Marsekal TNI AU Sederhana & Antikorupsi, Sampai Meninggal Rumah Belum Lunas
Marsekal Suryadi Suryadarma Memimpin TNI AU Tahun 1946-1962. Tak Pernah Terpikir Untuk Korupsi Atau Memperkaya Diri Sendiri.

Marsekal Suryadi Suryadarma adalah pendiri TNI AU. Dia membangun kekuatan udara hampir dari nol.

Marsekal Legendaris TNI AU Sederhana & Antikorupsi, Sampai Meninggal Rumah Belum Lunas

Marsekal Suryadi Suryadarma Memimpin Angkatan Udara Republik Indonesia Tahun 1946-1962
Di bawah komandonya, TNI AU membangun kekuatan hingga menjadi salah satu yang paling disegani di Asia pada awal era 1960an.
Mulai tahun 1958, TNI AU membeli MiG-15 UTI dan MiG-17 Fresco dari Polandia. Dari Uni Soviet, TNI AU membeli pesawat pengebom TU-16 dan persenjataan lain.
Inilah awal pembelian senjata secara besar-besaran untuk menghadapi Belanda di Irian Barat.

Nilai Kontrak Pembelian Senjata ke Blok Timur itu Ratusan Juta Dolar
Di tengah segala kesempatan, Suryadarma sama sekali tak tergoda untuk korupsi.
Dia tak mau memanfaatkan anggaran negara untuk kepentingan pribadi.
Sang Marsekal dikenal sebagai orang yang jujur dan antikorupsi.

Saking Lurusnya, Rumah Yang Ditempatinya Belum Lunas Saat Suryadarma Meninggal Tahun 1975.
Menteri Pertahanan Iwa Kusuma Sumantri berkali-kali memberikan tanah dan rumah,
Namun oleh Suryadarma selalu dihibahkan untuk kepentingan TNI AU
Menteri Iwa Sampai Geleng-Geleng Melihat Lurusnya Marsekal Suryadarma
"Ini tanah dari saya pribadi ya. Jadi jangan diberikan ke AURI lagi," pesan Iwa saat (kembali) memberikan tanah untuk Suryadi.
Namun tanah di Kalibata tersebut malah akhirnya terkena pelebaran Taman Makam Pahlawan.
Sampai dengan akhir hayatnya, Suryadarma masih menyicil rumah yang ditempatinya dari tahun 1950.
Akhirnya cicilan tersebut baru dilunasi TNI AU di era Kasau Saleh Basarah.

Kemana-mana, dia selalu membawa bekal makanan dan termos air minum.

Marsekal Suryadarma Juga Dikenal Nyaris Tak Pernah Makan di Restoran
Suryadarma Pun Sering Blusukan Hingga ke Pangkalan TNI AU yang Terpencil.
Hal ini dilakukannya diam-diam untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya terjadi.
Uniknya, dia selalu membawa veldbed atau tempat tidur lipat sendiri.
Biasanya Suryadarma akan tidur di base ops pangkalan dengan bekal tempat tidur lipatnya itu.
