Tanda-Tanda Tubuh Saat Ajal Mendekat, dari Suhu Tubuh yang Berubah Hingga Mendadak Sehat Kembali
Kenali 10 tanda fisik dan mental menjelang ajal, seperti perubahan suhu tubuh, pola pernapasan, hingga penurunan nafsu makan.

Kematian adalah kepastian bagi setiap manusia, namun waktu kedatangannya hanya diketahui Allah SWT. Meskipun demikian, beberapa tanda fisik dan mental sering muncul pada individu yang mendekati ajal. Memahami tanda-tanda ini penting, baik bagi individu yang mengalaminya maupun keluarga yang mendampingi, untuk mempersiapkan diri secara emosional dan praktis dalam menghadapi fase akhir kehidupan. Artikel ini akan membahas beberapa perubahan tubuh yang umum terjadi menjelang kematian, berdasarkan berbagai sumber medis dan penelitian.
Secara umum, fungsi tubuh mulai melambat menjelang ajal. Perlambatan detak jantung, misalnya, berdampak pada sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh tubuh, mempengaruhi fungsi organ lain seperti otak. Akibatnya, orang yang sekarat mungkin mengalami perubahan perilaku dan gejala yang tidak biasa, seperti gelisah, kebingungan, dan agitasi. Gejala-gejala ini merupakan bagian normal dari proses kematian, dan yang terpenting adalah menjaga kenyamanan orang tersebut.
Berbagai sumber seperti Healthdirect, My Health Alberta, dan studi-studi ilmiah telah mencatat berbagai tanda-tanda ini. Pemahaman yang tepat akan membantu keluarga dan kerabat dalam memberikan dukungan dan perawatan paliatif yang optimal, sehingga fase akhir kehidupan dapat dijalani dengan lebih tenang dan damai.
Perubahan Suhu Tubuh
Salah satu tanda yang terlihat jelas adalah penurunan suhu tubuh. Menurut Suncrest Hospice, penurunan ini disebabkan oleh perubahan metabolisme dan sering terjadi pada lansia. Semakin mendekati kematian, penurunan suhu menjadi lebih drastis, membuat kulit terasa dingin dan mungkin tampak tipis serta berwarna ungu. Hospice Foundation of America mencatat bahwa perubahan suhu hingga satu derajat atau lebih merupakan hal yang umum. Namun, hindari menggunakan bantalan pemanas karena kulit orang yang sekarat sangat tipis dan rentan terhadap luka bakar. Selimut hangat bisa menjadi alternatif yang lebih aman dan nyaman.
Perubahan suhu tubuh ini merupakan indikasi bahwa tubuh mulai mengurangi aktivitas metabolismenya. Hal ini dapat dijelaskan dengan proses alami tubuh yang mulai mempersiapkan diri untuk transisi menuju kematian. Perubahan ini merupakan bagian dari proses alami dan tidak perlu ditangani dengan cara yang agresif.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu mungkin mengalami perubahan suhu tubuh dengan intensitas yang berbeda-beda. Observasi yang teliti dan komunikasi dengan tenaga medis sangat penting dalam memantau kondisi pasien.
Perubahan Warna Kulit
Munculnya bercak biru atau ungu pada kulit (mottled skin) merupakan tanda umum menjelang kematian. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan jantung memompa darah secara efektif. Kondisi ini sering muncul pada minggu terakhir kehidupan dan biasanya menandakan kematian sudah dekat. Namun, perlu diingat bahwa mottled skin tidak selalu terjadi sebelum kematian, dan setiap kasus bisa berbeda.
Serenity Hospice Care menyebut kondisi ini sebagai livedo reticularis, yang menunjukkan perlambatan sistem peredaran darah. Bercak ini biasanya muncul di kaki atau tungkai, tetapi juga bisa di tangan dan lengan. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan penyebab dan arti dari perubahan warna kulit ini.
Perubahan warna kulit ini merupakan indikator visual dari perubahan fisiologis yang terjadi dalam tubuh. Meskipun menakutkan, memahami konteks medisnya dapat membantu keluarga dan kerabat untuk lebih tenang dan fokus pada kenyamanan pasien.
