

Penemuan arkeologis yang menakjubkan di Yunani Utara mengguncang dunia akademis. Arkeolog menemukan Papirus Derveni yang sangat penting dan ditetapkan UNESCO sebagai “buku” tulisan tangan tertua di Eropa pada 2015.
UNESCO memasukkan buku ini dalam “Daftar Memori Internasional Dunia”. Buku ini ditemukan di dekat Thessaloniki pada tahun 1962. Ini murni dari Eropa, karena sangat berbeda dari papirus lain yang ditemukan di Mesir atau Timur Tengah. Hal ini menjadikannya penemuan monumental bagi studi klasik, sejarah kuno, dan agama.
Sumber: Greek Reporter
“Papirus Derveni sangat penting tidak hanya untuk studi agama dan filsafat Yunani, yang menjadi dasar pemikiran filosofis barat, tetapi juga karena berfungsi sebagai bukti penanggalan awal persembahan puisi-puisi Orphic, versi khas para filsuf Presokratis," jelas UNESCO.
“Teks Papirus, yang merupakan buku pertama tradisi barat, mempunyai makna global, karena mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan universal: kebutuhan untuk menjelaskan dunia, keinginan untuk menjadi bagian dari masyarakat manusia dengan aturan-aturan yang diketahui dan penderitaan untuk menghadapi akhir kehidupan."
Fragmen papirus Derveni dipajang di Museum Arkeologi Tesalonika, bersamaan dengan dedikasi UNESCO.
Foto: Wikimedia Commons
Papirus Derveni, yang ditemukan dekat Thessaloniki pada tahun 1962 di Makam Makedonia Lagadas, memainkan peran sentral dalam mengurai rahasia pemikiran filosofis dan agama Yunani kuno. Dari segi sejarah, ini menjadi bukti kunci terkait dating awal puisi Orphic, memberikan versi unik dari para filsuf Pra-Sokratis.
Artefak ini, yang berasal dari periode sekitar 340 hingga 320 SM, tidak hanya menunjukkan kekayaan kultur kuno tetapi juga mengejutkan dunia dengan statusnya sebagai naskah tertulis tertua yang dapat dibaca di Eropa.
Papirus itu ditemukan di antara sisa-sisa tumpukan kayu pemakaman di sebuah makam yang penuh hiasan dari era klasik akhir. Tumpukan kayu itu berisi lebih dari seratus artefak.
Foto: X/@ogmios
Termasuk kawah volute perunggu dengan sisa-sisa kremasi yang dibungkus dengan kain dan bagian dari dua karangan bunga, satu emas dengan daun ek dan yang lainnya dengan buah dan daun tanah liat berlapis emas. Makam itu juga berisi sejumlah vas yang terbuat dari logam, tanah liat, pualam, dan kaca.
Terdapat strigil logam, bagian penutup dada, pecahan gading, benda, manik-manik kalung, pigmen, serta sejumlah kancing dan lembaran hiasan pakaian almarhum.
Di antara puing-puing tumpukan kayu, di dalam lapisan lumpur terbakar yang telah berubah menjadi tanah liat, tampak gulungan aneh yang tingginya hanya 9,4 sentimeter. Setelah mengeluarkan tanah liat tersebut, para arkeolog dikejutkan oleh salah satu temuan paling langka di Yunani, sebuah Papirus Yunani kuno yang diawetkan sebagai hasil karbonisasi sebagian dari tumpukan kayu pemakaman. Buku ini dapat terbaca meski sebagian hangus, suatu keadaan yang mungkin secara paradoks membantu pelestariannya.
Keberhasilan dalam pelestarian Papirus Derveni, meskipun sebagian terbakar merupakan prestasi yang mengagumkan. Setelah penemuan tersebut, dilakukan serangkaian upaya untuk menguraikan teks yang terdapat dalam sembilan panel dan 266 fragmen papirus. Seorang ahli papirologi, Kyriakos Tsantsanoglou, berhasil menerjemahkan teks tersebut pada Oktober 2006.
Isi dari papirus ini membuka jendela luas ke dalam kehidupan kuno Yunani, membahas kepercayaan mistis, kultus, dan praktik penyihir Persia. Papirus ini mengungkapkan pandangan unik penulis terhadap Erinyes dan Eumenides, yang dipandang bukan sebagai dewa, melainkan sebagai jiwa-jiwa tak terhitung dari orang mati.
Bagian utama dari teks ini mencakup interpretasi himne Orphic yang misterius, memberikan perspektif baru terhadap mitologi dan pemikiran keagamaan Yunani. Dalam analisisnya, penulis menjelaskan ritual dan keyakinan magis, bahkan menyelipkan kutipan dari Heraclitus yang memperkaya pemahaman kita tentang kepercayaan kuno ini.
Fokus sentral teks adalah pada analisis puisi heksameter yang didedikasikan untuk Orpheus, seorang penyair dan mistik terkenal dalam mitologi Yunani.
Teks ini menguraikan tentang kelahiran dewa-dewa dan peran Zeus, memberikan wawasan langka tentang pemikiran filsafat dan keagamaan pada masa itu.
Sumber: Greek Reporter
Sebagai naskah tertulis tertua di Eropa, Papirus Derveni memegang peranan utama dalam melestarikan dan meneruskan warisan intelektual yang berharga.
Foto: Fragmen Papirus Derveni dipamerkan di Museum Arkeologi Thessaloniki (Wikimedia Commons)
Reporter Magang: Jurnalia Sibunga
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sandal ini ditemukan bersama puluhan benda lainnya yang terbuat dari bahan organik.
Baca SelengkapnyaKarangan Bunga Emas Ditemukan Masih Menempel di Tengkorak 2.500 Tahun, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan.
Baca SelengkapnyaPatung ini ditemukan di kota kuno yang terbengkalai, Despotiko.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan di Eropa mengumumkan pada Kamis (5/10), 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah manusia.
Baca SelengkapnyaDialek misterius nenek moyang kita akhirnya dapat diuraikan sepenuhnya berkat kecerdasan buatan.
Baca SelengkapnyaPedang itu dikatakan tertancap di batu dan siapa pun yang bisa mencabutnya maka dia bisa menjadi raja Inggris.
Baca SelengkapnyaMakam ini berasal dari Zaman Perunggu Awal, ditemukan di wilayah Turki.
Baca Selengkapnya