Tahun 2025, Vidio Perkuat Eksistensi di Malaysia
Dua strategi utama yang diterapkan Vidio adalah menghadirkan konten olahraga dan serial.

Vidio terus menunjukkan taringnya sebagai platform streaming lokal terkuat di Indonesia. CEO Vidio, Sutanto Hartano menegaskan, sejak perusahaan mulai serius mengembangkan layanan berlangganan (subscription) pada 2019, fokus utama adalah menghadirkan konten yang bisa membuat penonton terus kembali ke platform.
"Kalau untuk konten Indonesia, bahwa itu terbukti memang paling banyak diminati masyarakat Indonesia. Nah memang kekuatan Vidio yang kita bangun selama ini, sejak 2019 kita masuk ke dunia subscription, kita fokus di awal adalah series, original series. Kenapa? Karena tadi kita ini melihat bahwa di Indonesia ini helping subscription belum terbentuk,” ujar Sutanto kepada media, Kamis (6/2).
Dua strategi utama yang diterapkan Vidio adalah menghadirkan konten olahraga dan serial. Olahraga memiliki daya tarik tersendiri karena basis penggemarnya yang loyal. Misalnya, penggemar klub sepak bola yang rutin menyaksikan pertandingan tim favorit mereka setiap minggu. Sementara itu, serial memberikan efek keterikatan karena penonton ingin mengikuti kelanjutan cerita dari episode ke episode.
Namun, Vidio tidak berhenti di situ. Dengan basis pelanggan yang kini mencapai 4,5 juta, perusahaan merasa percaya diri untuk mulai menggarap pasar film layar lebar secara lebih serius.
"Nah film itu bukan berarti tidak berat, film sangat berat. Nah cuma kenapa baru sekarang? Karena tadi kita merasa dengan kita sudah punya size 4,5 juta pelanggan, kita merasa cukup pede bahwa saatnya kita masuk ke lembaran film. Sehingga kita juga ingin menampilkan eksklusitas," jelasnya.
Tak hanya film Indonesia, Vidio juga mulai merambah ke pasar konten global dengan menghadirkan serial Korea eksklusif yang akan dirilis pada Februari ini.
"Jadi kita tentu saja eksklusif itu akan memberikan suatu keunggulan, so itu tujuannya,” tambahnya.
Target Berlipat Ganda dan Ekspansi
Dengan angka 4,5 juta pelanggan, Vidio tidak puas hanya berhenti di sini.
“Kita inginnya ya of course bisa double atau lebih," tutur Sutanto dengan optimis.
Tahun 2025 menjadi momen penting bagi Vidio, di mana mereka siap mengumumkan berbagai proyek baru yang akan hadir sepanjang tahun ini. Salah satu langkah yang sedang dipertimbangkan adalah ekspansi ke luar negeri, terutama ke Malaysia.
"Kalau kita, oh maksudnya apa? Apakah kita bisa expand? Sebenarnya itu ambisi kita. Cuma kita tahu diri lah, kita nggak mau jorjolan multiple country karena terbukti di platform non-streaming ya, tanpa menyebut nama. Karena ada e-commerce yang tau-tau keluar di Indonesia, ride-hailing keluar di Indonesia, nah ternyata nggak mudah," beber Susanto.
Saat ini, Malaysia menjadi pasar yang paling potensial bagi Vidio karena memiliki kesamaan budaya dan selera konten dengan Indonesia.
"Sebenarnya salah satunya adalah pada untuk beyond kita tayangkan, ternyata traffic yang datang dari Malaysia itu cukup tinggi. Nah jadi ini kita memberikan rasa pede, eh ternyata itu ada potensi ke arah sana," Susanto mengakhiri.