Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Teknologi AI Berhasil Terjemahkan Gulungan Teks Yunani Kuno yang Terkubur Selama 2000 Tahun, Begini Isinya

Teknologi AI Berhasil Terjemahkan Gulungan Teks Yunani Kuno yang Terkubur Selama 2000 Tahun, Begini Isinya

Teknologi AI Berhasil Terjemahkan Gulungan Teks Yunani Kuno yang Terkubur Selama 2000 Tahun, Begini Isinya

Mahasiswa dari tiga negara berhasil menerjemahkan teks ini menggunakan AI, mendapat hadiah sekitar Rp10,9 miliar.

Tim peneliti mahasiswa berhasil memecahkan salah satu misteri terbesar dalam arkeologi dengan mengungkap isi tulisan Yunani di dalam gulungan papirus yang terbakar, yang terkubur 2.000 tahun lalu akibat letusan Gunung Vesuvius di Pompeii.

Sumber: Scientific American

Mahasiswa yang terdiri dari tiga orang ini menjadi pemenang kontes yang disebut Tantangan Vesuvius. Gulungan kertas kuno itu berisi karya filosofis yang sebelumnya tidak diketahui yang membahas indera dan kesenangan. Prestasi ini membuka jalan bagi teknik kecerdasan buatan (AI) untuk menguraikan sisa gulungan secara keseluruhan, yang menurut para peneliti dapat memiliki implikasi revolusioner terhadap pemahaman kita tentang dunia kuno.

Teknologi AI Berhasil Terjemahkan Gulungan Teks Yunani Kuno yang Terkubur Selama 2000 Tahun, Begini Isinya

Teks kuno itu membahas berbagai sumber kesenangan duniawi seperti musik, rasa caper dan warna ungu.

Mahasiswa yang berasal dari Mesir, Swiss, dan Amerika Serikat ini mendapatkan hadiah sebesar USD700.000 atau sekitar Rp10,9 miliar atas prestasi mereka.

Gulungan kertas ini salah satu dari ratusan papirus yang digali dari sebuah vila mewah Romawi abad ke-18 di Herculaneum, Italia.

Gumpalan abu karbonisasi ini – dikenal sebagai gulungan Herculaneum – adalah satu-satunya perpustakaan yang bertahan dari dunia kuno, namun terlalu rapuh untuk dibuka.

Gulungan papirus ini berisi ratusan kata di lebih dari 15 kolom teks, setara dengan sekitar 5 persen dari keseluruhan gulungan.

Gulungan papirus ini berisi ratusan kata di lebih dari 15 kolom teks, setara dengan sekitar 5 persen dari keseluruhan gulungan.

Foto: Vesuvius Challenge

Berabad-abad setelah gulungan-gulungan itu ditemukan, banyak orang berusaha membukanya, menghancurkan sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya. Para ahli papyrologi masih berupaya menguraikan dan menyatukan teks-teks yang dihasilkan, yang terpisah-pisah yang disimpan di tempat berbeda yaitu di Perpustakaan Nasional Naples, Italia, dan beberapa di Paris, London, dan Oxford, Inggris.

Brent Seales, seorang ilmuwan komputer di Universitas Kentucky, Lexington dan penggagas kontes ini telah mencoba membaca teks-teks tersembunyi ini selama hampir 20 tahun. Timnya mengembangkan perangkat lunak untuk “membuka” permukaan gulungan papirus menggunakan gambar computerized tomography (CT) tiga dimensi. Pada tahun 2019, ia membawa dua gulungan dari Institut de France di Paris ke akselerator partikel Diamond Light Source dekat Oxford untuk melakukan pemindaian resolusi tinggi.

Namun, memetakan permukaannya memakan waktu, dan tinta berbasis karbon yang digunakan untuk menulis gulungan tersebut memiliki kepadatan yang sama dengan papirus pada CT scan, sehingga tidak mungkin untuk membedakannya dalam pencitraan. Seales dan rekan-rekannya bertanya-tanya apakah model pembelajaran mesin dapat dilatih untuk 'membuka' gulungan dan membedakan tinta. Namun memahami semua data adalah tugas besar bagi tim kecilnya.

Seales didekati oleh pengusaha Silicon Valley, Nat Friedman, yang tertarik dengan gulungan Herculaneum setelah menonton kuliah umum Seales secara online. Friedman menyarankan untuk membuka tantangan bagi para kontestan. Dia menyumbangkan USD125.000 untuk meluncurkan upaya tersebut dan mengumpulkan ratusan ribu lagi di Twitter, dan Seales merilis perangkat lunaknya bersama dengan pemindaian resolusi tinggi. Tim meluncurkan Tantangan Vesuvius pada bulan Maret 2023, dengan menetapkan hadiah utama untuk membaca 4 bagian, masing-masing berisi setidaknya 140 karakter, sebelum akhir tahun.

