Sempat Mangkrak, Embung Senilai Rp2,5 Miliar di Kebumen Ini Justru Terbengkalai dan Ciptakan Masalah Baru bagi Warga
Proyek bendungan itu sempat mangkrak diduga karena kontraktornya tidak dibayar.
Proyek bendungan itu sempat mangkrak diduga karena kontraktornya tidak dibayar.
Di Kebumen, ada sebuah embung yang kondisinya terbengkalai. Embung itu terletak di daerah perbukitan, tepatnya di Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam, Kebumen.
Selintas tidak ada yang salah dengan pembangunan embung itu. Namun sejak dibangun pada tahun 2018 lalu, embung itu tidak bisa digunakan untuk kepentingan warga.
Perangkat desa setempat mengungkapkan, sebenarnya proses pembangunan embung tersebut sudah bermasalah sejak awal.
Pembangunan embung tersebut sempat mangkrak selama dua tahun. Namun pada akhirnya proyek itu rampung pada tahun 2021.
Bukannya disambut suka cita, pembangunan embung tersebut justru menimbulkan masalah baru, yaitu tanah longsor yang membahayakan warga.
“Waktu embung ini sudah jadi 100 persen, serang beberapa bulan hujan terus menerus. Akibatnya jebol dan banyak bagian yang longsor. Setelah perbaikan, hujan turun, jebol lagi,” kata Kepala Desa Giritirto, Sugito, mengutip YouTube Liputan6 pada Senin (22/1).
Sugito mengatakan, pembangunan embung tersebut sudah pernah ditinjau oleh para peneliti dari UGM. Mereka mengatakan kalau pembangunan embung tersebut perlu dikaji ulang.
Kondisi tersebut membuat warga Desa Giritirto kecewa. Padahal mereka sempat berharap bahwa pembangunan embung seluas 1 hektare itu bisa menjadi sumber air bagi perkebunan dan pertanian warga sekitar. Keberadaannya pun diharapkan menjadi cadangan air untuk konsumsi di musim kemarau.
Warga sekitar berharap pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Kebumen berkoordinasi untuk memperbaiki embung tersebut hingga bisa berfungsi sebagaimana seharusnya.
“Kami sangat kecewa. Kalau kondisinya seperti ini ya masyarakat berharap agar embung ini bisa diperbaiki lagi,” kata Maslam, salah seorang warga Desa Giritirto.
Dari data yang dikumpulkan perangkat Desa Giritirto, pembangunan embung tersebut sempat mangkrak karena kontraktor proyeknya tidak dibayar.
Pada tahun 2020, dialokasikan dana sebesar Rp2,5 miliar dari APBD untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Anggaran tersebut dilelang dan dimenangkan oleh kontraktor yang berbeda dengan nilai kontrak sebesar Rp2,42 miliar.
Dari proyek mangkrak tersebut, Bahlil bilang 78,9 persen sudah diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun saja.
Baca SelengkapnyaMasih Yadi, kerugian negara sekitar Rp5 miliar sudah dikembalikan oleh tersangka.
Baca SelengkapnyaAda ratusan dus mentega yang berhasil digasak dengan nilai kerugian mencapai Rp 200 juta
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaDampak lain dari proyek itu adalah bangunan masjid yang ikut retak.
Baca SelengkapnyaMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono merespons soal mangkraknya proyek Tol Gilimanuk - Mengwi.
Baca Selengkapnyaaksa KPK juga membebankan Dudy dengan membayar uang pengganti.
Baca SelengkapnyaUang Rp150 juta yang diminta dari korban ternyata digunakan untuk kepentingan pribadi pelaku.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung menetapkan enam tersangka korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017-2023.
Baca Selengkapnya