Peringati HUT ke-199, Ini Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo
Dengan hampir seluruh wilayahnya yang berada di daerah pegunungan, Wonosobo menawarkan pesona alam yang luar biasa.

Dengan hampir seluruh wilayahnya yang berada di daerah pegunungan, Wonosobo menawarkan pesona alam yang luar biasa.

Peringati HUT ke-199, Ini Sejarah Singkat Kabupaten Wonosobo
Hari ini, Rabu, 24 Juli 2024 Kabupaten Wonosobo merayakan ulang tahunnya yang ke-199. Di usianya yang hampir menginjak dua abad, Wonosobo terus berbenah untuk menjadikan wilayah mereka lebih baik. Apalagi wilayahnya memiliki beragam potensi wisata.

Dengan hampir seluruh wilayahnya yang berada di daerah pegunungan, Wonosobo menawarkan pesona alam yang luar biasa sehingga berpotensi menyedot banyak wisatawan untuk berkunjung ke sana. Lalu seperti apa sejarah wilayah Kabupaten Wonosobo?
Mengutip situs Wonosobokab.go.id, sejarah berdirinya Kabupaten Wonosobo tidak bisa dilepaskan dari tiga sosok pengembara legendaris yaitu Kyai Kolodete, Kyai Karim, dan Kyai Walik. Mereka berpisah dan menempati tiga wilayah berbeda.

Kyai Kolodete membuka permukiman di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim membuka permukiman di sekitar Kalibeber, dan Kyai Walik memilih wilayah yang sekarang menjadi pusat kota Wonosobo. Dari ketiga orang inilah kemudian muncul para penerus yang di kemudian hari menjadi penguasa di sekitar Wonosobo.
Ki Singomedono, salah satu cucu Kyai Karim, mendapat hadiah dari Keraton Mataram berupa wilayah di Selomerto. Dari Selomerto inilah sejarah Wonosobo bermula. Di wilayah Selomerto kelak terdapat dusun bernama Wanasaba yang didirikan oleh Kyai Wanasaba. Hingga kini, wilayah dusun kecil itu masih ada dan ramai dikunjungi peziarah.
Pada waktu meletus Perang Jawa tahun 1825-1830, wilayah Wonosobo menjadi salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Pangeran Diponegoro. Saat itu, tokoh-tokoh yang berjuang memimpin rakyat Wonosobo adalah Tumenggung Kertosinuwun, Tumenggung Mangkunegaran, Gajah Permodo, dan Kyai Muhammad Ngarpah. Dalam sebuah pertempuran, Kyai Muhammad Ngarpah berhasil meraih kemenangan, sehingga ia kemudian diberi gelar Tumenggung Setjonegoro.
Pada awalnya, Tumenggung Setjonegoro menempatkan pusat pemerintahan di Selomerto. Kemudian ia memindahkannya ke kawasan kota Wonosobo sekarang. Ia kemudian menjadi bupati pertama Wonosobo. Pemindahan kekuasaan itu terjadi pada 24 Juli 1825. Hingga saat ini tanggal itu ditetapkan sebagai ulang tahun Kota Wonosobo.
Hingga kini, wilayah Kabupaten Wonosobo punya potensi wisata alam yang luar biasa. Berbagai wisata di Wonosobo antara lain Air Terjun Sikarim, Kebun Teh Tambi, River Tubing Sendangsari, Wisata Kopi Bowongso, dan Desa Budaya Giyanti. Di luar itu ada obyek wisata lain yang menarik dikunjungi di antaranya Desa Sembungan, Telaga Menjer, dan Puncak Sikunir.