Mengenal Mitos Pantang Larang, Kearifan Lokal Masyarakat Batubara Sumatra Utara
Pantang larang berisi ajaran-ajaran apa yang tidak boleh dilakukan.
Pantang larang berisi ajaran-ajaran apa yang tidak boleh dilakukan.
Desa Padang Genting yang terletak di Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara memiliki tradisi berharga yang berperan penting dalam membentuk cara hidup dan pandangan masyarakat.
Mitos yang dimiliki oleh masyarakat disebut dengan “pantang larang”, tradisi tradisional yang berharga karena mengajarkan tata krama serta perilaku.
Mengutip jurnal Cerita Rakyat Melayu Sumatra Utara Berupa Mitos dan Legenda dalam Membentuk Kearifan Lokal Masyarakat yang dipublikasikan oleh Madiah Mawar, dkk, pantang larang merupakan mitos yang dipercaya masyarakat Melayu.
Mitos tersebut mengenai ajaran-ajaran terhadap perilaku masyarakat berbentuk larangan terkait apa yang tidak boleh dilakukan. Jika larangan tersebut dilanggar maka dipercaya akan memiliki kesan yang buruk.
Pantang larang menjadi landasan kuat dalam kehidupan masyarakat Melayu di Desa Padang Genting.
Menurut mereka, pantang larang bukanlah mitos belaka, namun juga panduan hidup yang perlu dipegang teguh agar dapat menjalani kehidupan yang baik.
Terdapat beberapa pantang larang yang beredar di masyarakat Desa Padang Genting. Berikut selengkapnya.
(Foto : istockphoto.com)
Apabila larangan tersebut dilanggar akan mengakibatkan sulitnya mendapatkan jodoh bagi gadis tersebut.
(Foto : istockphoto.com)
Masyarakat memercayai, orang yang melanggar pantangan akan dirasuki setan atau makhluk halus dan banyak hewan liar yang berkeliaran.
(Foto : istockphoto.com)
Jika dilanggar, dipercaya akan terjadi sesuatu pada mereka atau bayi yang berada dalam kandungan ibunya.
(Foto : istockphoto.com)
Hal ini akan berakibat munculnya penyakit bisul pada area tubuh yang menduduki bantal.
(Foto : istockphoto.com)
Apabila dilanggar, akan mengakibatkan rezeki orang tersebut terhambat. Namun, jika sudah terlanjut, sampah yang disapu dapat diletakkan di belakang pintu atau di sudut ruangan. Keesokan harinya, sampah tersebut baru boleh dibuang pada siang hari.
(Foto : istockphoto.com)
Hal ini dipercaya dapat membuat rezeki akan berpindah
(Foto : istockphoto.com)
Jika melanggar, kuku yang sudah dipotong dapat kembali, rezeki terpotong-potong, dan pendek umur
(Foto : istockphoto.com)
Hingga saat ini, mitos-mitos ini masih terus dipercaya oleh masyarakat Desa Padang Genting. Bukan hanya dari kalangan orang tua dan dewasa, anak-anak dan remaja pun memercayai mitos ini.
Dipercayanya mitos ini karena masyarakat meyakini apabila mereka menerapkan pantang larang, maka kehidupan mereka akan terhindar dari bala dan bencana.
(Foto : istockphoto.com)
Masyarakat Batak menganggap kain tenun ulos sebagai lambang dari ikatan kasih sayang hingga kedudukan.
Baca SelengkapnyaPanyaraman jadi salah satu kearifan lokal khas Jawa Barat
Baca SelengkapnyaKeduanya dilantik pada 9 Agustus 2023 lalu oleh Mahkamah Agung.
Baca SelengkapnyaHakim nantinya berpangkat setara atau lebih tinggi dari Henri Alfiandi.
Baca SelengkapnyaWarga lokal hingga mancanegara sering memburu kerupuk ini. Diproduksi sejak 94 tahun lalu, kelezatannya dipuji banyak orang.
Baca SelengkapnyaPemberantasan narkoba di Sumut melibatkan ribuan orang
Baca SelengkapnyaDekranas juga sangat ketat memfokuskan kepada hasil kerajinan Indonesia yang menggunakan bahan baku lokal.
Baca SelengkapnyaAlasan itu disampaikan Agung, mengingat Henri yang merupakan Anggota TNI Aktif.
Baca SelengkapnyaUntuk badan peradilan lainnya, Peradilan TUN 56 laporan, Tipikor 54 laporan, PHI 14 laporan, Peradilan Militer 8 laporan dan Niaga 36 laporan.
Baca Selengkapnya