Jadi Proyek Contoh Konstruksi Hijau, Ini Fakta Menarik Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan
Simak fakta-fakta Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Simak fakta-fakta Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Pemerintah Indonesia terus menggenjot pembangunan infrastruktur di daerah-daerah. Salah satunya berupa infrastruktur jalan tol yang kini menjadi tulang punggung dalam akses mobilisasi dari satu daerah ke daerah lainnya.
Pembangunan jalan tol tak hanya digenjot di daerah Pulau Jawa saja, melainkan juga di Pulau Sumatra.
Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan di Sumatra Utara (Sumut) yang dikerjakan Hutama Karya Infrastruktur (HKI) menjadi pilot project untuk penerapan green construction di lingkungan usaha Hutama Karya.
Simak fakta-fakta Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Melansir dari Antara, PT Hutama Karya Infrastruktur selaku anak perusahaan BUMN itu telah menerapkan 14 kriteria konstruksi berkelanjutan yang diterapkan pada Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan.
Kriteria tersebut di antaranya standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan memperhatikan lingkungan sekitar terkait potensi resiko yang dihadapi selama proses pembangunan berlangsung.
Selain itu ada juga dari aspek konservasi energi di mana dalam proses pembangunan menggunakan LED Lamp, smart lamp, dan Solar Cell pada akses jalan tol.
Dalam konservasi air, Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan ini menggunakan rumput solid sodding sebagai proteksi lereng agar tidak mudah tergerus air dan menahan aliran air hujan, sehingga mengurangi dampak bencana longsor.
Di sisi jalan, telah ditanami pohon-pohon hijau salah satunya berjenis mahoni yang berfungsi untuk mengurangi polusi udara dan efek rumah kaca. Akar dari pohon-pohon tersebut juga berfungsi untuk menahan longsor dan meningkatkan ketersediaan air tanah.
Selain pohon, juga ditanami berbagai jenis tanaman hias yang nantinya akan diletakkan di akses masuk gerbang tol hingga kantor pengelola.
Pengimplementasian Green Construction ini juga meliputi ketersediaan area terbuka hijau. Pihak HKI juga rajin untuk mengecek kualitas lingkungan secara berkala.
Selain itu, tersedia juga pengelolaan limbah cair dan padat agar tidak terjadinya pencemaran lingkungan di sekitar proyek pembangunan jalan tol.
Proses pembangunan jalan tol tersebut turut mempertimbangkan aspek sumber dan siklus material. Dalam prosesnya, menggunakan material lokal dan material prefabrikasi untuk mencegah timbulnya waste.
Kemudian, agar tidak terjadinya waste yang berlebih, pembangunan jalan tol ini juga menerapkan reuse dengan memanfaatkan material hasil galian tanah.
Berkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca SelengkapnyaBangunan yang terlihat jelas dari Pelabuhan Bakauheni ini menjadi ikon kota Lampung.
Baca SelengkapnyaWarga heran keluarga tersebut nekat melintas di jalan tersebut
Baca SelengkapnyaBanjir besar itu menyebabkan Jalan Pantura Demak-Kudus lumpuh total
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaKomoditi andalan dari salah satu wilayah di Provinsi Bangka Belitung berpeluang menjadi Indikasi Geografis oleh Kemenkumham.
Baca SelengkapnyaPembangunan jalan alternatif itu merupakan bagian dari pembangunan JJLS di selatan Gunungkidul
Baca SelengkapnyaAda spesies kantong semar yang membuat dua orang asal Jerman rela ke Gunung Sibuatan hanya untuk melakukan penelitian terhadap tumbuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaTak main-main, saat melakukan pengecekan pembangunan jalan, ia nampak dikawal dengan para anggota polisi Brimob.
Baca Selengkapnya