Kemlu RI: Tak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Pelabuhan Iran
Ledakan yang melanda pelabuhan di Iran pada hari Sabtu, 26 April 2025, awalnya mengakibatkan 14 kematian, namun jumlah korban tewas kini meningkat menjadi 25.

Sebuah ledakan hebat mengguncang Shahid Rajaee, pelabuhan utama di Bandar Abbas, Iran Selatan, pada hari Sabtu (26/4). Ledakan yang diduga disebabkan oleh bahan kimia dalam tangki gas ini mengakibatkan 14 orang meninggal dan sekitar 700 lainnya mengalami luka-luka.
Jumlah korban tewas kemudian meningkat menjadi 25 orang, sementara lebih dari 1.000 orang lainnya terluka. Namun, hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dan KBRI Teheran memastikan bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden ini.
"KBRI Teheran melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan WNI menjadi korban ledakan tersebut," kata Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah (Roy) Soemirat dalam pernyataan tertulisnya pada Minggu (27/4).
Ratusan WNI Tinggal di Iran
Berdasarkan informasi dari KBRI Teheran, terdapat sekitar 385 WNI yang tinggal di Iran, mayoritas merupakan mahasiswa yang menetap di Qom, sementara beberapa lainnya tinggal di ibu kota Teheran. Tidak ada WNI yang tercatat tinggal di Bandar Abbas, lokasi terjadinya ledakan tersebut.
Walaupun tahun lalu terdapat dua WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di pelabuhan tersebut, keduanya sudah kembali ke Indonesia. KBRI Teheran telah melakukan koordinasi dengan pihak berwenang Iran serta komunitas WNI di berbagai daerah Iran untuk memastikan keselamatan mereka.
"Kemlu RI dan KBRI Teheran akan terus memantau situasi dan kondisi WNI di Iran secara berkala untuk memberikan informasi terkini," tambah Roy.
Roy juga mengingatkan semua WNI yang memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut untuk menghubungi hotline KBRI Teheran di nomor +989024668889. Dengan demikian, KBRI berkomitmen untuk memberikan dukungan dan perlindungan bagi WNI yang berada di luar negeri, khususnya dalam situasi darurat seperti ini.