Festival Sekerat, Mengenal Budaya Kutai di Laut
Festival Erau sudah dikenal sebagai festival rutin yang dilaksanakan Suku Kutai di Kutai Kartanegara.
berita kutai timur![Festival Sekerat, Mengenal Budaya Kutai di Laut](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/12/12/1702343374488-xa4up.jpeg)
Festival Erau sudah dikenal sebagai festival rutin yang dilaksanakan Suku Kutai di Kutai Kartanegara.
![Festival Sekerat, Mengenal Budaya Kutai di Laut](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/12/1702343158750-tkjwu.jpeg)
Festival Sekerat, Mengenal Budaya Kutai di Laut
Festival Erau sudah dikenal sebagai festival rutin yang dilaksanakan Suku Kutai di Kutai Kartanegara. Pusat kegiatannya berada di sepanjang aliran Sungai Mahakam, mulai dari Kutai Lama di Kecamatan Anggana, hingga ke pusat Kerajaan di Kota Tenggarong.
Tapi, di Kabupaten Kutai Timur, ada festival budaya Suku Kutai yang tidak dilaksanakan di Sungai.
Tapi digelar di tepi laut atau Pantai. Namanya Festival Sekerat yang dilaksanakan di Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Di sini, warga Suku Kutai memiliki ritual yang tak kalah sakral.
“Kita ingin Festival Sekerat ini menjadi agenda rutin yang akan dilaksanakan setiap tahun. Tentu saja dari tahun ke tahun akan semakin meriah,” kata Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman.
Kegiatan Festival Sekerat Nusantara diawali doa bersama dan ritual tepung tawar adat Kutai. Hal itu untuk keselamatan bersama dan tolak bala. Ini merupakan rangkaian prosesi adat warisan leluhur Tanah Kutai. Ada dua kegiatan budaya yakni Pelas Laut dan Belian.
Tradisi ini sebenarnya sering dilaksanakan secara kecil-kecilan.
![Festival Sekerat, Mengenal Budaya Kutai di Laut](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/12/12/1702343245987-ojg4ng.jpeg)
Pelas Laut Desa Sekerat merupakan tradisi warisan nenek moyang yang dilestarikan hingga sekarang. Ritual dilakukan demi keselamatan pantai dan masyarakat.
Mempersembahkan syukur hasil bumi untuk penguasa tanah, udara hingga laut dan seisi alam.
Mengiringi perjalanan ke laut, membawa permohonan maaf untuk segala bentuk kesalahan. Meminta pada penguasa agar kampung dan seisinya selamat.
Saat prosesi melarung perahu naga, masyarakat bersama-sama menggotong perahu menuju tepi laut. Di atas pasir pantai yang berbatasan air laut telah disediakan kain kuning sebagai alas perahu.
Saat berhenti sejenak, dilanjutkan pemasangan layar dan lainnya. Kemudian, perahu naga ditarik ke tengah laut menggunakan perahu lainnya dan sesajian dilarung.
- Hadirkan Kecerian di Bulan Muharram, Banyuwangi Gelar Festival Anak Yatim
- Festival Pangkalan Jambu: Merawat Budaya Merangin Melalui Pagelaran Tradisi Unik
- Festival Junjung Pusako Kenduri Swarnabhumi: Lestarikan Tradisi, Hidupkan Ekosistem Kebudayaan
- Iraw Tengkayu XII Meriah, Ribuan Warga Saksikan Pelarungan Padaw Tuju Dulung
- Sandiaga Hadiri Peresmian Kantor Baru Perusahaan Energi yang Diisi Milenial dan Gen Z
- Presiden Jokowi Serahkan Penghargaan Pembangunan Daerah ke Bupati Banyuwangi
Perahu naga dibawa kembali, warga berebut kain kuning alas perahu yang dipercaya sebagai berkah.
Ritual tersebut, sangat mirip dengan ritual Festival Erau di Kutai Kartanegara. Tentu saja ini wajar mengingat mereka masih satu suku.
Namun Festival Sekerat menjadi Istimewa karena dilaksanakan di tepi laut. Jika mengulur naga dilaksanakan di Sungai Mahakam, di Desa Sekerat mengulur naga dilaksanakan di Pantai hingga ke laut. Karena seingat saya pelepasan naga hanya ada di Tenggarong, namun ternyata di Pantai Sekerat itu ada, ini luar biasa,” kata Ardiansyah takjub.
Masih banyak ragam budaya di Kabupaten Kutai Timur. Sebagai magic land, masih banyak keajaiban tersembunyi yang belum dikenal luas. Kebudayaan salah satunya.
merdeka.com