktis langsung terhadap kehidupan warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza, langkah ini penting untuk meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel untuk mengakhiri konflik, seperti yang dijelaskan oleh berbagai organisasi hak asasi manusia.
Dilansir Aljazeera, Kamis (23/5), secara global, 143 dari 193 negara anggota PBB mengakui Palestina. Di Eropa, tujuh negara anggota Uni Eropa, seperti Bulgaria, Hungaria, Polandia, Rumania, Slovakia, Swedia, dan Siprus telah mengakui Palestina.
- Survei: Mayoritas Warga Israel di Luar Negeri Tidak Mau Kembali ke Negaranya
- Israel Serang Warga Palestina di Gaza 16 Kali Sehari Sejak 7 Oktober, Jatuhkan 70.000 Ton Bom dalam Enam Bulan
- Beda dengan Negara Lain, Televisi Israel Jarang Tayangkan Penderitaan Warga Palestina di Gaza, Alasannya Takut Tak Ada yang Nonton
- Merasa Malu dan Bersalah atas Sikap Negaranya di Gaza, Perwira Intelijen AS Mengundurkan Diri
- Polisi Ringkus Guru Silat Cabuli Empat Muridnya
- 20 Kasus Leptospirosis Ditemukan di Sleman, 3 Penderita Meninggal Dunia
Baru-baru ini, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol juga mengumumkan pengakuan mereka, menambah sepertiga anggota Uni Eropa yang mengakui Palestina.
Selain itu, negara lain seperti Belgia, Malta, dan Slovenia juga
mempertimbangkan untuk mengakui Palestina dalam waktu dekat.
Mengapa Israel merasa terancam dengan pengakuan ini?
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan pengakuan tersebut merupakan serangan terhadap kedaulatan Israel dan membahayakan keamanannya, meskipun ia tidak menjelaskan detailnya.
Pengamat melihat ini sebagai indikasi semakin terisolasinya Israel di panggung dunia.
Katz juga menuduh langkah-langkah ini sebagai imbalan bagi terorisme, mengklaim pengakuan negara Palestina memberi penghargaan kepada Hamas atas serangan mereka di Israel.
“Kami mendengar dari banyak orang yang berbeda, pengakuan negara Palestina memberikan penghargaan kepada Hamas atas tindakan mereka pada tanggal 7 Oktober, serangan di Israel,” kata Imran Khan dari Aljazeera, melaporkan dari Amman, Yordania, karena pemerintah Israel telah melarang Aljazeera melaporkan dari Israel.
Tanggapan Israel
Sebagai tanggapan, Israel menarik duta besarnya untuk Irlandia, Norwegia, dan Spanyol. Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, melakukan tindakan provokatif dengan mengunjungi Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, menyatakan bahwa situs suci tersebut "hanya milik negara Israel."
Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich, mengumumkan akan menghentikan transfer dana pajak kepada Otoritas Palestina dan mendukung pembangunan pemukiman ilegal baru di Tepi Barat sebagai tindakan hukuman.
Amerika Serikat menyatakan keprihatinan atas semakin terisolasinya Israel. Inggris, yang pernah mempertimbangkan pengakuan Palestina, menyatakan sekarang bukan waktu yang tepat. Prancis dan Jerman juga mempertanyakan waktu pengumuman tersebut.
Semua negara ini berkomitmen pada solusi dua negara, yang pertama kali diusulkan dalam rencana pembagian PBB tahun 1947 dan ditegaskan dalam Perjanjian Oslo pada tahun 1990-an.
Namun, negosiasi antara Israel dan Palestina tidak berjalan mulus sejak saat itu, dan pemukiman Israel terus tumbuh di wilayah Palestina, menghambat prospek kesepakatan masa depan.
Keputusan negara-negara Eropa untuk mengakui Palestina secara formal tidak akan mengatasi kenyataan bahwa ambisi Palestina masih menghadapi hambatan besar.
Namun, pengakuan ini memberi tekanan pada negara-negara lain di Eropa untuk mendukung penentuan nasib Palestina sendiri.
Ini mencerminkan rasa frustrasi Eropa terhadap penolakan pemerintah Israel untuk mendengarkan, dan memberi tekanan pada Uni Eropa untuk mengambil tindakan serupa.
Beberapa negara Barat berpendapat pengakuan Palestina
harus menjadi hadiah untuk perjanjian perdamaian final. Namun, perubahan sikap beberapa negara Eropa menunjukkan pengakuan ini dapat dilakukan lebih awal untuk membantu mendorong momentum menuju penyelesaian politik.
Meskipun pengakuan negara Palestina bersifat simbolis, ini penting untuk menyoroti pertanyaan-pertanyaan sulit yang belum disepakati selama beberapa dekade, seperti perbatasan dan ibu kota Palestina.
Langkah pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol mencerminkan pergeseran signifikan dalam dinamika internasional terkait konflik Israel-Palestina.
Meskipun langkah ini tidak akan mengubah realitas suram di lapangan dalam waktu dekat, ini penting untuk meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel dan mendorong penyelesaian konflik melalui jalur diplomatik.