Mengupas Dampak Perang Israel-Palestina terhadap Ekonomi Indonesia
Keadaan tersebut akan berdampak pada harga bahan bakar subsidi seperti Pertalite dan Solar.
Keadaan tersebut akan berdampak pada harga bahan bakar subsidi seperti Pertalite dan Solar.
Awal bulan Oktober 2023 konflik Israel dengan Palestina kembali memanas. Ketegangan politik tersebut menimbulkan dampak ekonomi yang besar bagi perekonomian global.
Dilansir dari Setkab.go.id, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan melambat hingga 0,1 sampai 1 persen jika terjadi konflik terus berlanjut.
Tingkat inflasi global juga diperkirakan naik sekitar 0,1 hingga 1,2 persen.
Sehingga menghambat pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Sebagai negara berkembang yang bergantung pada ekspor minyak mentah dan bahan bakar subsidi, Indonesia akan merasakan dampak langsung dari konflik ini. Kenaikan harga minyak dunia akan meningkatkan biaya impor bahan bakar minyak (BBM).
merdeka.com
Dua jenis BBM ini berpotensi meningkat secara signifikan.
Diperkirakan setiap kenaikan 10 persen harga BBM subsidi bisa meningkatkan tingkat inflasi Indonesia sekitar 0,27 persen.
Inflasi yang tinggi akan berdampak pada naiknya suku bunga acuan.
Suku bunga Bank Indonesia kini mencapai 6 persen. Ini menjadi kenaikan suku bunga pertama sejak awal 2023.
Kenaikan suku bunga yang terjadi, dinilai perlu untuk memperkuat upaya stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Nilai tukar rupiah pernah mencapai titik terendah sejak 2022.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah hingga 0,64 persen sejak perang antara Israel dan Palestina kembali memanas, hingga mencapai Rp15.138 per USD. Hal ini terjadi karena investor global beralih ke aset-aset paling aman (safe haven) seperti emas.
Melemahnya nilai tukar rupiah akan membuat impor dari luar negeri menjadi lebih mahal dalam rupiah. Sehingga mampu menambah tekanan inflasi terutama pada barang-barang impor seperti elektronik, otomotif dan lainnya.
Secara keseluruhan dampak perang Israel dan Hamas terhadap Indonesia masih terbatas dengan catatan selama konflik tersebut tidak meluas ke negara-negara penghasil minyak utama.
Namun kewaspadaan dan kesiapan dalam mengambil kebijakan untuk meredam potensi inflasi dan volatilitas mata uang tetap diperlukan.
Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan Indonesia untuk mencegah dampak perang Israel-Palestina antara lain, menjaga nilai tukar rupiah, mempertahankan subsidi BBM dan kompensasi.
Kebijakan tersebut dapat dilakukan untuk memperkuat stabilitas perekonomian Indonesia serta mengurangi dampak dari kerentanan terhadap guncangan yang ekstrim.
Utang Israel diperkirakan akan meningkat tajam, yang akan membuat perekonomian Israel terpukul.
Baca SelengkapnyaPermasalahan ekonomi global yang akan terjadi seperti inflasi yang sangat tinggi serta fragmentasi pasar yang semakin luas.
Baca SelengkapnyaSelain menjadi perdagangan berlian terkemuka, Israel juga menjadi penghasil bahan kimia dan produk kimia.
Baca SelengkapnyaHarga minyak bisa mencapai rekor tertinggi jika perang makin memanas.
Baca SelengkapnyaAkibat perang dengan Hamas, banyak bisnis di Israel yang tutup.
Baca SelengkapnyaSeruan boikot produk yang terhubung dengan Israel ramai dilakukan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaIzin sementara selama tiga bulan juga diberikan kepada perusahaan swasta untuk membawa pekerja.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Palestina akan melambat akibat perang yang terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaDi tengah konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas Palestina, banyak produk Israel yang diboikot warga dunia.
Baca Selengkapnya