Cemas dan Stres Berkepanjangan Bisa Memicu Terjadinya Penyakit Jantung
Kondisi cemas dan stres berkepanjangan yang kita alami bisa menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan jantung.
Penyakit jantung dikenal sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya penyakit ini, termasuk pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok. Namun, ada faktor lain yang sering kali diabaikan oleh banyak orang, yaitu cemas dan stres berkepanjangan. Stres yang dialami secara terus-menerus dapat memiliki dampak serius pada kesehatan jantung.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, Rio Probo Kaneko, menjelaskan bahwa cemas dan stres berkepanjangan bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung. “Paparan stres secara kumulatif (jangka panjang) itu bisa meningkatkan risiko penyakit jantung,” ujar Rio Probo Kaneko dalam diskusi daring bertajuk “Menjaga Kesehatan Jantung AZ” dilansir dari Antara.
-
Bagaimana stress memengaruhi jantung? Tekanan darah akan meningkat seiring dengan berlanjutnya stres. Hal ini terjadi karena pembuluh darah akan menyempit. Dampaknya, risiko terkena masalah jantung, seperti hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, dan serangan jantung akan semakin meningkat.
-
Mengapa stres bisa menyebabkan gangguan irama jantung? Stres dapat mempengaruhi irama jantung melalui mekanisme hormonal. 'Jadi kalau ada gangguan hormonal itu juga bisa menyebabkan gangguan detak jantungnya jadi cepat atau aritmia, salah satu yang memicu kalau stres memicu detang jantung tambahan,' kata dokter yang disapa Gabi ini dalam diskusi kesehatan tentang gangguan irama jantung aritmia beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Apa yang bisa menyebabkan tingkat stres yang tinggi? Tekanan dan tuntutan dalam hidup dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
-
Penyebab apa dari serangan jantung? Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung terhambat, umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner akibat penumpukan plak kolesterol. Jika tidak segera ditangani, jaringan jantung yang kekurangan oksigen dapat mati, menyebabkan henti jantung mendadak.
-
Apa dampak buruk stres pada kesehatan fisik? Salah satu dampak terbesar dari stres adalah gangguan pada kesehatan fisik. Faktanya, stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala dan migrain, gangguan pencernaan, hingga peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, adanya stres ini juga mampu memperlambat pemulihan di kala kamu sedang menderita suatu penyakit.
-
Apa penyakit jantung yang bisa dipicu oleh obesitas? Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti serangan jantung, penyakit arteri koroner, dan gagal jantung.
Bagaimana Stres Berkepanjangan Memengaruhi Jantung?
Stres merupakan reaksi alami tubuh terhadap situasi yang dianggap mengancam. Namun, ketika stres berlangsung terlalu lama, tubuh akan terus-menerus merespon dengan memproduksi hormon-hormon tertentu, seperti epinefrin, kortisol, dan dopamin. Menurut Dr. Rio, peningkatan produksi hormon-hormon ini bisa menjadi sinyal buruk bagi kesehatan jantung.
"Stres yang berkepanjangan itu akan direspons oleh tubuh untuk mengeluarkan hormon-hormon epinefrin, kortisol, maupun dopamin yang berlebih," jelasnya.
Peningkatan hormon tersebut berdampak langsung pada beban kerja jantung. Saat tubuh merespons stres berkepanjangan, detak jantung akan meningkat, tekanan darah naik, dan risiko terjadinya peradangan pada pembuluh darah semakin besar.
Dr. Rio menambahkan, “Efek negatif tersebut berupa kerja jantung yang menjadi lebih berat hingga detak jantung menjadi lebih cepat.” Dalam kondisi ini, jantung harus bekerja lebih keras, yang akhirnya bisa menyebabkan berbagai gangguan, termasuk penyakit jantung koroner.
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres kronis dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, yang berujung pada peradangan pembuluh darah. Selain itu, stres juga dapat memperburuk kondisi tekanan darah, yang kemudian memperbesar risiko penyakit jantung.
“Kalau dari penelitian, dia bisa meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, kemudian terjadi peradangan pembuluh darah pada jantung dan juga beban kerja jantung meningkat, detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, sehingga risiko terjadinya penyakit jantung baik koroner dan lainnya,” ungkap Dr. Rio.
Kapan Stres Menjadi Berbahaya bagi Jantung?
Tidak semua stres dapat langsung merusak jantung. Stres yang terjadi dalam jangka pendek atau sesaat, menurut Dr. Rio, tidak akan menyebabkan kerusakan serius pada jantung.
“Kalau cemas atau stres yang hanya 1 sampai dengan 2 hari itu tidak termasuk,” katanya. Namun, berbeda halnya dengan stres yang berlangsung dalam jangka panjang.
Dr. Rio menyebutkan bahwa paparan stres kronis selama lebih dari enam bulan dapat menyebabkan jantung tidak sehat. “Banyak penelitian yang mayoritas dilakukan di luar negeri itu menyebutkan bahwa paparan stres kronis yang dialami selama 6 sampai dengan 12 bulan yang bisa menyebabkan jantung tidak sehat,” jelasnya. Jadi, stres yang berkepanjangan, terutama dalam kurun waktu 6 hingga 12 bulan, menjadi pemicu utama berbagai masalah pada jantung.
Mengelola Stres dan Kecemasan untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Mengingat dampak serius yang bisa ditimbulkan oleh stres berkepanjangan, pengelolaan stres menjadi hal yang sangat penting. Dr. Rio menekankan perlunya bagi setiap individu untuk mengenali tanda-tanda stres berlebih dan segera mengambil langkah-langkah untuk menguranginya. Salah satu cara efektif dalam mengelola stres adalah dengan berbicara kepada orang yang dipercaya atau berkonsultasi dengan seorang profesional, seperti psikolog atau psikiater.
“Ketika perasaan itu muncul, ia menyarankan untuk mengeluarkan melalui bercerita kepada orang terdekat dan terpercaya hingga melakukan pertemuan dengan psikiater,” katanya.
Melalui berbagi cerita dan bercerita tentang perasaan yang tidak nyaman, seseorang dapat meringankan beban pikiran dan mengurangi tingkat stres. Dukungan sosial yang kuat dari keluarga, sahabat, atau tenaga profesional sangat berperan dalam menjaga keseimbangan emosional seseorang, sehingga tekanan mental yang dihadapi tidak terus menerus menumpuk.
Selain itu, ada berbagai teknik relaksasi yang dapat membantu mengurangi stres, seperti meditasi, olahraga ringan, dan teknik pernapasan dalam. Aktivitas fisik secara rutin, meskipun hanya berupa jalan santai atau yoga, juga dapat menurunkan kadar hormon stres dan meningkatkan kesehatan jantung.
Pentingnya Kesadaran Akan Dampak Stres pada Jantung
Kesadaran akan dampak stres pada kesehatan jantung perlu ditingkatkan di masyarakat. Banyak orang mungkin mengabaikan gejala stres berkepanjangan, yang pada akhirnya bisa berdampak buruk pada kesehatan mereka, terutama jantung.
Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental sangatlah penting. Selain menjalani gaya hidup sehat, seperti makan makanan bergizi dan berolahraga, pengelolaan stres menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan jantung.
Secara umum, stres dan cemas berkepanjangan bukan hanya masalah psikologis, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan jantung. Dengan pengelolaan stres yang baik, serta kesadaran untuk menjaga kesehatan mental, risiko terjadinya penyakit jantung akibat stres kronis dapat diminimalkan. Jagalah kesehatan mental dan fisik secara menyeluruh, karena keduanya saling berhubungan dan sangat penting untuk kualitas hidup yang lebih baik.