Mengenal Omo Hada Laraga, Rumah Adat dari Nias Berbentuk Oval
Omo Hada Laraga, rumah adat berbentuk oval yang lahir di daerah Nias Utara. Kini langka dijumpai.
Berbeda dari rumah biasanya, rumah ini berbentuk oval dengan atap yang curam dan tinggi.
Mengenal Omo Hada Laraga, Rumah Adat dari Nias Berbentuk Oval
Rumah Adat Unik
Melansir dari situs resmi museum Nias (museum-nias.org), Oma Hada Laraga merupakan salah satu jenis rumah adat Nias yang berasal dari Nias Utara. Didirikan menggunakan kayu dengan atap daun rumbia. keunikan dari rumah ini adalah berbentuk oval. Berbeda dari rumah biasanya, rumah ini berbentuk oval dengan atap yang curam dan tinggi. Bentuk unik ini menciptakan sirkulasi udara di dalam rumah menjadi lebih baik dan sejuk.
-
Apa keunikan rumah adat suku Osing? Rumat Adat Suku Osing memiliki keistimewaan yang terletak pada konstruksi bangunan yang menggunakan sistem knock down.
-
Dimana rumah adat suku Osing berada? Desa Kemiren sendiri menjadi desa yang memiliki kebudayaan asli Banyuwangi, salah satunya Rumah Adat Suku Osing yang hadir sejak ratusan tahun lalu.
-
Dimana rumah adat Nuwo Sesat dibangun? Uniknya, rumah-rumah Nuwo Sesat banyak dibangun mengikuti aliran jalur utama perkampungan.
-
Bagaimana rumah adat Nuwo Sesat dibangun? Hampir seluruh material yang digunakan untuk membangun rumah ini adalah kayu. Dulunya rumah ini beratapkan anyaman ilalang, namun mulai berkembangnya zaman berganti menggunakan genteng.
-
Apa fungsi utama dari rumah adat Nuwo Sesat? 'Nuwo' yang berarti tempat tinggal, sedangkan 'Sesat' diartikan sebagai musyawarah. Dari kedua kata tersebut sudah jelas jika rumah ini berfungsi sebagai tempat berkumpul masyarakat.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Nias? Selain kaya akan keindahan alam dan lautnya, Pulau Nias juga memiliki makanan tradisional yang cukup terkenal, yaitu Lehedalo Nifange.
Sudah Jarang Dijumpai
Pada zaman dahulu, Omo Hada Laraga banyak dijumpai di Kabupaten Nias di setiap desa-desa. Namun, seiring berjalannya waktu rumah ini menjadi "langka" di daerahnya sendiri. Bahkan, masyarakat Nias generasi saat ini belum pernah menjumpai rumah adat tersebut. Hal ini dikarenakan rumah tersebut tidak terawat dengan baik, sehingga memicu kerusakan berat.
Arsitektur Omo Hada Laraga
Melansir dari beberapa sumber, desa-desa di Nias Utara mayoritas memiliki rumah berbentuk oval yang terdiri 6 hingga 12 rumah yang jaraknya berjauhan. Pada zaman dahulu, kompleks perkampungannya dikelilingi pagar bambu sebagai benteng. Akses masuk ke rumah sendiri melalui bagian bawah menggunakan sebuah tangga.
Jendela Unik
Selain itu, arsitektur unik yang menempel dari rumah ini adalah letak jendela yang berada di atap rumah. Hal ini berfungsi untuk sinar matahari agar masuk ke ruangan rumah sekaligus memperlancar siklus udara. Inovasi semacam ini belum ditemukan di rumah-rumah adat lainnya. Lalu, terdapat kisi-kisi yang menjadi sumber utama pencahayaan dan juga sebagai ventilasi, sehingga di dalam rumah tetap sejuk.
Dibangun Tahun 1944
Oma Hada Laraga dulunya dibangun pada tahun 1944 di Desa Simandraölö, Kecamatan Gunungsitoli. Rumah ini dibangun oleh sepasang suami istri bernama Yosia Telaumbanua alias Ama Zökhi’ato Telaumbanua dan Sifaora Telaumbanua, dibantu oleh Fako'o Laoli. Yosia sendiri berprofesi sebagai tukang kayu saat itu. Tujuan mendirikan rumah ini adlaah sebagai tempat tinggal bagi anggota keluarganya.
Terdapat Beragam Ukiran
Omo Hada Laraga sendiri mirip dengan rumah adat Nias lainnya dari segi ukiran yang terpampang di setiap sudut rumah, seperti gambar burung, monyet, buah-buahan dan sebagainya. Saita (sangkutan pakaian) dipasang di dinding rumah bagian dalam si'ulu atau salawa (Raja). Saita sendiri juga dipasang di cholo-cholo atau tuwu (tiang penyangga di dalam rumah).