Mengenal Sesar Semangko, Bentukan Geologi Pemicu Gempa Bumi di Pulau Sumatera
Patahan ini membentang dari Pulau Sumatera bagian utara hingga selatan mulai dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung serta membentuk Pegunungan Barisan.

Patahan atau Sesar Semangko ini merupakan bentukan geologi yang masih tergolong muda dan bisa dijumpai di daerah Ngarai Sianok, Kota Bukittinggi dan menjadi patahan paling aktif dan paling panjang. Sesar sepanjang 1.900 km ini menjadi pemicu utama terjadinya bencana alam gempa bumi di Pulau Sumatera.
Dikutip dari situs Antara, Sesar Semangko membentang dari Aceh hingga Teluk Semangko di Provinsi Lampung. Sesar tersebut mengikuti garis pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Selain gempa, Sesar ini juga membentuk sesar-sesar minor akibat getarannya.
Dampak terbesar Sesar Semangko ini bisa dilihat pada tahun 2004 silam ketika Banda Aceh dilanda gempa berkekuatan besar serta diiringi dengan gelombang Tsunami yang mengakibatkan ribuan jiwa kehilangan nyawanya. Sejak saat itu tekanan Sesar Semangko semakin meningkat signifikan.
Karakteristik Sesar Semangko
Dihimpun dari situs indonesia.go.id, Pulau Sumatera berada di area seismik yang tinggi di dunia. Sesar Semangko ini merupakan barisan yang memiliki arah pergeseran lateral sehingga termasuk dalam kategori sesar 'Strike-slip'.
Sesar 'Strike-slip' ini merupakan salah satu dari tiga jenis sesar yang ditandai dengan pergerakan mendatar, baik itu ke kanan maupun ke kiri. Sesar yang juga disebut dengan Great Sumatran Fault ini termasuk pemicu utama terjadi gempa bumi terutama di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera.
Sesar Semangko sudah terbentuk sejak jutaan tahun lalu ketika lempeng Samudera Hindia-Australia menabrak secara menyerong bagian barat Sumatera yang menjadi bagian dari lempeng Eurasia.
Picu Gempa Besar

Sesar Semangko ini pada suatu saat akan tidak mampu menahan tekanan sehingga menghasilkan getaran gempa bumi yang berpusat di sekitar zona penunjaman atau subduksi. Namun, bidang kontak akan kembali merekat sampai suatu saat bakal terjadi gempa lagi.
Contoh ini terlihat jelas ketika Banda Aceh dilanda gempa bumi dan tsunami pada tahun 2004 silam. Komponen kedua berupa gaya horizontal yang sejajar arah palung dan menyeret bagian barat pulau ini ke arah barat laut. Gerakan inilah yang menciptakan retakan memanjang sejajar batas lempeng.
Beberapa titik Sesar Semangko merupakan zona lemah yang dapat ditembus magma dari dalam bumi. Getaran gempa bisa memicu air di permukaan bisa menyentuh magma.
Maka dari itu, saat gempa bumi kerap terjadi letupan uap atau (letupan freatik) yang diikuti dengan munculnya gas beracun. Peristiwa bencana alam ini pernah terjadi di Suoh, Provinsi Lampung pada tahun 1933 silam.
Zonasi Wilayah Ancaman Gempa
Sesar Semangko ini terbagi dalam tiga zona wilayah, meliputi bagian utara, tengah, dan selatan. Secara keseluruhan, sesar ini terbagi dalam 19 segmen yang berbeda. Dari keseluruhan, tujuh di antaranya berada di Provinsi Sumatera Barat dan memiliki potensi bencana alam yang besar.
Segmen ini juga dikenal sebagai sesar minor, yang menghasilkan gempa bumi yang terbatas pada daerah yang lebih pendek dibandingkan panjang total sesar.
Ketujuh segmen ini terdiri dari Segmen Angkola, Segmen Barumun, Segmen Sumpur, Segmen Sianok, Segmen Sumani, Segmen Suliti, dan terakhir Segmen Siulak.