Duduk Perkara Guru Sekap Guru di Palembang Sampai Ancaman Pembunuhan
Pelaku berdalih tidak berniat membunuh korban. Dia bermaksud hanya menakuti korban dengan cara seolah-olah menggores pisau ke tangannya sendiri.

Guru olahraga, TT (30), membantah menyekap dan mengancam guru perempuan, ML (52), karena penilaian kinerja. Pelaku kesal karena honor temannya belum dibayarkan.
Kapolsek Ilir Barat I Palembang AKP Ricky Mozam mengatakan, peristiwa itu terjadi di ruangan kosong di salah satu SMP negeri di Palembang, Selasa (4/2) pagi. Pelaku diamankan setelah menerima laporan berikut sebilah pisau yang menjadi barang bukti.
"Pelaku masih kita periksa, belum ditetapkan tersangka," ungkap Kapolsek Ilir Barat I Palembang AKP Ricky Mozam.
Ricky menyebut pelaku berdalih tidak berniat membunuh korban. Dia bermaksud hanya menakuti korban dengan cara seolah-olah menggores pisau ke tangannya sendiri.
"Pengakuannya tidak mengancam membunuh, hanya menakuti saja. Tapi masih kita dalami lagi," kata Ricky.
Pelaku mengaku bermaksud ingin menanyakan honor temannya yang belum dibayar. Namun dia kesal karena korban tak bisa memberikan penjelasan dan jawaban pasti kapan dibayarkan.
"Menurut pelaku masalah honor teman pelaku yang belum dibayar," kata Ricky.
Ricky menyebut saat diamankan pelaku membantah membawa pisau. Saat digeledah, pisai itu disimpan pelaku di saku celananya.
"Barang bukti sudah kita amankan dan sekarang tinggal pemeriksaan saksi-saksi," kata Ricky.
Kronologi
Diberitakan sebelumnya, TT (30), menyekap guru perempuan, ML (52), di ruangan salah satu SMP negeri di Palembang. Korban sudah lama diancam pelaku bahkan telah dilaporkan ke polisi.
Penyekapan terjadi sebelum jam pelajaran dimulai, Selasa (4/2) pagi. Korban yang baru tiba langsung ditarik pelaku ke ruangan.
Pelaku lantas mengganjal pintu agar orang lain tak bisa masuk. Pelaku mengeluarkan pisau dan mengancam membunuh korban. Beruntung, rekannya menghubungi polisi dan pelaku dapat diamankan.
Korban ML mengaku sudah sering mendapat perlakuan kasar oleh pelaku. Pelaku mengintimidasi hingga merusak laci dan mengambil berkas-berkas penting miliknya.
Pria itu bahkan pernah menodongkan pistol ke wajahnya dan mengancam akan menembaknya. Takut ancaman benar-benar terjadi, korban tak datang ke sekolah sejak dua bulan lalu.
ML mengaku keributan dengan pelaku sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Pelaku protes karena tidak mendapat nilai kinerja.
Protes itu dijawab korban bahwa penilaian merupakan wewenang kepala sekolah. Terlebih lagi, pelaku tidak mengisi penilaian kinerja dalam aplikasi yang tersedia.
"Awalnya gara-gara dia tidak dapat penilaian kinerja. Saya bilang itu wewenang kepala sekolah, tapi dia tidak senang dan marah-marah," ungkap ML, Selasa (4/2).
Sejak saat itu pelaku mengintimidasi korban dengan cara menodongkan pistol bahkan penyekapan di ruang guru sambil mengacungkan pisau. Ketakutan, korban tak masuk kerja selama dua bulan terakhir.
"Dia ingin membunuh saya, setiap hari dia meneror saya pakai pistol, sempat dikeluarkan, tapi dihalangi teman. Saya ada fotonya," kata ML.
Keributan korban dan pelaku sebelumnya sudah dimediasi kepala sekolah dengan menghadirkan keduanya hingga membuat surat pernyataan. Namun pelaku kembali meneror korban yang membuatnya melapor ke polisi pada 17 Januari 2025 dan mengadu ke Dinas Pendidikan Palembang.
"Saya terpaksa melapor karena takut benar-benar ditembak," kata ML.