Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengulik Tradisi Ulur-Ulur Asal Tulungagung, Ungkap Rasa Syukur Masyarakat

Mengulik Tradisi Ulur-Ulur Asal Tulungagung, Ungkap Rasa Syukur Masyarakat

Mengulik Tradisi Ulur-Ulur Asal Tulungagung, Ungkap Rasa Syukur Masyarakat

Upacara ini sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap para leluhur.

Tulungagung adalah sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota ini memiliki berbagai adat istiadat dan kebudayaan. Dinamakan Tulungagung karena daerahnya mempunyai sumber air yang besar. Masyarakat di daerah ini memiliki kepercayaan terhadap para leluhurnya. Salah satu bentuk rasa syukur masyarakat Tulungagung adalah dengan melestarikan tradisi zaman dahulu.

Banyak tradisi yang ada di Tulungagung salah satunya Tradisi Ulur-Ulur. Ulur-Ulur merupakan prosesi pengembalian kesadaran manusia untuk menjaga keseimbangan alamnya dengan cara melakukan prosesi upacara adat istiadat. Upacara ini sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap para leluhur.

Tardisi Ulur-Ulur sudah menjadi warisan budaya tak benda. Masyarakat harus tetap melestarikan kearifan lokal tersebut. Banyak nilai yang terkandung dalam tradisi ini, salah satunya nilai solidaritas untuk ungkapan rasa syukur.

Tardisi Ulur-Ulur sudah menjadi warisan budaya tak benda. Masyarakat harus tetap melestarikan kearifan lokal tersebut. Banyak nilai yang terkandung dalam tradisi ini, salah satunya nilai solidaritas untuk ungkapan rasa syukur.

Foto: Tiktok @apsarissima

Upacara tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada hari tertentu. Sesuai penanggalan Jawa, prosesi ini dilaksanakan setiap Jumat Legi di Bulan Sela. Menurut masyarakat, bulan ini berada di antara Syawal dan Dzulhijjah. Disebut Sela karena bulan ini jeda 2 hari dari hari raya tersebut. (Foto: Pixabay)

Mengulik Tradisi Ulur-Ulur Asal Tulungagung, Ungkap Rasa Syukur Masyarakat

Sejarah Tradisi Ulur-Ulur

Mengutip Jurnal unpkediri.ac.id berjudul “STUDI PELAKSANAAN UPACARA ULUR-ULUR DESA SAWO KECAMATAN CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2018” karya Puthut Indro Wicaksono, Ulur-Ulur merupakan upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Tulungangung. Prosesi upacara dilakukan di Telaga Buret, Dusun Buret, Desa Sawo, Kecamatan Campurdarat.

Menurut kepercayaan, adanya tradisi ini karena pada zaman dahulu banyak kejadian yang menimpa masyarakat secara mendadak.

Banyak masyarakat meninggal karena terkena penyakit mematikan. Situasi ini membuat penggawa khawatir. Kemudian para penggawa melakukan semedi agar terbebas dari musibah tersebut.

Mengulik Tradisi Ulur-Ulur Asal Tulungagung, Ungkap Rasa Syukur Masyarakat

Suatu ketika, mereka mendapatkan petunjuk agar melakukan upacara sesaji di Telaga Buret untuk menghilangkan musibah tersebut.

Masyarakat mempercayai adanya hal-hal gaib di Telaga Buret. Menurut kepercayaan, Mbah Jigan Jaya merupakan sosok leluhur penunggu Telaga Buret. Oleh karena itu, setiap tahunnya masyarakat mengadakan ritual adat untuk ungkap rasa syukur atas berlimpahnya air dan pengembalian kesadaran manusia. Dalam Ritual Ulur-Ulur, masyarakat melakukan upacara berupa memberikan sesaji kepada para leluhurnya.

