Mengenal Highly Sensitive Person, Ketahui Penyebab hingga Ciri-Cirinya
Orang yang termasuk dalam kategori HSP cenderung merasakan emosi dengan lebih intens, baik itu kebahagiaan, kesedihan, atau kekhawatiran.
Highly Sensitive Person (HSP) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap rangsangan fisik, emosional, dan sosial di sekitarnya. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Dr. Elaine Aron pada tahun 1990-an dan sejak itu menarik perhatian banyak orang yang merasa dirinya lebih peka dibandingkan orang lain.
HSP bukanlah suatu gangguan, melainkan bagian dari kepribadian seseorang yang membuat mereka merespons dunia sekitar dengan lebih mendalam dan detail. Kepekaan ini bisa menjadi kekuatan, namun juga bisa menimbulkan tantangan dalam situasi tertentu.
-
Mengapa sensitivitas suara membuat seseorang stres? Ketika suara sehari-hari tampaknya menyebabkan stres yang luar biasa bagi Anda, mungkin Anda memiliki kondisi yang membuat Anda hipersensitif terhadap suara.
-
Siapa yang punya sifat sensitif dan imajinatif? Bayi yang lahir di waktu ini dikatakan memiliki sifat sensitif dan imajinasi yang kuat. Mereka juga cenderung mengutamakan keluarga dan menjadi komunikator yang baik.
-
Apa saja penyebab kulit sensitif? Kulit sensitif bukanlah penyakit yang dapat didiagnosis oleh dokter. Alih-alih, kulit sensitif adalah gejala dari kondisi lain. Anda mungkin tidak menyadari bahwa Anda memiliki kulit sensitif sampai Anda mengalami reaksi buruk terhadap produk kosmetik, seperti sabun, pelembap, atau riasan. Penyebab kulit sensitif pun bermacam-macam. Bisa eksim, psoriasis, alergi, rosasea, dan masih banyak lagi.
-
Kapan wanita September menunjukkan sifat sensitif? Sensitivitas mereka juga membuat mereka sangat baik dalam pekerjaan yang memerlukan kemampuan empati, seperti konseling atau pengasuhan anak.
-
Kenapa anak dengan gangguan sensori bereaksi berlebihan? Anak yang mengalami masalah ini mungkin bereaksi berlebihan terhadap suara keras, cahaya terang, atau merasa tidak nyaman dengan pakaian yang mereka kenakan.
-
Siapa yang lebih sensitif terhadap rasa sakit? Misalnya, sebuah studi tahun 2012 yang memeriksa bagaimana pria dan wanita merespons tekanan fisik menemukan bahwa wanita lebih sensitif terhadap rasa sakit mekanis dibandingkan pria.
Orang yang termasuk dalam kategori HSP cenderung merasakan emosi dengan lebih intens, baik itu kebahagiaan, kesedihan, atau kekhawatiran. Mereka juga lebih peka terhadap suara, cahaya, dan bahkan suasana hati orang-orang di sekitar mereka.
Hal ini sering membuat mereka merasa cepat lelah atau kewalahan dalam situasi sosial yang penuh dengan rangsangan. Oleh karena itu, banyak HSP yang cenderung lebih menikmati waktu sendirian atau dalam lingkungan yang tenang untuk menjaga keseimbangan emosional mereka.
Nah, berikut penjelasan lengkap mengenai kepribadian Highly Sensitive Person yang menarik untuk Anda pahami, dilansir dari berbagai sumber.
Diperkenalkan pada Tahun 1990-an
Konsep Highly Sensitive Person (HSP) pertama kali diperkenalkan oleh psikolog dan peneliti Amerika, Dr. Elaine Aron, pada tahun 1990-an. Aron melakukan penelitian tentang kepekaan individu terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar, yang akhirnya mengarah pada konsep bahwa beberapa orang secara alami lebih peka dibandingkan yang lain.
Ia menyebut kelompok ini sebagai "Highly Sensitive Person" atau orang dengan sensitivitas tinggi. Karyanya tentang HSP menjadi lebih populer setelah penerbitan bukunya yang berjudul The Highly Sensitive Person pada tahun 1996, yang menjelaskan tentang karakteristik, tantangan, dan potensi dari orang-orang yang memiliki kepekaan tinggi.
Dalam penelitiannya, Dr. Aron menemukan bahwa sekitar 15-20% dari populasi manusia memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap rangsangan eksternal, baik itu suara, cahaya, emosi, atau perubahan sosial.
Hal ini bukanlah kondisi mental atau gangguan, melainkan sifat bawaan yang memengaruhi cara otak memproses informasi dan rangsangan. Dr. Aron mengungkapkan bahwa individu HSP cenderung memiliki sistem saraf yang lebih responsif, sehingga mereka merespons dengan lebih mendalam terhadap lingkungan di sekitar mereka.
Sejak pertama kali dikenalkan, konsep HSP mendapatkan banyak perhatian dari kalangan psikolog, peneliti, dan masyarakat umum. Banyak orang yang merasa bahwa konsep ini memberikan penjelasan atas pengalaman mereka yang sering kali merasa kewalahan dalam situasi sosial atau fisik tertentu.
Konsep HSP juga berkembang seiring waktu, dan telah diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk dalam psikologi klinis, pendidikan, dan penelitian sosial. Kontribusi Dr. Aron telah membuka jalan untuk pemahaman yang lebih dalam tentang variasi kepribadian dan cara individu merespons dunia di sekitar mereka.
