Polisi Periksa Saksi Terkait Kasus Mitra MBG Belum Dibayar
Sebagai langkah awal, penyidik memanggil dua orang saksi untuk dimintai keterangan.

Polres Metro Jakarta Selatan mulai menyelidiki kasus dugaan penipuan dan penggelapan terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kasus ini muncul setelah salah satu mitra dapur penyedia makanan mengaku belum menerima pembayaran dari Yayasan MBN.
"Ya untuk sekarang ini kita sudah menerima laporan yang sudah dilaporkan ya, mengenai penipuan dan penggelapan tentunya dengan LP 1160 di Polres Metro Jakarta Selatan," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi kepada wartawan di Mapolres, Kamis (17/4).
Sebagai langkah awal, penyidik memanggil dua orang saksi untuk dimintai keterangan.
"Kemudian dari tindaklanjut dari penyidik, tentunya setelah menerima dan mempelajari kasus yang dilaporkan. Saat ini, penyidik sudah menyiapkan pemanggilan untuk dua orang saksi. Saksi pelapor dan saksi satu lagi yang dibawa oleh pelapor," ujarnya.
Setelah pemeriksaan terhadap saksi selesai, barulah penyidik menjadwalkan pemanggilan terhadap pihak terlapor.
"Kalau terlapor yang jelas dari kita, dari penyidik pasti memeriksa dulu keterangan-keterangan dari terlapor saksi-saksi yang ada, lanjut pasti dijadwalkan untuk yang dilaporkan tentunya," jelas Nurma.
Dia juga menegaskan, laporan masih terus berproses.
"Belum (dicabut laporan), untuk saat ini belum, masih berjalan," pungkasnya.
Kerugian Hampir Rp1 Miliar
Masalah ini mencuat setelah salah satu mitra program MBG di Kalibata, Jakarta Selatan melaporkan belum menerima pembayaran atas kerja sama penyediaan makanan bergizi.
"Klien kami tidak mendapatkan dana sepeser pun atas kerja sama yang dilakukan. Kami mendesak Yayasan MBN untuk segera membayarkan hak mitra dapur Kalibata yang didzolimi," kata Danna Harly, kuasa hukum dari Ira Mesra Destiawati, pemilik dapur MBG Kalibata, saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/4).
Harly menjelaskan, kliennya telah bekerja sama dengan Yayasan MBN dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sejak Februari hingga Maret 2025.
"Total kerugian sejauh ini Rp975.375.000, itu baru dua tahap makanya kita sekarang coba ngomong ke media, coba ngomong ke masyarakat supaya pemerintah aware, baru dua tahap saja sudah seperti ini berarti sudah harus ada pembetulan-pembetulan dalam pelaksanaan MBG supaya ke depannya tidak lagi seperti ini," tutur Harly.
Selama periode tersebut, dapur Kalibata telah memproduksi sekitar 65.025 porsi makanan bergizi, yang terbagi dalam dua tahap.