Pertamina: Tak Ada Kebocoran Tangki SPBU yang Mencemari Air Pemukiman
Dari kejadian ini sudah ada mediasi kepada warga yang terkontaminasi.
Dari kejadian ini sudah ada mediasi kepada warga yang terkontaminasi.
Pertamina Patra Niaga regional Jawa Barat memastikan tidak ada kebocoran pada tangki pendam di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Nagrog, Gunung Sindur, Jawa Barat.
Penegasan ini sebagai respons atas tercemarnya air warga di pemukiman yang tidak jauh dari lokasi SPBU.
"Dari hasil pengecekan, tidak terdapat kontaminasi BBM dan tidak terdapat kebocoran pada tangki pendam," ujar Eko Kristiawan, Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Jawa Bagian Barat Pertamina Patra Niaga, Kamis (7/9).
Eko mengatakan, konfirmasi tidak adanya kebocoran tangki pendam di SPBU dengan nomor registrasi SPBU 34.16317 Jl.Serpong-Parung, Kabupaten Bogor, setelah Sales Branch Manager (SBM) Rayon VIII Pertamina Patra Niaga dan pihak SPBU melakukan pengecekan terhadap 4 sumur pantau dan sumur bor di SPBU 34.163.17.
Sementara itu, kata Eko, dari sampel air yang dibawa oleh warga dari sumur yang berjarak 4-5 rumah dari SPBU, terindikasi tercampur oleh BBM jenis Pertalite. Namun posisi perumahan warga di dataran yang lebih tinggi dan berjarak 100-150 meter, atau sekitar tiga sampai empat rumah dari belakang SPBU.
Eko menyampaikan, dari kejadian ini sudah ada mediasi kepada warga yang terkontaminasi. Mediasi ini dihadiri oleh SBM Pertamina, perwakilan pihak SPBU, Kelurahan, Kecamatan, Danramil dan Satpol PP.
"Dengan hasil semua pihak dapat menerima penjelasan yang disampaikan," kata Eko.
Terpenting, Eko menuturkan, Pertamina tetap melakukan penyaluran untuk mengosongkan tangki pendam. Selanjutnya , akan dilakukan penjadwalan tank cleaning dan hydrostatic/pneumatic test untuk tangki dan pipa.
Saat ini, SPBU 34.16317 tetap beroperasi namun penjualan BBM jenis Pertalite berhenti sementara. Masyarakat dapat melakukan pengisian Pertalite di SPBU terdekat seperti SPBU 34.163.02 dan SPBU 34.163.10.
Di lain hal, PT Pertamina (Persero) berencana untuk menghapus BBM jenis Pertalite (RON 90) tahun depan, dan menggantinya dengan Pertamax Green 92, campuran antara Pertalite dengan etanol 7 persen (E7).
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, penghapusan Pertalite dengan nilai oktan 90 ini sejalan dengan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang menetapkan RON 91 sebagai produk BBM terendah yang bisa dijual di Indonesia.
"Ini sesuai dengan program Langit Biru tahap dua, dimana BBM subsidi kita naikan dari RON 90 jadi RON 92. Karena aturan KLHK, octane number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91," terang Nicke di depan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).
Pertamax Green 92 nantinya akan masuk dalam barang subsidi jenis BBM khusus penugasan (JBKP) menggantikan Pertalite. Sehingga harganya akan diatur oleh pemerintah, di luar fluktuasi harga minyak mentah dunia.
Pertemuan antara Puan dan Kaesang mampu membulatkan dukungan PSI.
Baca SelengkapnyaKetidaksopanan menjadi salah satu hal yang memberatkan Lukas Enembe.
Baca SelengkapnyaDiharapkan seluruh operator dan pengawas SPBU Pertamina mendapatkan pengetahuan yang memadai untuk meningkatkan keandalan SPBU
Baca SelengkapnyaCawapres Gibran Rakabuming Raka merespons pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenai tekanan penguasa pada rangkaian Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaRemaja 16 tahun warga Kranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan menderita luka bacok saat mempertahankan HP dari kawanan perampok.
Baca SelengkapnyaBerbagai upaya dan kolaborasi hadir selama masa darurat penanganan sampah di Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan penistaan agama dilakukan pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang telah masuk tahap penyidikan.
Baca SelengkapnyaDibiarkan dalam kondisi tertutup, bendungan itupun akhirnya dibuka. Semburan air yang dikeluarkan pun mampu membuat siapapun yang melihat akan tercengang.
Baca SelengkapnyaPanji Gumilang sudah ditetapkan menjadi tersangka setelah menjadi pemeriksaan di Bareskrim Polri.
Baca Selengkapnya