Kecil Cari Uang Menyemir Sepatu Tentara, Ternyata Nasibnya Jadi Jenderal Bintang Empat
Masa kecilnya dihabiskan di tengah keprihatinan. Siapa sangka kemudian karir militernya sangat bersinar hingga jadi jenderal.
Masa kecilnya dihabiskan di tengah keprihatinan. Siapa sangka kemudian karir militernya sangat bersinar hingga jadi jenderal.
Aneka pekerjan dilakoninya di waktu kecil untuk membantu orang tua.
Mulai berjualan air di stasiun kereta, menjual rokok eceran, hingga menjadi pesuruh di markas militer.
Ini kisah perjuangan Jenderal legendaris TNI.
Saat remaja, Try Sutrisno menjadi pesuruh di markas militer TNI di Purwoasri, Kediri.
Sebutannya tobang, tugasnya bantu-bantu di barak. Mulai dari mencuci piring, mengangkut barang, mengelap senjata hingga menyemir sepatu.
Di hatinya mulai muncul keinginan menjadi seorang prajurit TNI.
Try mendaftar ke Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) di Bandung. Sayangnya dia sempat dinyatakan tidak lulus.
Postur tubuh Try dinyatakan tidak lolos. Ini karena Try punya hobi mengangkat beban.
Try sudah pasrah tidak bisa menjadi seorang perwira militer. Namun nasib baik ternyata berpihak padanya.
Setelah dinyatakan tidak lulus, tiba-tiba Try menerima surat dari Direktur Zeni AD, Brigadir Jenderal GPH Djatikusumo.
Isinya, Try dipanggil kembali untuk melakukan tes psikologi susulan.
Ini merupakan peristiwa langka. Biasanya jika calon sudah dinyatakan gugur, tidak akan menerima surat panggilan.
Akan tetapi Brigjen Djatikusumo punya penilaian tersendiri pada sosok Try.
Try kembali mengikuti tes. Hasilnya baik. Dia dinyatakan lulus dan berhak menempuh pendidikan di Atekad Bandung.
Dia lulus tahun 1959 dan dilantik menjadi perwira zeni dengan pangkat Letnan Dua.
Soeharto rupanya merasa cocok dengan perwira tersebut. Try sempat ditahan beberapa kali sebelum Soeharto rela melepasnya sebagai ajudan.
Dia menjadi Kepala Staf Kodam Udayana, lalu Panglima Kodam Sriwijaya.
Try kemudian menjadi Pangdam Jaya. Wakil Kasad, dan kemudian Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal Rudini.
Dia menjadi Kasad ke-15 dan dilantik tahun 1986 dengan pangkat jenderal bintang empat.
Bocah yang dulu menyemir sepatu tentara itu akhirnya diangkat menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Dia kemudian menjadi wakil Presiden RI mendampingi Soeharto.
UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaPasar Loak Jatinegara jadi surga bagi pencinta barang bekas. Jangan dilewaktkan.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Askolani akhirnya buka suara soal tingginya sanksi administrasi barang impor.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan marketplace itu menjual senjata yang dikamuflasekan dengan mainan model koleksi.
Baca SelengkapnyaDia nekat kabur dari rumah demi menghindari tagihan utang. Di tanah perantauan, sosoknya tinggal di gubuk sederhana.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Jenderal Bintang 4 TNI senior berkumpul dalam satu meja.
Baca SelengkapnyaMerayakan ulang tahun tak harus dengan perayaan mewah, tetapi juga bisa dengan cara sederhana dan membekas.
Baca SelengkapnyaBelakangan marak tren beri kejutan pasangan dengan cincin maupun uang. Siapa sangka tren ini bisa dilakukan juga oleh kakak beradik.
Baca SelengkapnyaSerda Adan menjual tiga nama yang disebutnya sebagai perwira TNI AL untuk memuluskan tindak kejahatannya.
Baca Selengkapnya