

Bagi pria, betis yang besar merupakan salah satu penanda otot yang kuat selain bisep yang juga besar. Hal ini menyebabkan sejumlah pria juga melatih otot pada bagian betis mereka.
Siapa sangka, ukuran betis pria ini ternyata dapat menjadi indikator beberapa penanda kesehatan. Sejumlah pria yang mendedikasikan banyak waktu mereka untuk melatih betis tanpa disadari bisa memperoleh manfaat ini.
Dilansir dari Fatherly, berikut sejumlah kondisi kesehatan pria yang bisa dilihat dari ukuran betisnya.
Ukuran otot betis adalah indikator massa otot di seluruh tubuh, serta nutrisi yang cukup, menurut penelitian. Berdasar hasil peneltian lain,. semakin besar lingkar betis, semakin banyak massa otot anggota tubuh.
Berdasar sebuah penelitian, diketahui bahwa semakin besar betis, maka risiko stroke semakin kecil. Tanpa memerhatikan sejumlah faktor, orang yang memiliki betis yang lebih besar memiliki lebih sedikit timbunan lemak yang dikenal sebagai plak di arteri mereka.
Kondisi ini berarti mereka memiliki risiko lebih rendah terkena penyempitan pembuluh darah, penyakit arteri karotis, dan stroke. Para peneliti mengira hal ini terjadi karena betis besar memberikan tubuh tempat lain untuk menyimpan lemak yang bisa menjadi masalah jika masuk ke aliran darah.
Betis yang tebal mungkin mengurangi beberapa risiko kesehatan. Hal ini bisa membantu mengatasi penyakit hati berlemak nonalkohol, atau penumpukan lemak berlebihan di hati yang bukan akibat dari penyalahgunaan alkohol.
Betis berperan sebagai tempat dari penumpukan lemak, sehingga para ilmuwan menemukan bahwa lingkar otot betis yang lebih besar terkait dengan penumpukan lemak yang lebih banyak. Ukuran betis seseorang bahkan dapat digunakan untuk memperkirakan risiko masalah hati ini.
Otot manusia termasuk di bagian betis mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Proses ini, yang dikenal sebagai sarkopenia, dapat dimulai sejak usia 40 tahun dan berlanjut, tetapi masalah ini lebih umum terjadi pada lansia.
Sebagian besar studi tentang penurunan lingkar betis memiliki catatan yang sama — mereka berfokus pada orang tua, mungkin karena mereka mengalami penyusutan otot yang paling banyak. Untungnya, masalah kesehatan ini bisa dicegah dengan melakukan olahraga walau sudah berusia lanjut.
Semakin kecil betis seseorang, semakin tinggi detak jantung mereka dalam keadaan istirahat. Secara umum, detak jantung istirahat yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian terlepas dari kebugaran fisik. Walau begitu, detak jantung yang terlalu rendah juga tidak baik.
Untungnya, otot betis ini bisa terus dilatih untuk memaksimalkan dampak kesehatan ini.
Betis pria ternyata bisa menjadi penentu kondisi kesehatannya serta risiko di masa mendatang.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa ukuran tangan pria bisa menunjukkan sejumlah kondisi kesehatannya.
Baca SelengkapnyaHamil di usia tua (di atas 35 tahun), memiliki beberapa risiko terkait kesehatan ibu dan janin yang wajib diketahui.
Baca SelengkapnyaTidur siang bisa memberi banyak manfaat bagi kesehatan termasuk menurunkan risiko kanker.
Baca SelengkapnyaAda banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, dan penting bagi kita untuk memahami risiko-risiko tersebut.
Baca SelengkapnyaLama tak ketemu sang ayah yang bertugas di luar negeri, seorang bayi menangis lantaran tak mengenali ayahnya yang merupakan seorang prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaTekanan darah tingi dapat menempatkan ibu dan bayi pada risiko kesehatan selama kehamilan.
Baca SelengkapnyaMenjaga kesehatan jantung bisa dilakukan sejak usia muda atau setidaknya pada usia 30-an.
Baca Selengkapnya