Tanam Cabai, Kelompok Petani Ini Raup Omzet Jutaan Rupiah Tiap Kali Panen
Awalnya, petani setempat pesimis dapat menghasilkan cabai yang bagus meski mereka mengikuti caranya bertanam.
Awalnya, petani setempat pesimis dapat menghasilkan cabai yang bagus meski mereka mengikuti caranya bertanam.
Kurangnya minat menjadi petani di negeri agraris membuat Yuniarti prihatin.
Dengan ilmu tanam yang dia bagikan kepada tetangga, kini kelompok petani yang dia bimbing setidaknya memiliki pendapatan Rp7 juta setiap kali panen.
Dalam akun YouTube CapCapung, Yuniarti bercerita, penduduk di Desa Gebang, Girisuko, Gunung Kidul, Jawa Tengah, awalnya bertanam jagung dan kacang-kacangan. Namun, hasil tanam tidak cukup bagus.
Dia menilai tanaman cabai cocok jika ditanam di tanah bebatuan.
Dia mengaku yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tentang pertanian hanya sekadar mencoba.
Menjajal menanam cabai sebagai pengganti tanaman jagung dan kacang-kacangan yang mulai ditinggalkan penduduk setempat.
"Saya berpikir tanam apa yang menguntungkan. Saya awalnya tanam cabai sendiri, kemudian tetangga lihat ikutan menanam cabai hingga sekarang berkembang," kata Yuniarti dikutip pada Selasa (17/10).
Namun, berkat ketekunan Yuniarti, hasil cabai petani memiliki kualitas baik dan layak jual. Dia mengatakan, varietas cabai yang cocok ditanam di tanah bebatuan yaitu cabai trisula.
Berkat membagi ilmu dan teknik menanam cabai yang benar, pendapatan para petani yang sebelumnya merosot karena hasil tani yang kurang bagus, perlahan mulai membaik.
"Tanam pertama sudah habiskan sekitar 1.000 kotak saya perkirakan menghasilkan sekitar 50 ton atau sekitar Rp500 jutaan kalau harga jual terendah Rp50.000. Paling enggak kelompok petani yang terdiri 70 orang dapat Rp7 jutaan Dari hasil panen cabai," jelasnya.
"Hasilnya sudah tahu dari pada kerja, ya memang sama-sama cari uang tapi kita juga harus manfaatkan tanah sendiri," imbuhnya.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai harga cabai rawit sebesar Rp23.000 per kg di pasar Malangjiwan di Karanganyar, Jawa Tengah terlampau murah.
Baca SelengkapnyaPria asal Depok itu bercerita beberapa kali mencoba melamar ke beberapa Komando Resor Militer (Korem) di bawah naungan Kodam Jaya.
Baca Selengkapnya"Mereka cerita apa tolong kami pak, karet kami harganya hancur sudah, pupuknya mahal, obat-obatanya mahal," kata Ganjar
Baca SelengkapnyaWonosobo menyimpan rahasia. Salah satu desanya ternyata ada banyak rumah mewah.
Baca SelengkapnyaHeru Winoto jatuh cinta dengan dunia pertanian karena orang tuanya petani. Kini ia punya satu hektare lahan cabai. Dari modal Rp15 juta kini untung Rp125 juta.
Baca SelengkapnyaGanjar berterimakasih kepada buruh pabrik yang mendukung ratusan triliun rupiah investasi masuk ke Jateng.
Baca SelengkapnyaMiris, jumlah petani di Banyuwangi terus berkurang. Pemkab Banyuwangi janji beri modal bisnis pertanian anak muda.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan petani tembakau di Kudus
Baca Selengkapnya