Survei: Generasi Z Paling Melek Medsos Tapi Lebih Suka Belanja ke Toko Langsung
Kemudahan transaksi digital juga mempengaruhi kebiasaan belanja generasi Z ini.
Kemudahan transaksi digital juga mempengaruhi kebiasaan belanja generasi Z ini.
Generasi kelahiran di tahun 1995-2010, atau generasi Z hidup dan tumbuh sebagai digital native. Kemudahan transaksi digital juga mempengaruhi kebiasaan belanja generasi Z ini. Di tengah menjamurnya belanja online, baik melalui e-commerce ataupun live shopping di media sosial seperti TikTok dan Instagram, sebuah survei justru menunjukan generasi Z yang paham teknologi, cenderung menyukai berbelanja di toko ritel atau belanja langsung.
Sebuah laporan baru oleh ICSC yang dikutip Business Insider, melakukan survei kepada 1.008 orang berusia 16-26 tahun, tentang kebiasaan dan preferensi belanja mereka.
Dari survei tersebut menunjukan 95 persen Gen Z suka berbelanja online. Namun, sebanyak 97 persen, mereka yang suka berbelanja online juga menikmati pergi ke mal.
Kemudian, 28 persen responden mengatakan mereka dapat melihat, dan menjajal produk itu secara langsung. Sementara 11 persen senang karena tidak perlu membayar ongkos kirim.
Sementara seperempat mengatakan mereka lebih suka rantai seperti Dollar General dan Family Dollar.
Satu dari lima paling sering dibeli dari pengecer mode cepat seperti Shein atau Zara. Sementara hanya 13 persen yang mengatakan toko barang bekas atau barang bekas. Hasil survei ICSC yang dikutip Business Insider juga mengulas, media sosial menjadi faktor utama dalam kebiasaan berbelanja Gen Z. Sebanyak 85 persen responden mengatakan media sosial memengaruhi para responden ketika ingin membeli sesuatu.
Generasi Z dikategorikan sebagai kelompok pembelanja yang rakus dengan media sosial. Meskipun mereka adalah generasi yang lebih sadar sosial, ini tidak diterjemahkan ke dalam kebiasaan membeli mereka.
Para peneliti dari Universitas Sheffield Hallam di Inggris menemukan, meskipun hampir setengah dari Gen Z mengkhawatirkan implikasi lingkungan dari industri mode cepat, 90 persen masih membeli dari merek mode cepat.
Hanya 25 persen generasi milenial, atau mereka yang lahir di periode 1980-1995, membeli satu produk atau merk karena media sosial.
Baca SelengkapnyaSurvei juga menunjukan generasi Z juga kerap menunda berlibur. Penyebabnya antara lain beban kerja yang membuat stres dan kendala keuangan.
Baca SelengkapnyaSurvei ini dilakukan Samsung and Morning Consult melibatkan 1.000 generasi Z berusia 16-25 tahun.
Baca SelengkapnyaSituasi tersebut harus disikapi dengan upaya serius untuk menstimulasi wawasan kebangsaan bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaDalam hasil survei tersebut memuat data sekitar 45 persen usia investor generasi Z di adalah 21 tahun.
Baca SelengkapnyaDua awak media yang mendapat tindakan kekerasan itu ialah kameramen Kompas TV dan reporter CNN Indonesia.
Baca SelengkapnyaPAN memandang UMKM perlu lecutan atau penggerak agar dapat go digital.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Ganjar Mahfud terendah ada di wilayah Kalimantan dengan (9,8 persen).
Baca SelengkapnyaLangkah mudah ini dapat membantu Anda memindahkan tulisan tangan ke catatan digital.
Baca Selengkapnya