Arkeolog Temukan Eyeliner Berusia 8.200 Tahun, Terbuat dari Batu dengan Ujung Runcing
Penemuan ini membuktikan bahwa sejak ribuan tahun lalu, perempuan telah pandai merias wajah.
Arkeolog di Turki menemukan eyeliner atau celak mata saat melakukan penggalian di Yeşilova Höyük atau Gundukan Yeşilova yang terletak di distrik Bornova, Provinsi Izmir. Eyeliner ini berusia 8.200 tahun dan bahan dasarnya terbuat dari batu.
Penggalian di Gundukan Yeşilova dimulai sejak 2005 dan dilakukan atas dukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Pemerintah Provinsi Izmir, Pemerintah Kota Bornova, dan Universitas Ege.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Zaman Batu? Peneliti menemukan belasan kasus pembunuhan terkait dengan tumbal di Eropa Zaman Neolitikum yang berlangsung dalam kurun waktu 2.000 tahun.
-
Siapa yang menemukan jarum batu tertua? Enam artefak batu aneh ditemukan oleh para arkeolog yang sedang melakukan penggalian di dekat tepi Danau Xiada Co di Dataran Tinggi Tibet Barat pada 2020 lalu.
-
Bagaimana bentuk artefak kuno ini? Batu kuno yang ditemukan di Kastil Uwatsuki memiliki bentuk heksagonal berukuran diameter 4,8 cm dengan tebal 1 cm. Sedangkan 17 batu yang ditemukan di Owada jin’ya berukuran 8 cm hingga 14 cm dengan tebal 1,5 cm hingga 3 cm.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan celengan yang dikubur di dalam tanah berisi koin emas kuno, yang diyakini dicetak di Kekaisaran Persia.
Pimpinan penggalian, Zafer Derin dari Universitas Ege mengumumkan penemuan eyeliner berbentuk seperti pensil ini, seperti dikutip dari Arkeonews, Rabu (18/9). Eyeliner ini memiliki panjang 9,5 cm dan menjadi eyeliner tertua yang pernah ditemukan.
"Ada residu cat hitam di ujung benda temuan ini. Ini disebut kohl (cat kelompak mata atau celak tapi celak biasanya berbentuk bubuk, red). Ini perkakas hias. Ini menunjukkan bahwa perempuan Aegean 8.200 tahun lalu juga peduli dengan hiasan (dandanan) mereka, mencintai kecantikan mereka, dan merawat diri mereka," jelas Dr Zafer Derin.
Derin menjelaskan, pensil batu runcing itu digunakan dengan cara dicelupkan ke wadah berisi cat atau pewarna. Alat perias mata ini masih digunakan di berbagai wilayah Anatolia.
"Ini bukan artefak pertama kami yang menunjukkan bahwa perempuan Aegean di wilayah tersebut menganggap penting kecantikan mereka. Kami juga menemukan sebuah bejana tempat mereka meletakkan hiasannya. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan Aegean sangat menyukai kecantikannya dan menjaga dirinya dalam proses sejarah. Kami telah menemukan artefak serupa sejak 4.000 tahun yang lalu. Ini menunjukkan bahwa pena ini digunakan 8.200 tahun yang lalu," lanjutnya.
Zat hitam di ujung alat ini diduga adalah oksida mangan dan alat ini telah dikirim untuk dianalisis lebih lanjut. Mineral bubuk tersebut merupakan komponen utama kosmetik yang disebut kohl, yang digunakan sebagai eyeliner pada zaman dahulu.