Iran: Serangan Israel sebagai Deklarasi Perang!
Iran menilai serangan Israel terhadap fasilitas negaranya hingga mnewaskan beberapa tokoh penting sebagai pernyataan perang.

Iran menyatakan bahwa serangan Israel pada hari Jumat (13/6) merupakan declaration of war (deklarasi perang). Serangan tersebut menargetkan sekitar 100 lokasi, termasuk fasilitas nuklir, dan mengakibatkan tewasnya beberapa tokoh penting, seperti kepala angkatan bersenjata dan ilmuwan nuklir terkemuka.
Mengutip AFP, Sabtu (14/6), pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memberikan peringatan kepada Israel bahwa mereka harus bersaip menghadapi konsekuensi yang "pahit dan menyakitkan" akibat serangan tersebut.
Sementara itu, militer Iran menyatakan bahwa mereka tidak akan membatasi tanggapan mereka terhadap agresi ini.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada PBB, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyebut serangan Israel sebagai "deklarasi perang," dan meminta Dewan Keamanan untuk segera mengambil tindakan terkait masalah ini. Di sisi lain, militer Israel melaporkan bahwa Iran telah meluncurkan sekitar 100 drone (pesawat tanpa awak), namun sistem pertahanan udara Israel berhasil mencegatnya di luar wilayah Israel. Negara tetangga, Yordania, juga melaporkan bahwa mereka telah mencegat pesawat tanpa awak dan rudal yang melanggar wilayah udara mereka.
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kepada Fox News bahwa ia sudah mengetahui rencana serangan Israel sebelumnya, yang melibatkan 200 jet tempur. Trump menegaskan bahwa Teheran "tidak dapat memiliki bom nuklir."
Sementara itu, Amerika Serikat menegaskan mereka tidak terlibat dalam tindakan Israel. Tetapi, AS memperingatkan Iran untuk tidak menyerang personel atau kepentingan mereka. Namun, Teheran menanggapi bahwa Washington akan "bertanggung jawab atas konsekuensinya" jika terjadi serangan lebih lanjut.
Israel Serang Pusat Nuklir Iran

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan bahwa Israel telah menyerang "inti dari program pengayaan nuklir Iran" dengan menargetkan para ilmuwan nuklir serta fasilitas pengayaan utama yang terletak di Natanz.
Menurut pemimpin Israel tersebut, serangan ini akan terus berlanjut selama diperlukan. Sementara pihak militer melaporkan bahwa intelijen menunjukkan Iran telah mendekati "titik tanpa kembali" dalam program nuklirnya.
Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya perwira militer senior Iran, termasuk kepala staf angkatan bersenjata, Mohammad Bagheri, dan kepala Garda Revolusi, Hossein Salami, seperti yang dilaporkan oleh media Iran. Khamenei dilaporkan segera menunjuk pengganti bagi mereka yang tewas, sementara media pemerintah menyebutkan bahwa seorang penasihat senior pemimpin tertinggi juga mengalami luka. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa "penargetan tepat komandan senior ... mengirimkan pesan yang kuat dan jelas: mereka yang berusaha menghancurkan Israel akan dihilangkan."
Foto-foto dari AFP menunjukkan kerusakan yang parah di sisi bangunan tempat tinggal di Teheran yang tampaknya menjadi sasaran serangan yang terarah dan terlokalisasi.
Media pemerintah melaporkan bahwa sejumlah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, juga menjadi korban dalam insiden tersebut. Kantor Berita Tasnim mengabarkan bahwa enam ilmuwan nuklir termasuk di antara yang tewas. Suasana di jalan-jalan Teheran tampak sepi, kecuali antrean panjang di pom bensin, yang merupakan pemandangan umum saat krisis melanda.