
Hampir Berdiri Setengah Abad, Begini Sejarah TK Gudang Peluru Jaksel
TK ini pernah menjadi sistem pendidikan percontohan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
TK ini pernah menjadi sistem pendidikan percontohan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Taman Kanak-Kanak (TK) Gudang Peluru dibangun sejak tahun 1975 silam. Terhitung telah berumur 48 tahun atau menghampiri usia setengah abad.
Dari tahun ke tahun, TK Gudang Peluru semakin eksis di kalangan masyarakat Gudang Peluru, Jakarta Selatan (Jaksel). Sebab, TK ini pernah menjadi sistem pendidikan percontohan yang dilakukan pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Terletak di bilangan Gudang Peluru, yang notabenenya kawasan gedongan Jakarta pada masanya hingga saat ini.
TK Gudang Peluru menawarkan pendidikan inklusif yang menjangkau golongan masyarakat manapun, terutama warga menengah ke bawah.
Kembali ke tahun 1975, didorong oleh masyarakat Gudang Peluru, yang kala itu mayoritas berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemprov DKI, dengan keinginan luhur akhirnya mereka mendirikan TK Gudang Peluru ini. Berkat swadaya seadanya, mereka mampu mengolektifkan tenaganya untuk membentuk Yayasan Persatuan Ibu-Ibu Gudang Peluru (PIGP).
"Dengan semangat gotong royong, TK ini didirikan pada tahun 1975, artinya sebentar lagi udah mau setengah abad. Dulu TK ini dibangun oleh swadaya masyarakat yang membentuk Yayasan PIGP," kata Endang, Kepala Sekolah TK Gudang Peluru, ketika diwawancarai, Selasa (19/9).
Endang menuturkan, tujuan dibangunnya TK ini adalah untuk mengisi struktur pendidikan yang lebih baik. Dia menyebut, pada tahun 1973 Sekolah Dasar (SD) mulai dibentuk, berangkat dari hal itu, ibu-ibu Gudang Peluru berinisiatif membangun TK untuk mengakselerasi kemampuan anak-anak ke jenjang pendidikan berikutnya.
"Dulu, tahun 1973 kan SD udah mulai terbentuk ya, nah dibangunlah TK-nya untuk akselerasi anak-anak juga. Terus, dulu kan banyak keluarga muda, butuh sekolah awalan yang jaraknya lebih dekat. Dibantu juga sama pegawai di sini yang kerja di Pemprov DKI dibantu lah perizinannya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Megha, salah satu orang tua murid mengatakan, pada masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, TK Gudang Peluru pernah dijadikan pendidikan percontohan bagi daerah lainnya, karena letaknya yang di tengah-tengah kawasan elite Gudang Peluru, dan terintegrasi oleh SDN Kebon Baru 05 yang jaraknya hanya 230 meter.
Kini, TK Gudang Peluru memiliki 13 murid. Kuantitas murid ini semakin berkurang sejak ada isu penggusuran di tahun 2019. Jumlah pekerja atau guru di TK ini ada empat orang, dengan komposisi satu kepala sekolah dan tiga pengajar.
Reporter magang: Fandra Hardiyon
TK Gudang Peluru menawarkan pendidikan inklusif yang menjangkau golongan masyarakat manapun
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penerapan tarif tertinggi ini akan berlaku di 131 titik lokasi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaTak ingin ditilang, ia pun rela bersembunyi dengan cara tak terduga. Aksinya bak petak umpet dengan petugas kepolisian ini sontak menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaBeberapa kampanye malware menyerang China. Ulah siapa?
Baca SelengkapnyaKeterbatasan Rully tak menyurutkan niatnya untuk terus dinas dan mengabdi kepada satuan Polri. Sikap tangguh pun juga ditunjukkan sang istri.
Baca SelengkapnyaPotret orang pertama asal Indonesia yang akan perankan karakter Princess Jasmine dalam tur musikal Aladdin di Inggris.
Baca SelengkapnyaPAM Jaya bakal mengirimkan air bersih dengan menggunakan truk tangki yang akan dibagikan secara gratis ke wilayah terdampak.
Baca SelengkapnyaKeempat tersangka baru ini langsung ditahan di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaKurikulum merdeka diterapkan untuk menangangi krisis pendidikan Indonesia.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo berkomitmen untuk menghadirkan sekolah gratis se-Indonesia untuk masyarakat yang kurang mampu.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya
Baca SelengkapnyaSaat musim kemarau tinggi muka air di bagian Pintu Air Manggarai, mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPenertiban dilakukan karena banyaknya bangunan di kawasan tersebut yang tidak memiliki izin
Baca Selengkapnya