Harga BBM Pengganti Pertalite Diminta Tetap Rp10.000 per Liter, Ini Alasannya
Harga BBM Pengganti Pertalite Diminta Tetap Rp10.000 per Liter
Direktur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arangga meminta harga bahan bakar minyak (BBM) pengganti Pertalite tetap dijual Rp10.000 per liter.
Hal ini merespon rencana PT Pertamina (Persero) untuk mengganti Pertalite dengan Pertamax Green 92, yang merupakan campuran antara Pertalite dengan etanol 7 persen (E7).
Sebagaimana diketahui saat ini Pertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP).
Maka menurut Daymas, seyogyanya harga Pertamax Green 92 akan disesuaikan dengan BBM subsidi jenis Pertalite.
"Terkait harga, sebaiknya disamakan dengan harga JBKP Pertalite 10.000 rupiah karena perannya memang akan menggantikan Pertalite," ujar Daymas saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Jumat (1/9).
Pun kata Daymas, proporsi penggunaan Pertalite oleh masyarakat masih dominan dibandingkan BBM jenis lainnya.
Mengingat, harga BBM dengan kandungan oktan RON 90 relatif terjangkau dibandingkan Pertamax.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah tetap memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat dalam menentukan harga jual Pertamax Green 92.
Sehingga, upaya pemerintah untuk menekan emisi dengan menghapus Pertalite dapat diterima oleh masyarakat.
"Perlu diperhatikan juga nilai keekonomiannya (Pertamax Green 92), dampak lingkungan dan juga dampak sosial masyarakat. Semuanya haruslah proporsional sesuai dengan 3 pilar utama pembangunan berkelanjutan, yaitu people, planet, dan profit,"
kata Daymas.
merdeka.com
Alasan Pertamina Hapus BBM Pertalite di Tahun Depan
berita untuk kamu.
Diketahui, usulan penghapusan Pertalite ini pertama dilontarkan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati. Perseroan rencananya akan mengganti BBM subsidi tersebut dengan Pertamax Green 92, campuran antara Pertalite dengan etanol 7 persen (E7) pada 2024.
Nicke menjelaskan, penghapusan Pertalite dengan nilai oktan 90 ini sejalan dengan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang menetapkan RON 91 sebagai produk BBM terendah yang bisa dijual di Indonesia.
"Ini sesuai dengan program Langit Biru tahap dua, dimana BBM subsidi kita naikan dari RON 90 jadi RON 92. Karena aturan KLHK, octane number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91," terang Nicke di depan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).
Pertamax Green 92 nantinya akan masuk dalam barang subsidi jenis BBM khusus penugasan (JBKP) menggantikan Pertalite. Sehingga harganya akan diatur oleh pemerintah, di luar fluktuasi harga minyak mentah dunia.
"Pertamax Green 92 harganya pun tentu ini adalah regulated. Tidak mungkin yang namanya JBKP harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi atau kompensasi di dalamnya," tegas Nicke.
Di sisi lain, Pertamina juga berencana untuk memasarkan produk Pertamax Green 95, campuran Pertamax (RON 92) dengan etanol 8 persen.
Dengan demikian, Pertamina di tahun depan bakal menjual tiga produk BBM, yakni Pertamax Green 92, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo (RON 98).
- Sulaeman
Jika pemerintah ingin menggantikan Pertalite menjadi Pertamax Green, maka sebaiknya harga yang dilepas ke pasar tidak melebihi Rp10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaTak hanya Pertamina, harga BBM di SPBU Vivo pun mengalami kenaikan mulai hari ini atau 1 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca SelengkapnyaPer tanggal 1 Oktober, harga Pertamax menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca Selengkapnya