Linda Gumelar Desak Pemerintah Libatkan Lembaga Kemasyarakatan Tangani Stroke
Penyakit stroke menjadi penyebab matinya kehidupan.
strokeLinda mengatakan, pemerintah wajib bekerja sama dengan melibatkan lembaga kemasyarakatan.
Linda Gumelar Desak Pemerintah Libatkan Lembaga Kemasyarakatan Tangani Stroke
Bencana otak atau stroke di Indonesia menyerang lebih dari 2,1 juta rakyat dengan usia 15 tahun ke atas. Penyakit ini menjadi penyebab kematian.
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak Kabinet Indonesia Bersatu, Linda Amalia Gumelar mendesak pemerintah untuk segera menangani masalah bencana otak.
Linda mengatakan, pemerintah wajib bekerja sama dengan melibatkan lembaga kemasyarakatan. Tanpa upaya ke arah itu, mustahil bisa menangani masalah bencana otak.
- Kisah Haru Pak Slamet, Juru Parkir yang Alami Tubuh Kaku Tapi Harus Tetap Bekerja untuk Keluarga
- Tangani Penyandang Disabilitas, Kemensos Gandeng PP Muhammadiyah
- Bahaya Malas Gerak yang Sering Diabaikan, Bisa Tingkatkan Risiko Stroke dan Jantung
- Gerindra Usung Nasir-Wardan di Pilkada Riau: Jadikan Rakyat Lebih Tebal Dompetnya
- VIDEO: Bareskrim Polri Ungkap Laboratorium Narkoba di Bali, Jaringan 'Escobar' RI Ada WNA Ukraina & Rusia
- Jokowi soal Izin Tambang: Bukan Diberikan ke Ormas, Tapi Badan Usahanya
"Pemerintah harus melibatkan lembaga kemasyarakatan," kata Linda di Kantor Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Menara Kuningan, Jl. R. Rasuna Said, Jaksel, Sabtu (21/1).
Biaya Penanganan Stroke Naik Rp1 Triliun
Kementerian Kesehatan mencatat populasi stroke di Indonesia berdasarkan hasil diagnosis dokter pada tahun 2018 mencapai 2.120.362 jiwa.
Pengeluaran untuk biaya pengobatan dan perawatan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kes) belakangan ini, setahun naik Rp1 triliun. Tahun sebelumnya sekitar Rp2 triliun, kini menjadi Rp3 triliun.
Dewan Pengawas Yastroki, Teguh Ranakusuma menjelaskan, stroke serupa dengan matinya kehidupan. Penderita mengalami sakit menahun sehingga kehilangan keleluasaan aktivitas di dalam maupun luar rumah.
Tak sedikit penderita stroke terpaksa diberhentikan sebagai tenaga kerja.
"Saya kena stroke dipicu sering marah saat bekerja,"
kata Suhadi.
merdeka.com
Langkah kaki Suhadi mengalami kekakuan otot. Pengakuan serupa dikemukakan sejumlah penyintas stroke yang lain.