10 Negara Terkorup di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Temukan sepuluh negara terkorup di dunia menurut Indeks Persepsi Korupsi 2024 dari Transparency International.

Korupsi menjadi salah satu isu utama yang dihadapi banyak negara di dunia. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (CPI) tahun 2024 yang dirilis oleh Transparency International, sepuluh negara dengan tingkat korupsi tertinggi telah diidentifikasi. Indeks ini memberikan gambaran tentang persepsi masyarakat terhadap korupsi di sektor publik.
Skor CPI berkisar antara 0 hingga 100, di mana skor 0 menunjukkan tingkat korupsi yang sangat tinggi dan 100 menunjukkan negara yang bersih dari korupsi. Penting untuk dicatat bahwa skor ini mencerminkan persepsi, bukan angka pasti dari jumlah korupsi yang terjadi di suatu negara.
Setiap tahun, daftar negara terkorup ini dapat berubah seiring dengan rilis data CPI terbaru. Oleh karena itu, pemahaman tentang masalah korupsi harus dilakukan secara menyeluruh dan tidak hanya bergantung pada satu indikator saja.
Sepuluh Negara Terkorup di Dunia

Berdasarkan CPI 2024, berikut adalah sepuluh negara terkorup di dunia:
- 1. Sudan Selatan - Skor 8
- 2. Somalia - Skor 9
- 3. Venezuela - Skor 10
- 4. Suriah - Skor 12
- 5. Yaman - Skor 13
- 6. Libya - Skor 13
- 7. Eritrea - Skor 13
- 8. Guinea Khatulistiwa - Skor 13
- 9. Nikaragua - Skor 14
- 10. Sudan - Skor 15
Negara-negara ini menunjukkan skor yang sangat rendah, mencerminkan tantangan besar yang dihadapi dalam upaya memberantas korupsi. Seperti yang dinyatakan oleh Transparency International, skor CPI mencerminkan persepsi korupsi di sektor publik, bukan angka pasti dari jumlah korupsi yang terjadi.
Peringkat Indonesia dalam Indeks Persepsi Korupsi 2024
Dalam Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2024, Indonesia tidak memiliki peringkat yang jelas di antara 180 negara yang disurvei. Meskipun demikian, skor 34 menunjukkan bahwa persepsi publik terhadap korupsi di Indonesia masih sangat tinggi.
Perlu dicatat bahwa peringkat ini berfokus pada persepsi, bukan data aktual kasus korupsi. Hal ini berarti bahwa meskipun Indonesia tidak disebut sebagai salah satu negara paling korup, persepsi masyarakat tentang korupsi tetap menjadi masalah yang serius.
Kasus-kasus korupsi besar, seperti skandal di Pertamina, hanya semakin memperburuk citra Indonesia di mata internasional. Seperti yang diungkapkan oleh Transparency International.
"Korupsi adalah masalah berbahaya di setiap belahan dunia," dan Indonesia tidak terkecuali.
Pentingnya Memahami Indeks Persepsi Korupsi

Indeks Persepsi Korupsi (CPI) adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat korupsi di berbagai negara. Namun, CPI bukanlah satu-satunya alat untuk mengukur korupsi dan mungkin tidak sepenuhnya menangkap kompleksitas masalah ini di setiap negara. Oleh karena itu, penting untuk melihat CPI sebagai bagian dari gambaran yang lebih besar.
Data CPI memberikan wawasan tentang bagaimana masyarakat memandang integritas pemerintah dan institusi publik. Dalam konteks ini, negara-negara dengan skor rendah sering kali menghadapi masalah dalam hal transparansi dan akuntabilitas, yang membuat upaya pemberantasan korupsi menjadi semakin sulit.
Seperti yang diungkapkan oleh Transparency International, korupsi tidak hanya merugikan perekonomian, tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan skor CPI harus menjadi prioritas bagi negara-negara yang terdaftar dalam daftar ini.
Faktor Penyebab Korupsi di Negara Terkorup
Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap tingginya tingkat korupsi di negara-negara terkorup di dunia. Beberapa di antaranya meliputi:
- Kelemahan Institusi: Banyak negara terkorup memiliki institusi yang lemah dan kurang efektif dalam menegakkan hukum.
- Kurangnya Transparansi: Ketidakjelasan dalam pengelolaan anggaran dan pengadaan publik sering kali menciptakan celah bagi praktik korupsi.
- Budaya Korupsi: Di beberapa negara, korupsi telah menjadi bagian dari budaya, di mana praktik suap dan gratifikasi dianggap sebagai hal yang biasa.
Aspek-aspek ini saling terkait dan menciptakan lingkungan yang memfasilitasi korupsi. Transparency International menekankan pentingnya reformasi untuk meningkatkan integritas publik dan mengurangi korupsi.