
Batu Bara Rendah Kalori Bisa Bermanfaat untuk Pertanian, Ini Hasil Penelitian UGM
Teknologi ekstraksi asam humat dikembangkan UGM bekerja sama dengan PT Bukit Asam
Teknologi ekstraksi asam humat dikembangkan UGM bekerja sama dengan PT Bukit Asam
Indonesia merupakan negara dengan ekspor batu bara yang cukup besar. Namun cadangan batu bara yang dimiliki didominasi oleh batu bara peringkat rendah sehingga nilai harga jualnya rendah bahkan tidak laku di pasaran.
Kondisi ini membuat banyak produsen batu bara melakukan peningkatan nilai kalori batu bara dengan upgrading browning coal, namun memakan biaya yang cukup besar sehingga secara ekonomi dianggap tidak efisien.
Peneliti dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Ferian Anggara, mengatakan bahwa batu bara dengan nilai kalori rendah dapat memiliki nilai tambah dengan perlakuan proses grinding, oksidasi, dan ekstraksi sehingga bisa menghasilkan produk asam humat.
Produk asam humat ini memiliki manfaat di bidang pertanian karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dalam menyerap unsur hara, resistensi air, dan meningkatkan kapasitas pertukaran kation.
kata Ferian dikutip dari Liputan6.com.
Ferian mengatakan riset teknologi ekstraksi asam humat dari batu bara itu menjalin kerja sama dengan PT Bukit Asam yang diketahui memiliki IUP Peranap di mana terdapat produksi batu bara dengan nilai kalori yang rendah.
“Mereka kesulitan untuk menjual produk batu baranya. Salah satu hal yang kami ajukan adalah dengan memanfaatkan batu bara peranap tersebut menggunakan ekstraksi asam humat ini,” kata Ferian.
Ia melanjutkan, dari hasil penelitannya setiap ekstraksi satu ton batu bara peranap mampu menghasilkan 50 persen asam humat (500 kilogram). Padahal awalnya tim dari Ferian Anggara hanya menargetkan hasil ekstraksi asam humat sebesar 20 persen setiap satu ton batu bara peranap dan nilai kalori batu barapun meningkat sebesar 20 persen setelah dilakukan ekstraksi.
“Jadi hasil akhir dari ekstraksi asam humat ini ada dua, bisa menghasilkan asam humat yang bisa kita jual dan sisanya batu bara dengan peningkatan nilai jumlah kalori yang signifikan,” ujar Ferian.
Ia menjelaskan teknologi ekstraksi asam humat itu sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah batu bara yang diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2020. Kerja sama pengembangan teknologi ekstraksi asam humat yang dilakukan UGM dan Bukit Asam adalah percepatan hilirisasi produk asam humat agar dapat diproduksi secara massal.
“Tahun depan pada 2024 kami akan membuat prototipe dengan skala produksi asam humat 60 ton per tahun dari batu bara peranap di wilayah Riau Tengah,” pungkas Ferian.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada sejumlah makanan tinggi kalori untuk bayi yang bisa bantu memenuhi kebutuhan gizi si kecil.
Baca SelengkapnyaIni adalah resep es krim sehat tanpa susu dan krim yang tinggi lemak.
Baca SelengkapnyaKenali kebutuhan kalori seiring pertumbuhan usia untuk memaksimalkan kerja tubuh.
Baca SelengkapnyaMungkin kita berpikir nasi adalah penyumbang kalori terbesar. Padahal, ada makanan lain yang menjadi sumber kalori terbesar untuk tubuh.
Baca SelengkapnyaBerikut teknologi yang disebut-sebut bisa pantau efisiensi energi di pabrik.
Baca SelengkapnyaPLTU Batu Bara berdampak pada kesehatan masyarakat. Sehingga tanpa PLTU, dapat menekan biaya kesehatan.
Baca SelengkapnyaKemandirian energi masyarakat Ciptagelar sepatutnya bisa jadi contoh bagi desa-desa lain.
Baca Selengkapnya