Penyebab Highly Sensitive Person
Penyebab menjadi seorang Highly Sensitive Person (HSP) berkaitan dengan berbagai faktor genetik dan biologis yang memengaruhi cara sistem saraf memproses rangsangan. Berikut beberapa penyebab utama yang dapat memengaruhi sensitivitas tinggi:
Faktor Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas tinggi mungkin memiliki komponen genetik. Beberapa studi pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa HSP bisa diwariskan melalui gen. Genetik memengaruhi bagaimana sistem saraf pusat merespons rangsangan dan informasi dari lingkungan. Jika seseorang memiliki anggota keluarga yang juga HSP, kemungkinan besar mereka juga akan memiliki sifat yang sama.
Sistem Saraf yang Sensitif
Orang HSP memiliki sistem saraf yang lebih responsif dan terstimulasi dengan lebih mudah. Struktur dan fungsi otak mereka, terutama area yang berhubungan dengan pemrosesan emosi dan rangsangan sensorik, cenderung lebih aktif. Penelitian fMRI (functional magnetic resonance imaging) menunjukkan bahwa bagian-bagian otak seperti amigdala dan korteks prefrontal cenderung lebih aktif pada HSP ketika mereka menghadapi rangsangan emosional atau sensorik.
Penerimaan dan Pengolahan Informasi yang Berbeda
HSP memiliki cara yang berbeda dalam memproses informasi dan rangsangan. Mereka cenderung memperhatikan detail kecil dan merespons dengan lebih intens terhadap perubahan atau stimuli yang sering kali dianggap remeh oleh orang lain. Hal ini dapat memengaruhi cara mereka merasakan emosi, berinteraksi dengan orang lain, dan mengalami lingkungan sekitar mereka.
Pengalaman Hidup Awal
Meskipun faktor biologis berperan penting, pengalaman hidup awal juga dapat memengaruhi sensitivitas seseorang. Lingkungan di mana seseorang dibesarkan, seperti pengalaman trauma, stres, atau dukungan emosional, dapat memengaruhi perkembangan kepribadian dan sensitivitas. Anak-anak yang mengalami lingkungan yang sangat stimulatif atau stres mungkin mengembangkan kepekaan yang lebih tinggi sebagai respons terhadap pengaruh tersebut.
Perbedaan Hormon dan Kimia Otak
Perbedaan dalam kadar hormon dan neurotransmitter juga dapat berkontribusi pada sensitivitas tinggi. Hormon seperti kortisol, yang terkait dengan stres, dan neurotransmitter seperti serotonin yang memengaruhi suasana hati, dapat memengaruhi cara individu merespons rangsangan emosional dan fisik.
Ciri-Ciri Highly Sensitive Person
Highly Sensitive Person (HSP) memiliki sejumlah ciri-ciri khas yang membedakan mereka dari orang lain dalam hal cara mereka merespons dan memproses rangsangan dari lingkungan. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari HSP:
Sensitivitas Terhadap Rangsangan Sensorik
HSP sering kali sangat peka terhadap rangsangan sensorik, seperti suara keras, cahaya terang, bau kuat, atau tekstur tertentu. Mereka mungkin merasa terganggu atau cepat kewalahan oleh stimulasi yang tidak terlalu mencolok bagi orang lain, seperti bising di tempat umum, pencahayaan neon, atau bau makanan.
Empati yang Kuat
HSP memiliki kemampuan empati yang tinggi, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain dengan sangat dalam. Mereka sering kali merasa terhubung dengan emosi orang di sekitar mereka dan bisa merasakan perasaan orang lain hampir sekuat perasaan mereka sendiri.
Kecenderungan Merenung dan Memikirkan Detail
Orang HSP sering kali merenung secara mendalam dan memperhatikan detail kecil dalam situasi atau pengalaman. Mereka mungkin memikirkan suatu kejadian berulang kali, menganalisis berbagai aspek, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan secara menyeluruh.
Respons Emosional yang Intens
HSP merasakan emosi dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan orang lain. Mereka dapat merasakan kebahagiaan, kesedihan, atau stres dengan kekuatan yang lebih besar, dan respons emosional ini dapat memengaruhi suasana hati mereka secara signifikan.
Cepat Lelah dalam Situasi Sosial
HSP cenderung merasa cepat lelah atau kewalahan setelah berinteraksi dalam situasi sosial yang ramai atau penuh rangsangan. Mereka mungkin memerlukan waktu sendiri untuk mengembalikan energi dan merasa segar kembali setelah berada dalam lingkungan yang intens.
Sensitivitas Terhadap Perubahan
Perubahan dalam rutinitas, lingkungan, atau situasi sosial bisa memengaruhi HSP secara signifikan. Mereka mungkin merasakan stres atau kecemasan lebih besar ketika menghadapi perubahan besar, dan memerlukan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri.
Preferensi untuk Lingkungan yang Tenang
HSP sering kali lebih suka berada di lingkungan yang tenang dan teratur. Mereka mungkin menghindari tempat-tempat yang bising atau ramai dan lebih memilih tempat yang damai untuk merasa nyaman dan rileks.
Kecenderungan untuk Menghindari Konflik
Karena mereka sangat peka terhadap ketegangan emosional dan konflik, HSP sering kali berusaha menghindari situasi konflik atau ketegangan. Mereka mungkin lebih memilih untuk menjaga kedamaian dan harmoni dalam hubungan interpersonal.
Perhatian Terhadap Nuansa Kecil
Orang HSP cenderung memperhatikan nuansa kecil yang mungkin terlewatkan oleh orang lain. Mereka dapat memperhatikan perubahan halus dalam interaksi sosial, suasana lingkungan, atau perilaku orang lain.
Pengalaman Stres yang Intens
Situasi yang tampaknya tidak terlalu menekan bagi orang lain bisa menjadi sumber stres besar bagi HSP. Mereka mungkin merasakan dampak stres dengan lebih mendalam dan memengaruhi kesehatan fisik serta mental mereka.