Bak Sinetron, Amin Tukang Bubur di Blitar yang Sukses Pergi Haji dan Berharta Rp10 Miliar
Pada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Pada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Masih ingat dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji di salah satu stasiun televisi swasta? Sebuah tayangan keluarga yang awet bertahun-tahun karena diproduksi 2.185 episode.
Sinetron tersebut mengisahkan tentang seorang tukang bubur yang bercita-cita pergi ke Mekkah untuk menjalankan rukun islam ke-5 yakni pergi haji.
Berkat keuletan dan kesederhanaan Sulam, tokoh utama sinetron ini, dia berhasil naik haji dari hasil berjualan bubur ayam.
Seorang warga Blitar ini mewujudkan mimpinya untuk pergi ke Baitullah dengan merintis bisnis bubur.
Pada tahun 2012, Amin memulai usaha berjualan bubur di Blitar. Awalnya Amin hanya menjual bubur bayi.
Dia bercerita, awal memulai usaha bubur ayam, hanya mendapatkan uang Rp12.000.
Dia tetap menjual bubur ayam setiap hari. Berkat ketekunannya perlahan pelanggannya bertambah.
Setelah hampir dua bulan pendapatannya sehari bisa Rp200.000.
“Dalam waktu dua bulan lebih sedikit, itu sudah dapat uang Rp200.000,” kata Amin.
Tak puas hanya memiliki 2 lapak jualan, Amin berambisi membuka banyak cabang. Cara yang ditempuh yakni dengan menggandeng mahasiswa untuk bekerja sama.
Dia mengajak mereka untuk membuka lapak dan menjual bubur buatannya.
Strategi ini pun sukses membuat dirinya memiliki 30 cabang. Tak hanya di Kediri, dia bahkan membuka cabang di beberapa kota lainnya.
“Saya sendiri buka hampir 30 tempat sampai ke kediri hingga Trenggalek. Saya cari orang untuk membantu, kebanyakan anak-anak mahasiswa,” kata Amin.
Uang tersebut pun digunakan untuk mendaftarkan diri untuk naik haji.
Sukses dengan usaha bubur yang ia lakukan, Amin mengembangkan bisnisnya di bidang pariwisata.
Dia kemudian membuka wisata edukasi yang diberi nama Wisata Kampung Bubur.
“Mental kaya harus kita instal dalam diri kita, salah satunya dengan cara membantu orang lain, murah hati dan berakhlak baik,” kata Amin.
Mulai dari rumah, mobil, dan lainnya yang jika dikalkulasikan bisa mencapai Rp10 miliar.
Sebelum menjadi petani, Adli pernah bekerja sebagai tukang bangunan. Dia juga pernah bekerja di sebuah gudang garmen
Baca SelengkapnyaKisah hidup Bahlil Lahadalia sebelum sukses jadi pengusaha hingga menteri.
Baca SelengkapnyaMelalui PT Gudang Garam, Susilo menambah usaha yang dia miliki. Susilo merambah ke sektor non tembakau.
Baca SelengkapnyaSegala pekerjaan telah dilakukannya mulai dari pemecah batu, penggali sumur, bertani, penjual ikan, penjual ubi, hingga menjadi pengembala sapi.
Baca SelengkapnyaMembangun bisnis untuk sukses tidak bisa instan. Harus melewati tantangan dan waktu panjang.
Baca SelengkapnyaWaktu yang dibutuhkan untuk melakukan peluncuran ini hanya 8 menit.
Baca SelengkapnyaUsaha camilan yang dia jalankan dimulai sejak tahun 2020 saat awal pandemi.
Baca SelengkapnyaPelaku mendapatkan imbalan Rp2 Juta untuk melaksanakan aksinya.
Baca SelengkapnyaJika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Baca Selengkapnya