Bahlil Pastikan Pembangunan PSN Rempang Eco City Berlanjut, Bagaimana Nasib Warga?
Nasib Warga Rempang
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan hingga saat ini ini Xinyi Grup masih berkomitmen membangun Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Meskipun, keberadaan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sempat diwarnai penolakan oleh warga setempat.
"Saya pastikan Xinyi, sampai saya hari ini ngomong, clear, masuk, dan saya sudah cek," ujar Bahlil kepada awak media di Gedung BKPM, Jakarta Selatan, Jumat (20/10).
Terkait nasib warga setempat, Bahlil menyebut sebanyak 50 lebih kepala keluarga (KK) telah dilakukan relokasi.
Namun dia tidak menyebut kemana 55 KK tersebut akan ditempatkan.
merdeka.com
"Ya sudah pindah 50 an (KK) 50 lebih lah. Yang sudah mendaftar itu sudah mencapai hampir 500 rumah dari 900 KK. Jadi, sudah 50 persen lebih yang bersedia untuk digeser secara sukarela," beber Bahlil.
Bahlil merinci, nantinya setiap KK yang bersedia untuk direlokasi dari Pulau Rempang akan memperoleh tanah seluas 500 meter. Selain itu, warga juga akan diberikan satu unit rumah tipe 45.
"Kemudian sampai masa tunggu kita kasih Rp1,2 juta per orang. Kalau 1 KK 4 orang, itu dia dapat Rp4,8 juta biaya hidup, ditambah Rp1,2 juta biaya kontrak rumah," imbuhnya.
Bahlil menekankan, saat ini kondisi masyarakat di Pulau Rempang sudah kondusif. Bahkan, dirinya mengaku disambut hangat warga sekitar saat mengunjungi Pulau Rempang meski tanpa ajudan.
"Orang saya turun ke rakyat kok, saya makan di rumah- rumah warga, saya datang ke masjid tidak bawah ajudan di hari pertama saya datang pakai avanza yang diberitakan terlalu lebay. Saya jujur aja mengatakan itu, bahkan ada beberapa desain foto seolah-olah dirempang itu menjadi pemberitaan, opo kayak gini gini," kata dia.
berita untuk kamu.
Alasan Masyarakat Bersedia Direlokasi dari Pulau Rempang, Batam
Melansir dari laman BP Batam, sebanyak sembilan Kepala Keluarga (KK) asal Desa Pasir Panjang dan Sembulang Tanjung pindah ke hunian sementara yang terletak di empat lokasi berbeda, Rabu (18/10).
Jumlah tersebut menambah total keseluruhan warga yang sudah menempati hunian sementara menjadi 52 KK.
Kesediaan warga untuk bergeser merupakan bentuk dukungan nyata terhadap rencana investasi di Rempang yang masuk daftar Program Strategis Nasional.
"Ini adalah bentuk dukungan terhadap program pemerintah. Kami pindah tanpa paksaan dan murni keinginan pribadi," kata warga Desa Pasir Panjang, Elizah.
Warga lainnya, Iskandar juga mengungkapkan hal senada.
Menurutnya, keinginannya untuk bergeser ke hunian sementara adalah murni pilihan pribadi dan demi terealisasinya program strategis pemerintah.
"Saya sangat mendukung program pemerintah. Ini untuk kami dan anak-cucu ke depan," ucapnya.
- Sulaeman
Secara gamblang, Bahlil menyebut jika Rempang Eco City termasuk PSN yang dibuat oleh kepentingan dunia usaha.
Baca SelengkapnyaDijadikan wacana Eco City oleh pemerintah, ini fakta Pulau Rempang di Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaProyek Rempang Eco City dikerjakan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga asli Pulau Rempang menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Baca SelengkapnyaPolisi masih terus mencari aktor di balik aksi anarkis Senin (11/09) di depan kantor BP Batam.
Baca SelengkapnyaPemerintah ingin merelokasi warga di Pulau Rempang untuk mewujudkan kawasan Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaBuntut warga Pulau Rempang bentrok dengan polisi, sejumlah orang jadi tersangka.
Baca SelengkapnyaHarusnya, sebelum menetapkan sebuah kawasan harus dilakukan studi dan penelitian mengenai tingkat bahayanya.
Baca SelengkapnyaProyek Strategis Nasional Rempang Eco City di Kepulauan Riau menjadi sorotan pascabentrokan.
Baca Selengkapnya