Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan
Keberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
air bersih![Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/9/27/1695786006812-y8qa1.jpeg)
Telaga Buret jadi sumber kehidupan
![Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/27/1695785821665-93kmk.jpeg)
Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan
![Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/27/1695785854254-ojf1b.jpeg)
Ulur-Ulur Telaga Buret merupakan upacara adat yang diselenggarakan di desa Sawo Campurdarat, kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Tradisi ini dilakukan sebagai ekspresi rasa syukur kepada Tuhan atas keberadaan Telaga Buret yang memenuhi kebutuhan air warga sekitar.
(Foto: Instagram @inforekreasi)
Warisan Nenek Moyang
Tradisi ini merupakan warisan nenek moyang untuk menyampaikan rasa syukur atas anugerah air Telaga Buret yang mengairi area sawah di Desa Sawo, Gedangan, Ngentrong, dan Gamping. Tradisi ini rutin dilakukan setahun sekali sejak 1995.
![Ulur-Ulur Telaga Buret dilaksanakan pada Jumat Legi atau Jumat Pon bulan Selo.](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/27/1695785985370-5f7s2.jpeg)
Ulur-Ulur Telaga Buret dilaksanakan pada Jumat Legi atau Jumat Pon bulan Selo.
Pelestarian
Pada tahun 1995, masyarakat dari empat desa yang mendapatkan manfaat langsung Telaga Buret membantuk organisasi sosial kesepuhan yang bernama paguyuban Sendang Tirtomulyo. Paguyuban ini dibentuk dengan tujuan melestarikan budaya Ulur-Ulur, sumber air, dan kelestarian hutan di sekitar Telaga Buret.
- BMKG Minta Warga Pandeglang dan Lebak Waspada Dampak Hujan Lebat, Rawan Longsor hingga Erosi Tanah
- Heboh Momen Evakuasi Ular Piton di Permukiman Warga, Aksi Emak-Emak Ini Bikin Geleng Kepala
- Terungkap, Menantu Dibunuh Mertua di Pasuruan Ternyata Mahasiswi UT Unair
- Kejari Tetapkan 3 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Sekwan DPRD Seluma yang Rugikan Negara Rp1,2 M
- Presiden Jokowi: Selamat Memperingati Jumat Agung
- Kualitas Udara di Jakarta Urutan ke-10 Terburuk di Dunia Pagi Ini
Rangkaian Upacara
Beberapa hari sebelum pelaksanaan Ulur-Ulur Telaga Buret, lebih dahulu dilakukan upacara Hep-Hep/Nglampet (membersihkan atau "sesuci") di balai desa Sawo Tulungagung.
Selain itu dalam rangkaian ini terdapat upacara sajian atau disebut Sradan. Di mana masyarakat beberapa daerah membersihkan makam dan membawa bungkusan berisi makanan hasil bumi.
![Mengenal Ulur-Ulur Telaga Buret, Ungkapan Syukur Warga Tulungagung Tak Pernah Alami Kekeringan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/27/1695785903449-mwsb7.jpeg)
Prosesi upacara adat Ulur-Ulur mencakup jamasan arca Dewi Sri dan Joko Sedono sebagai simbol kemakmuran. Dikutip dari laman resmi kebudayaan.kemdikbud.go.id, jamasan ini dilakukan oleh sesepuh wanita yang telah diberi mandat oleh kasepuhan.
Dewi Sri dan Joko Sedono
Di daerah pegunungan Kapur Selatan terdapat temuan batu dasar semacam altar dan dua buah arca. Masyarakat setempat meyakini arca itu adalah Dewi Sri dan Joko Sendana yang dipercayai sebagai Dewa Padi. Jamasan dilakukan terhadap kedua arca ini.
![Diakui](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/27/1695785930240-h01cn.jpeg)
Diakui
Pada tahun 2020, tradisi Ulur-Ulur Telaga Buret diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI.