Wacana Konsep Eco City, Intip 5 Fakta Pulau Rempang di Kepulauan Riau
Belum lama ini, Pulau Rempang menjadi sorotan lantaran wacana penggusuran warga setempat untuk dijadikan konsep Eco City.
Belum lama ini, Pulau Rempang menjadi sorotan lantaran wacana penggusuran warga setempat untuk dijadikan konsep Eco City.
Situasi mencekam terjadi di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Riau pada Kamis (7/9) kemarin. Pasalnya, tempat tersebut rencananya akan dijadikan kawasan Rempang Eco City.
Kawasan tersebut nantinya akan menjadi tempat industri, jasa, dan juga sektor pariwisata yang digarap oleh PT Makmur Elok Graha yang ditargetkan bisa meraup investasi hingga ratusan triliun di masa depan.
Untuk mewujudkan wacana tersebut, warga asli Pulau Rempang pun menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Akhirnya, bentrok antar warga dan pihak kepolisian yang memaksa masuk ke kawasan tersebut tidak dapat terhindarkan. Terlepas dari itu, berikut profil Pulau Rempang.
Mengutip dari beberapa sumber, Pulau Rempang memiliki luas lebih kurang 165 Km yang masih termasuk dalam wilayah administrasi Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Terdapat dua kelurahan yaitu Rempang Cate dan Sembulang. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Asal usul Pulau Rempang ini tak lepas dari warganya yang disinyalir menjadi penduduk asli Kota Batam.
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, banyak catatan yang menuliskan bahwa keberadaan Orang Darat atau Orang Oetan (hutan) ada di Pulau Rempang tersebut.
Catatan tersebut ditulis dalam sebuah artikel berbahasa Belanda Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang pada tahun 1930.
Pulau Rempang terhubung dengan pulau-pulau lain melalui enam buah jembatan Barelang.
Nama Barelang adalah singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang.
Pulau Rempang sendiri berjarak 3 Km dari Pulau Batam dan terhubung pada jembatan Barelang ke-5 dengan Pulau Galang di sisi Selatan.
Penghuni Pulau Rempang pada zaman dahulu hidup di pondok-pondok tanpa dinding dan hanya beratap. Bahkan, mereka tak hanya tinggal di pulau tersebut, melainkan juga mobilisasi ke Pulau Batam lalu membaur dengan orang-orang Melayu.
Menurut catatan, Orang Darat jumlahnya masih sangat sedikit, hanya 8 laki-laki, 12 wanita dan 16 anak-anak.
Secara gaya hidup, Orang Darat ini cenderung bercocok tanam ketimbang mencari ikan di laut. Bahkan, mereka tidak memiliki perahu atau sampan untuk melaut.
Saat kondisi air laut sedang pasang, mereka baru mencari sumber makanan dari laut seperti kepiting atau rokan.
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada tahun 1930, Orang Darat hanya menghuni Pulau Rempang sebanyak 36 jiwa saja.
Seiring berjalannya waktu, warga asli Pulau Rempang semakin berkurang dan punah. Pada tahun 2014, hanya hidup 8 Kepala Keluarga (KK) saja.
Demi menjaga populasi, Pemerintah kota Batam sudah memberikan perhatian yang cukup. Namun, mereka memutuskan untuk hidup secara "mandiri" dan memilih hidup di perasingan.
1. Pantai Dendang Melayu
Wisata yang satu ini berada di sisi kiri jalan sebelum jembatan 1 Barelang. Pantai ini menyajikan keindahan pemandangan alam dan pualu-pulau kecil.
2. Pantai Viovio
Pantai ini berada di Kampung Vietnam, Jembatan 5 Rempang Galang. Pantai ini menyajikan hamparan pasir putih dan juga sunset yang indah.
3. Pulau Abang
Selanjutnya ada Pulau Abang yang terkenal dengan wisata alam bawah lautnya yang begitu indah.
Pemerintah ingin merelokasi warga di Pulau Rempang untuk mewujudkan kawasan Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaProyek Rempang Eco City dikerjakan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca SelengkapnyaXinyi Grup masih berkomitmen membangun Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaPembangunan PSN Eco City membuat warga Rempang berang hingga melakukan perlawanan beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaBuntut warga Pulau Rempang bentrok dengan polisi, sejumlah orang jadi tersangka.
Baca SelengkapnyaSecara gamblang, Bahlil menyebut jika Rempang Eco City termasuk PSN yang dibuat oleh kepentingan dunia usaha.
Baca SelengkapnyaSempat terjadi konflik dalam pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaHarusnya, sebelum menetapkan sebuah kawasan harus dilakukan studi dan penelitian mengenai tingkat bahayanya.
Baca SelengkapnyaProyek Strategis Nasional Rempang Eco City di Kepulauan Riau menjadi sorotan pascabentrokan.
Baca Selengkapnya