Kota Jambi Dikepung Banjir, Warga Keluhkan Butuh Perahu Karet
Warga mengeluhkan kesulitan mobilitas akibat akses jalan yang terendam air.

Kota Jambi kembali dikepung banjir akibat hujan deras yang terus menerus mengguyur wilayah tersebut.
Sejumlah pemukiman warga dan fasilitas umum, termasuk sekolah dasar, terdampak akibat genangan air yang semakin meluas.
Banjir terjadi di beberapa wilayah, seperti Kelurahan Suka Karya, Kelurahan Kenali Asam, Kelurahan Paal Lima di Kecamatan Kota Baru, serta Kelurahan Simpang Empat Sipin di Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Jarkasih, warga di RT 19 Kelurahan Suka Karya, Kecamatan Kota Baru, mengatakan khawatir dengan potensi banjir susulan, mengingat intensitas hujan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Ia mengungkapkan situasi saat ini semakin tidak nyaman.
"Air terus bertambah, dan jika hujan deras kembali turun, kami takut banjir akan semakin parah," katanya, pada Minggu (23/02).
Selain itu, warga juga mengeluhkan kesulitan mobilitas akibat akses jalan yang terendam air. Mereka berharap adanya bantuan berupa perahu karet untuk memudahkan aktivitas sehari-hari.
Menurut dia, RT setempat telah menyampaikan keluhan ini kepada pemerintah Kelurahan dan Kecamatan, berharap adanya tindakan cepat guna mencegah dampak lebih besar akibat banjir yang terus berulang.
“Kami butuh perahu karet untuk bisa bergerak. Semoga ada perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait,”tutupnya.
Selain itu, Di RT 03 Kelurahan Kenali Asam, Kecamatan Kota Baru, banjir juga melanda sejak Minggu (23/02) subuh tadi.
Hujan deras sejak dini hari menyebabkan air menggenangi rumah-rumah warga hingga setinggi lutut, mengganggu aktivitas dan merusak barang-barang mereka.
“Dari subuh air sudah naik, sekarang sudah setinggi lutut,” kata Mira, salah satu warga terdampak.
Sementara itu, wilayah Telanaipura, RT 11, Simpang Empat Sipin, banjir yang sudah terjadi lima kali dalam sepekan semakin parah.
Warga menduga selain karena curah hujan tinggi, pembangunan Mal Jambi Business Center (JBC) turut memperburuk situasi akibat terganggunya sistem drainase. Air yang menggenang di wilayah ini mencapai pinggang orang dewasa dan merendam ratusan rumah warga.
Eva, warga setempat, mengatakan bahwa kondisi kali ini lebih parah dibandingkan sebelumnya.
“Dulu tidak separah ini. Tapi sejak ada pembangunan mal, wilayah kami semakin sering kebanjiran,” katanya.
Senada yang disampaikan warga bernama Wati mengatakan banjir dalam sepekan terakhir telah menyebabkan kerugian besar bagi warga.
“Peralatan elektronik rusak, pakaian sekolah anak-anak basah, dan kami benar-benar kesulitan,”ujarnya.
Menurut dia, pemerintah daerah segera memberikan solusi konkret untuk mencegah banjir yang terus berulang dan merugikan kehidupan mereka.
"Kami meminta perhatian serius agar permasalahan drainase dan dampak pembangunan di sekitar pemukiman dapat segera diatasi," tutupnya.
