Kenapa Buka Payung di Dalam Rumah Dianggap Tabu? Mitos Dewi Nut Hingga Alasan Praktis!
Mitos Dewi Nut hingga alasan praktis jadi penyebab kenapa membuka payung di dalam rumah dianggap tabu di banyak budaya. Simak selengkapnya!

Pernahkah Anda merasa tidak nyaman atau bahkan ditegur saat membuka payung di dalam rumah? Kebiasaan ini, bagi sebagian besar masyarakat dunia, dianggap sebagai tindakan yang kurang pantas, bahkan tabu. Tapi, kenapa banyak budaya menganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan*? Apakah hanya sekadar mitos atau ada alasan yang lebih mendasar?
Larangan membuka payung di dalam ruangan ternyata memiliki akar yang cukup dalam, terkait dengan kepercayaan kuno, pertimbangan praktis, hingga norma sosial yang berkembang dari generasi ke generasi. Mari kita telusuri lebih jauh!
Setidaknya ada tiga aspek utama yang melatarbelakangi tabu ini, yaitu aspek mistis dan simbolisme, aspek praktis dan keselamatan, serta aspek budaya dan pendidikan. Ketiganya saling berkaitan dan membentuk sebuah pemahaman kolektif tentang mengapa payung sebaiknya tidak dibuka di dalam ruangan.
Aspek Mistis dan Simbolisme: Warisan Dewi Nut dan Takhayul
Salah satu teori populer mengaitkan larangan membuka payung di dalam ruangan dengan mitologi Mesir Kuno. Dalam mitos tersebut, Dewi Nut digambarkan sebagai dewi langit yang melindungi bumi dengan tubuhnya. Payung, dalam hal ini, dianggap sebagai representasi dari perlindungan Dewi Nut. Membuka payung di dalam ruangan dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan, seolah-olah meragukan atau menantang perlindungan sang dewi.
Selain itu, di berbagai budaya, membuka payung di dalam ruangan juga dikaitkan dengan berbagai takhayul dan kepercayaan negatif. Beberapa orang percaya bahwa tindakan ini dapat mendatangkan kesialan, malapetaka, atau bahkan mengundang roh jahat ke dalam rumah. Kepercayaan ini mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, namun telah menjadi bagian dari tradisi dan diwariskan secara turun-temurun.
Menurut Carol Rose dalam bukunya "Giants, Monsters, and Dragons: An Encyclopedia of Folklore, Legend, and Myth", kepercayaan terhadap takhayul sering kali muncul dari ketidaktahuan atau ketidakmampuan manusia untuk menjelaskan fenomena alam. Dalam konteks ini, membuka payung di dalam ruangan mungkin dianggap sebagai tindakan yang menantang alam dan dapat memicu konsekuensi yang tidak diinginkan.
Aspek Praktis dan Keselamatan: Mencegah Cedera dan Kerusakan
Selain aspek mistis, larangan membuka payung di dalam ruangan juga memiliki dasar yang cukup logis, yaitu terkait dengan keselamatan dan pencegahan kerusakan. Payung modern, terutama yang menggunakan mekanisme pegas, dapat terbuka secara tiba-tiba dengan kekuatan yang cukup besar. Jika dibuka di ruangan sempit, payung dapat mengenai orang di sekitarnya dan menyebabkan cedera.
Jeruji logam pada payung juga berpotensi merusak perabotan atau dekorasi rumah. Bayangkan jika Anda membuka payung di dekat vas bunga atau lukisan dinding. Risiko kerusakan tentu sangat tinggi. Oleh karena itu, larangan membuka payung di dalam ruangan dapat dianggap sebagai pengingat untuk selalu berhati-hati dan menghindari potensi bahaya.
Melansir dari laman Reader's Digest, "*Opening an umbrella indoors could poke someone in the eye or knock over a delicate object.*" (Membuka payung di dalam ruangan bisa menusuk mata seseorang atau menjatuhkan benda rapuh.)
Aspek Budaya dan Pendidikan: Norma Sosial yang Terinternalisasi
Di banyak keluarga, larangan membuka payung di dalam ruangan diturunkan dari generasi ke generasi. Anak-anak diajarkan untuk tidak melakukan kebiasaan ini, bukan hanya karena alasan keselamatan, tetapi juga karena sudah menjadi bagian dari norma sosial dan budaya yang berlaku. Seiring waktu, larangan ini terinternalisasi dan menjadi semacam "aturan tidak tertulis" yang dipatuhi oleh sebagian besar anggota masyarakat.
Selain itu, larangan membuka payung di dalam ruangan juga dapat berfungsi sebagai cara untuk mendisiplinkan anak-anak dan mencegah mereka bermain-main dengan payung di dalam rumah. Bermain dengan payung di dalam ruangan dapat menyebabkan kekacauan, kerusakan, atau bahkan cedera. Dengan melarang membuka payung di dalam ruangan, orang tua dapat mencegah potensi masalah tersebut.
Dalam buku "Emily Post's Etiquette, 19th Edition: Manners for Today", Lizzie Post menjelaskan bahwa etika bukan hanya tentang aturan formal, tetapi juga tentang menghormati orang lain dan lingkungan sekitar. Dalam konteks ini, tidak membuka payung di dalam ruangan dapat dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap orang lain dan upaya untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan.
Meskipun banyak orang mungkin tidak lagi mempercayai aspek mistis dari larangan membuka payung di dalam ruangan, kebiasaan ini tetap bertahan sebagai bagian dari warisan budaya dan norma sosial. Di era modern, larangan ini lebih sering dikaitkan dengan pertimbangan praktis dan keselamatan, namun akar sejarahnya tetap menarik untuk ditelusuri.