Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang
Penetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya
Penetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya
Pada tanggal 2 Mei 2024 ini, Kota Semarang memperingati ulang tahun yang ke-477. Penetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten pada 2 Mei 1547 oleh Raja Pajang saat itu, Sultan Hadiwijaya.
Di kemudian hari, daerah itu berubah nama menjadi Bergota. Pada akhir abad ke-15, seorang wali dari Kerajaan Demak, Pangeran Made Pandan, ditugaskan untuk menyebarkan Islam di daerah Bergota.
Seiring berjalan waktu, daerah itu makin subur. Di tengah kesuburannya, tumbuhlah pohon asem arang di sana. Sejak saat itulah daerah tersebut diberi nama Semarang.
Pangeran Made Pandan kemudian diangkat sebagai pemimpin daerah tersebut dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah diteruskan oleh putranya, Pandan Arang II atau Pandanaran II.
Di bawah pimpinan Pandanaran II, daerah Semarang terus berkembang sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang.
Karena persyaratan peningkatan daerah dapat terpenuhi, maka daerah Semarang menjadi setingkat kabupaten. Pengangkatan itu dilakukan pada tanggal 2 Mei 1547.
Pada tanggal 15 Januari 1678, Amangkurat II dari Kesultanan Mataram menggadaikan Semarang dan sekitarnya kepada VOC sebagai bagian pembayaran hutangnya.
Pada tahun 1705, Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut kembali Keraton Kartasura.
Sejak saat itu, Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, Semarang dikepalai seorang militer dari Jepang serta dua wakil yang masing-masing berasal dari Jepang dan Indonesia.
Tidak lama setelah kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 15-20 Oktober 1945, terjadilah pertempuran antara pemuda-pemuda Semarang melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada pasukan republik. Peristiwa ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari.
Pada tahun 1946, Inggris atas nama Sekutu menyerahkan Kota Semarang kepada Belanda. Selama masa pendudukan Belanda, tidak ada pemerintahan daerah di Kota Semarang.
Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pengungsian hingga Desember 1948.
Wilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca SelengkapnyaDulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.
Baca SelengkapnyaWilayah yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dulunya dikenal sebagai kota yang kaya akan rempah-rempah.
Baca SelengkapnyaRencana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta tersebut urung terwujud di era Presiden Soekarno.
Baca SelengkapnyaMenurut buku Badan Pusat Statistik (2010) Indonesia memiliki sejarah panjang yang mencakup periode sebelum kemerdekaan. Terutama beberapa kota tertua.
Baca SelengkapnyaStruktur pemerintahan wilayah ini pada waktu itu masih kental dengan campur tangan Belanda
Baca SelengkapnyaSuku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca SelengkapnyaKampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.
Baca SelengkapnyaLaju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang yang meningkat hingga 5,79 persen.
Baca Selengkapnya