Makna Upacara <br />Tradisi Ulur -Ulur

Makna Upacara
Tradisi Ulur -Ulur

Upacara ini sebagai wujud ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan. Simbol yang muncul adalah kemakmuran dan kesuburan alam (Foto: Pixabay)

Dalam prosesi upacara terkandung nilai semangat untuk mempertahankan identitas masyarakat dengan melestarikan tradisi budaya peninggalan leluhur.
Upacara adat Ulur-Ulur sudah menjadi kebiasaan masyarakat dari nenek moyang hingga saat ini masih terus dilestarikan tradisi tersebut.

© 2023 merdeka.com

Rangkaian Upacara Tradisi Ulur-Ulur

• Persiapan Persiapan dilakukan di rumah Kepala Desa Buret yang tempatnya dekat dengan Telaga Buret. Peserta upacara terdiri 3 tim, yaitu jodang (keranjang segi empat berisi makanan dan sesaji), pengantin yang membawa pakaian pengantin penjaga telaga, dan pengiring yang berpakaian adat Jawa. Persiapan lainnya adalah memasang tenda untuk prosesi upacara dan menyediakan panggung untuk kesenian tradisional.

• Prosesi

Peserta upacara berangkat dari tempat persiapan ke Telaga Buret. Setelah rombongan sampai, pembawa jodang menuju ke tempat sesaji dan makanan disiapkan di samping sesaji. Pembawa pakaian “penganten” menuju tempat “manten” (berupa 2 buah patung Dewi Sedono dan Joko Sedono).

Mengenal Tradisi Popokan Lempar Lumpur di Semarang, Berawal dari Usir Harimau
Mengenal Tradisi Popokan Lempar Lumpur di Semarang, Berawal dari Usir Harimau

Hingga saat ini, tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Sendang, Semarang

Baca Selengkapnya
Menelusuri Tradisi Ngabungbang Asal Banjar, Mandi Suci untuk Menghilangkan Hal Buruk
Menelusuri Tradisi Ngabungbang Asal Banjar, Mandi Suci untuk Menghilangkan Hal Buruk

Tradisi dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu

Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengulik Makna Tari Tradisi Ketuk Tilu Asli Jabar, Ada Ronggeng 'Penghubung' Roh Leluhur
Mengulik Makna Tari Tradisi Ketuk Tilu Asli Jabar, Ada Ronggeng 'Penghubung' Roh Leluhur

Tarian tradisional Ketuk Tilu yang berasal dari Jawa Barat ini ternyata memiliki makna sangat mendalam.

Baca Selengkapnya
Tradisi Larangan Pernikahan Ngalor Ngulon Masyarakat Jawa, Syarat Seseorang yang Akan Menikah
Tradisi Larangan Pernikahan Ngalor Ngulon Masyarakat Jawa, Syarat Seseorang yang Akan Menikah

Masyarakat di Desa Margopatut Nganjuk memiliki tradisi Ngalor Ngulon terkait dengan syarat seseorang yang akan menikah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Toktok, Aduan Sapi Musim Kemarau di Masalembu Sumenep
Mengenal Tradisi Toktok, Aduan Sapi Musim Kemarau di Masalembu Sumenep

Tradisi Toktok masih dilestarikan oleh masyarakat saat musim kemarau.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mlumah Murep, Tradisi Larangan Perkawinan di Masyarakat Ponorogo
Mengenal Mlumah Murep, Tradisi Larangan Perkawinan di Masyarakat Ponorogo

Dalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.

Baca Selengkapnya
Menyelami Makna Tradisi Tedhak Siten Masyarakat Kendal, Gerbang Baru Kehidupan
Menyelami Makna Tradisi Tedhak Siten Masyarakat Kendal, Gerbang Baru Kehidupan

Tradisi ini diharapkan dapat membantu anak untuk mengatasi kesulitan dalam hidupnya, terhindar dari rintangan, dapat mandiri dan tanggung jawab.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Tradisi Menahan Hujan Masyarakat Tuban untuk Mengelak Turunnya Hujan, Punya Fungsi Religius
Menelusuri Tradisi Menahan Hujan Masyarakat Tuban untuk Mengelak Turunnya Hujan, Punya Fungsi Religius

Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.

Baca Selengkapnya