Nelayan Pantura Bingung Pagar Laut Misterius Dibilang untuk Penakaran Kerang oleh Menteri KKP
Nelayan heran karena setelah tahu ada pelanggaran tetapi terkesan didiamkan menteri.

Masyarakat nelayan Tanjung Pasir, Tangerang geram dengan pernyataan pemerintah soal pagar laut misterius di pantau utara Tangerang. Menurut mereka, tak mungkin ada pembangunan jika tanpa izin.
“Itu menteri jelas-jelas dia tahu sejak Agustus 2024, baru Januari 2025 disegel," kata MS, salah satu nelayan di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Selasa (21/1).
Dia makin mempertanyakan jika memang ada kejanggalan kenapa proyek yang sudah dikerjakan sejak 2024 itu malah tak segera ditindak.
"Harusnya langsung dibongkar," katanya.
Pada Sabtu (17/1) kemarin, sebagian pagar sudah dibongkar pasukan elite Kopaska AL. Rencananya, pembongkaran dilanjutkan pada Rabu (22/1) besok.
Pembongkaran itu disambut gembira para nelayan yang selama ini dibuat tak nyaman dengan keberadaan pagar sepanjang 30 km itu. Setidaknya, kata dia, pemerintah menyadari pembangunan PIK memberikan dampak negatif untuk warga sekitar.
“Senanglah kita, kekhawatiran dan ketakutan kita atas ancaman pembangunan PIK 2 dipantau negara. Untung kan Pak Presiden Prabowo tegas dan besok kami lanjutkan kembali pembongkaran bersama TNI AL,” ujarnya.
Ingatkan Menteri Jangan asal Terima Laporan
Nelayan itu menyayangkan sikap seolah tak tahu menteri KKP Wahyu Trenggono soal proyek pagar laut. Apalagi, jika berdalih dengan mengira pemagaran itu sebagai penangkaran kerang.
“Masa penangkaran kerang kaya begitu. Mohon maaf, model pemasangan bambu seperti itu enggak ada buat budidaya apapun, makanya Menteri jangan terima laporan saja,” ujarnya.
Dia kemudian membandingkan ketegasan Trenggono dan Susi Pudjiastuti dahulu ketika melihat pelanggaran di laut.
“Menteri Kelautan harusnya lebih paham laut, mending zaman bu Susi tegas, dulu pukat harimau saja takut-takut ke laut,” ucap dia.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengakui tidak mengawasi soal pembuatan pagar laut yang masif dilakukan sejak Maret 2024. Dia mengira, pagar laut yang terbuat dari bambu itu untuk penangkaran kerang.
"Karena dulu Itu kan tempat nelayan yang membuat penangkaran untuk kerang. Jadi kita berpikirnya ke arah sana," ucapnya.
Ternyata, setelah diselidiki pagar laut tersebut dibangun masif dan terstruktur. Tujuannya untuk menahan abrasi air laut yang akhirnya membentuk daratan.