Mitos dan Fakta Vasektomi yang Sering Bikin Orang Takut
Vasektomi merupakan prosedur medis yang memotong saluran sperma untuk mencegah kehamilan.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana untuk menetapkan syarat vasektomi bagi penerima bantuan sosial (bansos) di Jawa Barat. Bahkan, dia menjanjikan insentif Rp500.000 bagi pria yang ingin vasektomi.
Vasektomi merupakan prosedur medis yang memotong saluran sperma untuk mencegah kehamilan atau KB.
Menurut Dedi Mulyadi, vasektomi bisa mengurangi kemiskinan di Jawa Barat. Dengan vasektomi, angka kelahiran di wilayahnya bisa ditekan.
“Ya agar kelahirannya diatur dan angka kemiskinan turun, karena hari ini kan yang cenderung anaknya banyak itu cenderung orang miskin,” kata Dedi Mulyadi, Selasa (29/4).
Mitos dan Fakta Vasektomi
Di tengah ramainya wacana ini, tak sedikit masyarakat khawatir dengan informasi efek samping dari vasektomi. Salah satunya, bisa menyebabkan impotensi atau penurunan gairah seksual.
Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salam mengatakan, informasi tersebut tidak benar alias mitos. Dia memastikan, vasektomi hanya memutus aliran sperma, tidak mengganggu hormon atau ereksi.
“Tidak menyebabkan impotensi atau penurunan gairah seksual,” kata Ngabila.
Mitos lain adalah anggapan vasektomi menyebabkan peningkatan berat badan atau sama dengan kebiri. Rupanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Faktanya, berat badan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pola makan dan aktivitas fisik, bukan vasektomi. Sedangkan kebiri melibatkan pengangkatan atau penonaktifan testis, yang memengaruhi produksi hormon testosteron dan ciri-ciri seksual sekunder.
Selain itu, ada juga anggapan vasektomi meningkatkan risiko kanker prostat. Ngabila menegaskan, vasektomi sama sekali tidak meningkatkan risiko kanker prostat.
Efek Samping Vasektomi
Dokter yang kini menjadi Kepala Seksi Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari ini mengatakan, vasektomi termasuk prosedur medis yang relatif aman.
Namun, tetap ada beberapa efek samping, risiko, dan kemungkinan komplikasi yang bisa muncul, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Efek samping jangka pendeknya berupa nyeri atau rasa tidak nyaman di skrotum setelah prosedur. Kemudian, bengkak dan memar di area operasi, perdarahan ringan dari luka operasi, dan infeksi di bekas sayatan.
Infeksi ini bisa kemerahan, bernanah, atau terasa panas. Sementara komplikasi serius vasektomi adalah hematokel atau penumpukan darah di skrotum.
Peradangan akibat sperma yang bocor dari saluran vas deferens ke jaringan sekitar, kista berisi sperma yang tumbuh di epididimis, dan nyeri kronis pada testis. Namun, komplikasi serius ini jarang terjadi.