
Ilmuwan Ini ungkap Manusia Sebenarnya Tak Suka dengan Robot, Begini Penjelasannya
Manusia pada dasarnya risih dengan keberadaan robot. Terlebih robot yang begitu mirip orang.
Manusia pada dasarnya risih dengan keberadaan robot. Terlebih robot yang begitu mirip orang.
Pernahkah Anda merasa tidak nyaman atau gelisah dengan keberadaan boneka atau robot yang menyerupai manusia? Seakan-akan ada yang salah atau menyeramkan dari benda-benda itu?
Jika iya, maka perasaan yang Anda rasakan adalah uncanny valley. Istilah ini dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai ‘lembah tak nyaman’.
Laporan dari IFLScience dan National Geography, Jumat (10/11), menyatakan bahwa konsep perasaan ini sudah ada sejak lama, tepatnya pada tahun 1970. Konsep ini diciptakan oleh seorang ahli robot bernama Masahiro Mori.
Dalam esainya, dia menulis bahwa untuk membuat robot menjadi lebih disukai, mereka harus memperoleh kualitas mirip manusia (contohnya robot dari film WALL-E). Tetapi ketika robot menjadi terlalu mirip dengan manusia, mereka jadi menyeramkan.
Terbukti dari studi terbaru yang dilakukan oleh ahli robot Karl MacDorman dan psikolog kognitif Alex Diel.
Mereka berhasil menemukan dukungan besar akan teori Mori, yang disebut pemrosesan konfigurasi.
Ide dari studi ini adalah bahwa reaksi uncanny valley disebabkan oleh sensitivitas manusia terhadap penempatan dan ukuran fitur manusia.
Beberapa teori ilmiah menyatakan bahwa manusia merasa tidak nyaman ketika menyadari fitur yang tidak sesuai, seperti mata yang realistis tetapi kulit yang tidak realistis. Secara tidak sadar, fitur yang mirip tetapi ‘janggal’ ini menimbulkan perasaan waspada.
Diel menjelaskan bahwa manusia mungkin melihat ketidaksempurnaan dalam replika manusia sebagai tanda bahwa mereka mungkin sakit fisik atau sumber penyakit menular. Hal ini dapat memicu respons jijik manusia.
Bisa jadi juga, manusia melihat replika manusia sebagai entitas yang hidup dengan cara yang tidak wajar, sehingga menimbulkan rasa aneh. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada replika tubuh manusia.
Swipe Up
Uncanny valley dapat juga terjadi ketika manusia berinteraksi dengan chatbot.
Sebuah studi pernah menunjukkan bahwa chatbot dalam bentuk teks cenderung tidak menakutkan, tidak seperti chatbot yang memiliki avatar manusia virtual yang ‘berbicara’ kepada pengguna.
Penelitian mengenai fenomena ini terus berkembang, terutama seiring kemajuan teknologi yang semakin banyak menciptakan kreasi mirip manusia.
Apakah interaksi dengan figur humanoid realistis yang semakin meningkat akan membuat manusia mulai terbiasa dan terlepas dari perasaan uncanny valley, itu masih menjadi pertanyaan yang hanya akan terjawab di masa depan.
Reporter magang: Zahra Aulia
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah robot AI humanoid yang dapat melakukan tugas-tugas manusia.
Baca SelengkapnyaAda tujuan tertentu mengapa para ilmuwan ingin menciptakan robot dari sel manusia.
Baca SelengkapnyaOrang Yunani Kuno menciptakan robot pertama di dunia 2.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaNarasi yang beredar dalam unggahan video yang berbunyi “KEMUSNAHAN RAS MANUSIA sudah dekat..!! 4 ROBOT MENEMBAK 29 ILMUWAN DI JEPANG”
Baca SelengkapnyaAda potensi masalah yang timbul bila robot ini diperjualbelikan.
Baca SelengkapnyaVikram dan Pragyan, dua robot tulang punggung misi Chandrayaan-3 India ke Bulan mogok.
Baca SelengkapnyaAda konsekuensi yang harus ditanggung ketika robot AI mulai memasuki ranah sakral.
Baca Selengkapnya