Gaduh Wacana KIP Kuliah Kena Efisiensi Anggaran Bikin 663 Ribu Mahasiswa Terancam, Ini Jawaban Menteri Dikti
Efisiensi anggaran menyebabkan pemotongan anggaran KIP-K sebesar Rp 1,31 triliun, mengancam 663.821 mahasiswa dari keluarga kurang mampu.

Pendaftaran Kartu Indonesia Pintar Kuliah atau KIP Kuliah 2023 sudah kembali dibuka. (https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id/)
(©@ 2023 merdeka.com)Aturan efisiensi anggaran yang ditargetkan mencapai Rp306,69 triliun, turut memangkas anggaran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) sekitar 9%. Hal ini berdampak langsung pada program KIP Kuliah.
Dari total 844.174 mahasiswa penerima KIP-K, sebanyak 663.821 mahasiswa terancam kehilangan bantuan pendidikan pada tahun 2025.
Anggaran KIP-K yang semula dianggarkan sebesar Rp14,698 triliun, kini terpangkas sebesar Rp 1,31 triliun. Pemotongan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa dari keluarga miskin. Potensi mahasiswa putus kuliah akibat kebijakan ini menjadi sorotan utama.
Penolakan dan Usulan dari Kemendiktisaintek
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro telah mengajukan usulan agar anggaran KIP-K tetap sesuai pagu awal. KIP kuliah pagu awalnya Rp 14,698 triliun (Rp 14.698.109.754). Kemudian, saat efisiensi oleh Ditjen Anggaran angkanya menjadi sebesar Rp 1,310 triliun (Rp 1.310.849.475) atau sembilan persen.
"Kami usulkan kembali supaya tetap pada pagu semula, yaitu Rp 14,698 triliun," kata Satryo dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Rabu (12/2) kemarin.
Satryo berargumen program KIP-K merupakan program strategis yang bertujuan untuk pemerataan akses pendidikan tinggi dan seharusnya tidak terkena dampak efisiensi anggaran.Namun, efisiensi anggaran tidak hanya berdampak pada KIP-K.
Program beasiswa lain di bawah naungan Kemendiktisaintek, seperti Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dan Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK), juga mengalami pemotongan anggaran.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang lebih luas terhadap akses pendidikan bagi berbagai kalangan.
Reaksi Publik dan Mahasiswa
Pemotongan anggaran KIP-K telah memicu reaksi keras dari mahasiswa dan publik luas. Protes dan kritikan bermunculan di media sosial, mengecam kebijakan yang dianggap merugikan mahasiswa kurang mampu.
Banyak yang menilai bahwa efisiensi anggaran seharusnya tidak mengorbankan akses pendidikan, terutama bagi mereka yang membutuhkan.Mahasiswa penerima KIP-K mengungkapkan keprihatinan mereka akan masa depan pendidikan.
Mereka mempertanyakan bagaimana mereka dapat melanjutkan studi jika bantuan pendidikan yang menjadi andalan mereka dihapuskan. Ketidakpastian ini menciptakan keresahan dan tekanan bagi para mahasiswa tersebut.
Ancaman Pemerataan Pendidikan
Pemangkasan anggaran KIP-K mengancam upaya pemerintah dalam pemerataan akses pendidikan tinggi. Program ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Dengan pemotongan anggaran, kesempatan tersebut menjadi semakin terbatas, dan potensi kesenjangan pendidikan semakin besar.Pemerintah perlu mempertimbangkan kembali kebijakan pemotongan anggaran KIP-K.
Diperlukan solusi yang lebih bijak dan terukur agar efisiensi anggaran tidak mengorbankan akses pendidikan bagi generasi muda Indonesia. Mekanisme penyaluran bantuan yang lebih efektif dan transparan juga perlu dikaji untuk memastikan bantuan tepat sasaran.