Awalnya Iseng, Ibu Rumah Tangga di Lebak Sukses Budidaya Anggur Impor Pakai Pupuk Racikan Sendiri
Sejak awal budidaya, Ria sudah lima kali panen dengan kondisi buah yang baik dan lebat.
Sejak awal budidaya, Ria sudah lima kali panen dengan kondisi buah yang baik dan lebat.
Seorang ibu rumah tangga asal Kampung Baturambang, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, bernama Ria Gustiani berbagi kisah inspiratif. Ia aktif membudidayakan tanaman anggur impor yang laku di pasaran.
Dirinya tak menyangka jika buah anggur tersebut bisa berkembang dengan baik, walau hanya diberi pupuk racikan. Selain dikonsumsi sendiri, anggur tersebut juga ia jual sehingga bisa menambah pendapatan.
Ria kini mampu membuktikan bahwa ibu rumah tangga juga bisa produktif, dan menghasilkan ketahanan ekonomi walau hanya dari lahan kosong di samping rumah. Berikut kisahnya.
Diungkapkan Ria jika dulunya tanaman anggur impor itu tak sengaja ia budidayakan. Mulanya, ia hanya iseng memanfaatkan lahan kosong di dekat rumahnya.
Menurutnya, bertanam anggur impor tak terlalu sulit, dan hanya rutin diberi pupuk dengan rentang masa panen selama 7 bulan.
“Jadi ini ditanamnya selama 7 bulan, dan bisa berbuah setelah 7 bulanan,” katanya, mengutip YouTube SCTV Banten, Senin (15/1).
Sejak awal budidaya, Ria sudah lima kali panen dengan kondisi buah yang baik dan lebat.
Awalnya ia tidak langsung menjual anggul hasil panen dan hanya dikonsumsi sendiri. Pada panen berikutnya baru ia berani menjual.
“Ini sudah lima kali panen, awalnya dikonsumsi sendiri tapi panen yang kedua, ketiga sampai terakhir coba dijual dan laku,” katanya.
Untuk pupuknya, Ria biasa menyiramkannya menggunakan alat penyemprot agar bisa merata di daun dan batang.
Bahan pupuknya ia buat sendiri dari rumah, dengan bahan kompos dan sekam bakar yang dicampur dan difermentasi selama tiga bulan.
Pupuk sederhana ini cocok bagi tanaman merambat seperti anggur, sehingga menghasilkan buah yang sehat dan terhindar dari bahan kimia.
Untuk saat ini, Ria membudidayakan beberapa jenis anggur impor seperti anggur Ninel, Tamaki, Harold, Heliodor, Everest, Sansekerta dan Beauty Krasotka. Ia juga menjual bibit-bibit anggur tersebut di rumahnya seharga Rp100 ribu.
Setiap masa panen, Ria mengaku bisa meraup untung hingga Rp700 ribu yang bisa jadi pemasukan tambahan.
“Ya lumayan Rp700 ribu, bisa buat tambahan,” tambah Ria.
Berawal dari coba-coba, siapa sangka produk dari bunga telang ini ternyata bisa menghasilkan cuan.
Baca SelengkapnyaBermula dari memajang kue di status, ibu rumah tangga ini raup cuan hingga puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaSimak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca SelengkapnyaBermula dari keisengannya menjual aksesori handmade, ibu rumah tangga di Kota Serang ini raup cuan ratusan juta rupiah
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apakah ada korban jiwa atau tidak karena tim pemadam kebakaran sedang melakukan pendinginan sisa kobaran api
Baca SelengkapnyaKini jadi pengusaha kaya raya, ini sederet potret rumah masa kecil Imel Putri Cahyati yang berdinding kayu
Baca SelengkapnyaRumah Fikoh LIDA di Bangka Belitung baru saja habis terbakar. Berikut kondisinya yang sudah tak tersisa.
Baca SelengkapnyaLedakan di bangunan barang rongsokan itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR Basuki Hadimuljono dan istri rencana pindah ke IKN pada Juli 2024.
Baca Selengkapnya