Benarkah Gerakan Boikot Bisa Buat Ekonomi Israel Melemah? Begini Penjelasannya
Sebuah organisasi yang cukup populer untuk mengajak menolak produk Israel ialah Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) Indonesia.
Sebuah organisasi yang cukup populer untuk mengajak menolak produk Israel ialah Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) Indonesia.
Konflik antara Israel dan Hamas di pihak Palestina telah memicu gerakan boikot di berbagai belahan dunia. Salah satunya di Indonesia.
Di jagat sosial media, dengan mudah dapat menemukan gerakan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap mendukung Israel.
Lantas apakah gerakan boikot ini berdampak efektif untuk melemahkan ekonomi Israel?
Pegiat BDS Indonesia, Giri Taufik menjelaskan bahwa organisasi tersebut sudah berdiri sejak 2021 yang merupakan bagian dari gerakan global BDS yang diinisiasi oleh aktivis Palestina, Omar Barghouti.
Giri menerangkan bahwa tujuan utama dari gerakan boikot tersebut adalah memberi tekanan pada perusahaan-perusahaan yang memberikan dukungan terhadap serangan Israel ke Palestina.
"Strategi boikot itu untuk memberikan rasa akuntabilitas bahwa perusahaan-perusahaan ini bertanggung jawab atas apa yang dilakukan Israel," kata Giri.
Sementara itu, Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus menilai gerakan boikot terhadap produk-produk buatan Israel maupun yang terlibat mendukung serangan ke Palestina tidak sepenuhnya efektif melumpuhkan ekonomi Israel.
Mengingat, eksistensi produk-produk UMKM lokal masih belum sanggup bersaing ataupun menggantikan produk perusahaan level multinasional yang hendak diboikot.
"Meskipun raksasa-raksasa itu dipaksa jatuh, kita butuh waktu untuk membangkitkan yang kecil-kecil ini (UMKM lokal)," jelas Heri.
Untuk itu, Heri menyebut gerakan aksi boikot terhadap produk-produk Israel maupun negara sekutu masih sebatas bentuk protes politik. Di mana, Indonesia sebagai negara mayoritas muslim mengecam serangan terhadap warga Palestina di jalur Gaza.
Sebelumnya, gerakan boikot ekonomi internasional ini dapat mempengaruhi perekonomian Israel yang sangat bergantung pada perdagangan dan investasi internasional.
PBB, Bank Dunia dan para ahli lainnya mengatakan sejauh ini gerakan BDS mempunyai dampak terhadap perekonomian Israel.
Sebut saja Carmel Agrexco, perusahaan ekspor pertanian terbesar di Israel.
Perusahaan tersebut sampai mengalami likuidasi akibat aksi boikot besar-besaran di sejumlah wilayah.
Akibatnya, petani Israel kesulitan mengekspor barang sehingga hal ini berdampak buruk pada perekonomian Israel.
Jika perang berlanjut hingga tahun 2025, maka pertumbuhan ekonomi Israel akan stagnan hanya sebesar 0,2 persen.
Baca SelengkapnyaLewat cara pemboikotan maka umat manusia sudah mampu membantu selain melalui donasi.
Baca SelengkapnyaAktivitas ekonomi di Jalur Gaza lumpuh akibat serangan Israel yang menyasar kelompok Hamas.
Baca SelengkapnyaSemakin sedikit dukungan terhadap Israel, maka semakin mudah untuk menekan Israel dan menghentikan konflik di Palestina.
Baca SelengkapnyaPara ekonom ingin Israel mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan membuka kembali anggaran tahun 2024.
Baca SelengkapnyaILO memperingatkan dampak akibat perang terhadap ekonomi Palestina akan berlangsung selama bertahun-tahun mendatang.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Palestina akan melambat akibat perang yang terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaUtang Israel diperkirakan akan meningkat tajam, yang akan membuat perekonomian Israel terpukul.
Baca SelengkapnyaDampak dari boikot terhadap produk, merk, atau kerja sama yang berkaitan dengan Israel cukup signifikan.
Baca Selengkapnya