Isi dari sebagian besar gulungan Herculaneum yang dibuka sebelumnya berkaitan dengan aliran filsafat Epicurean, dan tampaknya telah membentuk perpustakaan kerja seorang pengikut filsuf Athena Epicurus, yang hidup dari tahun 341 hingga 270 SM, bernama Philodemus.

Selain cita rasa dan pemandangan yang menyenangkan, di dalamnya juga terdapat sosok bernama Xenophantus, kemungkinan adalah pemain seruling dengan nama tersebut yang disebutkan oleh penulis kuno Seneca dan Plutarch, yang permainannya yang menggugah rupanya menyebabkan Alexander Agung meraih senjatanya.

Pencapaian ini juga kemungkinan akan memicu perdebatan mengenai apakah penyelidikan lebih lanjut harus dilakukan di vila Herculaneum, yang seluruh tingkatnya belum pernah digali. Ahli meyakini perpustakaan utama vila tidak pernah ditemukan, dan ribuan gulungan lainnya mungkin masih berada di bawah tanah.

Teknik pembelajaran mesin yang dipelopori oleh Seales dan kontestan Vesuvius Challenge kini dapat digunakan untuk mempelajari jenis teks tersembunyi lainnya, seperti karton, papirus daur ulang yang sering digunakan untuk membungkus mumi Mesir.

Langkah selanjutnya adalah menguraikan satu karya utuh. Friedman telah mengumumkan serangkaian hadiah Tantangan Vesuvius baru untuk tahun 2024, dengan tujuan membaca 85 persen gulungan pada akhir tahun.

Terkait pencapaian ini, dia mengatakan “terasa seperti keajaiban".

“Saya tidak percaya ini berhasil," pungkasnya.

5 Penemuan Paling Mendebarkan yang Mungkin Akan Terjadi di 2024
5 Penemuan Paling Mendebarkan yang Mungkin Akan Terjadi di 2024

Tahun 2024 diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam bidang arkeologi dengan kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mampu mengartikan teks yang hilang.

Baca Selengkapnya
Prasasti Huruf Paku Berusia 5000 Tahun Diterjemahkan Pakai AI, Hasilnya Mencengangkan
Prasasti Huruf Paku Berusia 5000 Tahun Diterjemahkan Pakai AI, Hasilnya Mencengangkan

Aksara Paku Berusia 2500 Tahun Diterjemahkan Menggunakan AI, Ini Hasilnya

Baca Selengkapnya
Beredar Rekaman Suara Surya Paloh Marah, Anies: Jangan Gunakan Kebohongan untuk Kampanye
Beredar Rekaman Suara Surya Paloh Marah, Anies: Jangan Gunakan Kebohongan untuk Kampanye

Anies menduga rekaman suara itu dibuat menggunakan artificial intelligence (AI).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Teknologi ini Jadi Penyelamat Gulungan Teks Kerajaan Romawi Berusia 2000 Tahun yang Masih Misterius, Isi Naskahnya di Luar Dugaan
Teknologi ini Jadi Penyelamat Gulungan Teks Kerajaan Romawi Berusia 2000 Tahun yang Masih Misterius, Isi Naskahnya di Luar Dugaan

Isi naskah tersebut pernah dianalisis menggunakan teknologi, namun gagal.

Baca Selengkapnya
Teknologi AI Jadi Tulang Punggung Peningkatan Penjualan Brand Selama Ramadan 2024
Teknologi AI Jadi Tulang Punggung Peningkatan Penjualan Brand Selama Ramadan 2024

Dengan memanfaatkan AI di tahun 2024, dalam setiap penjualan berpotensi menghasilkan transaksi sebesar USD350 juta.

Baca Selengkapnya
Dunia Makin Canggih! Robot Kembaran Ini Bisa Jadi Solusi Bantu Selesaikan Pekerjaan yang Numpuk
Dunia Makin Canggih! Robot Kembaran Ini Bisa Jadi Solusi Bantu Selesaikan Pekerjaan yang Numpuk

Di era Artificial Intelligence (AI) segalanya bisa terjadi, termasuk mengkloning diri sendiri.

Baca Selengkapnya
Hampir 40 Persen Pekerjaan di Dunia Bakal Digantikan AI
Hampir 40 Persen Pekerjaan di Dunia Bakal Digantikan AI

Kemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.

Baca Selengkapnya
Teknologi AI Ini Mampu Prediksi Hidup dan Mati Seseorang
Teknologi AI Ini Mampu Prediksi Hidup dan Mati Seseorang

Sayangnya, keberhasilan algoritma ini juga memunculkan pertanyaan tentang etika dan privasi data.

Baca Selengkapnya
Peti Mati Mesir Kuno Berusia 1.500 Tahun Akhirnya Dibuka, Isinya Bikin Arkeolog Merinding
Peti Mati Mesir Kuno Berusia 1.500 Tahun Akhirnya Dibuka, Isinya Bikin Arkeolog Merinding

Sebuah peti mati tembaga Mesir Kuno yang telah disegel selama lebih dari 1500 tahun telah "dibuka secara digital" menggunakan teknik pencitraan.

Baca Selengkapnya