Gelisah Akhir Hayat (Terminal Restlessness)
Gelisah akhir hayat ditandai dengan agitasi, kebingungan, dan ledakan emosi. Penderita mungkin mencoba melepas pakaian, mencabut selang infus, atau bertengkar dengan orang-orang di sekitarnya. Penyebabnya kompleks dan tidak selalu dapat diidentifikasi, tetapi perubahan fisik dan mental menjelang kematian berperan besar.
Menurut Marie Curie, penanganan pasien dengan gelisah akhir hayat dimulai dengan mengidentifikasi penyebab potensial, seperti obat baru atau perubahan perawatan. Membantu pasien mengekspresikan perasaannya juga penting. Hal sederhana seperti meletakkan jam di ruangan dapat membantu pasien merasa lebih tenang dan terkontrol.
Perlu pendekatan holistik dalam menangani gelisah akhir hayat, yang melibatkan aspek medis, psikologis, dan lingkungan. Dukungan emosional dari keluarga dan tenaga medis sangat penting untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan pasien.

Lonjakan Energi
Sebelum meninggal, seseorang mungkin mengalami lonjakan energi dan kesadaran yang tiba-tiba. Menurut Ruby Gramlow, RN, CHPN dari Hospice Red River Valley, periode ini ditandai dengan peningkatan nafsu makan, komunikasi yang koheren, bahkan gelisah dan mobilitas. Ini bisa membuat keluarga salah mengira pasien membaik.
GoodRx Health menyatakan bahwa empat dari sepuluh orang mengalami lonjakan energi ini (disebut 'end of life rally' atau 'terminal lucidity'). Saat itu, pasien biasanya waspada, tenang, dan fokus. Manfaatkan waktu ini untuk perpisahan dan ungkapan kasih sayang, bukan sebagai tanda pemulihan.
Perlu diingat bahwa tidak semua orang mengalami lonjakan energi ini. Keluarga dan kerabat juga perlu menjaga kesejahteraan diri sendiri agar dapat memberikan dukungan yang optimal.
Perubahan Fungsi Usus dan Kandung Kemih
Perubahan fungsi usus dan kandung kemih merupakan efek samping yang umum. Quest Healthcare melaporkan bahwa 18% pasien perawatan paliatif mengalami perubahan kebiasaan buang air besar, angka ini bisa mencapai 80% menjelang kematian. Studi tahun 2012 di Journal of Pain and Symptom Management menunjukkan bahwa hingga 90% pasien perawatan paliatif mengalami konstipasi.
My Health Alberta menambahkan bahwa pasien mungkin buang air kecil lebih sedikit, dengan warna urine yang lebih gelap (coklat atau merah). Gerakan usus juga mungkin sulit karena konsumsi cairan berkurang. Laksaif atau bahkan enema mungkin diperlukan untuk memudahkan buang air besar.
Perubahan ini memerlukan perhatian khusus untuk menjaga kenyamanan pasien. Komunikasi dengan tenaga medis sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat dan aman.
Perubahan Pola Pernapasan
Perubahan pola pernapasan sangat umum menjelang kematian. Cheyne-Stokes breathing, ditandai dengan pernapasan dalam diikuti pernapasan dangkal dan jeda, sering terjadi. Meskipun terlihat mengkhawatirkan, biasanya tidak menyakitkan bagi pasien.
Agonal breathing, pernapasan tidak sadar dengan suara seperti dengusan atau tersengal-sengal, juga bisa terjadi. Ini bukan tanda pasien kehabisan napas, melainkan refleks sistem pernapasan. The Connecticut Hospice dan HPC Consultation Services menjelaskan hal ini lebih rinci.
Memahami berbagai pola pernapasan ini membantu keluarga dan kerabat untuk tidak panik dan tetap fokus memberikan dukungan emosional kepada pasien.
Halusinasi dan Delirium
Halusinasi dan visi lebih umum daripada yang diperkirakan. Perawat melaporkan pasien melihat orang yang tidak ada, berbicara dengan orang yang sudah meninggal, atau mencium aroma yang hanya mereka yang bisa menciumnya. Mereka mungkin juga gelisah karena visi ini.
Studi tahun 2016 di Indian Journal of Palliative Care menunjukkan lebih dari 60% pasien mengalami mimpi dan visi menjelang kematian. Sebagian besar awalnya tertekan, tetapi merasa lebih baik setelah mendiskusikannya. Crossroads Hospice & Palliative Care menyarankan untuk bersikap sensitif dan pengertian.
Penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan empati bagi pasien yang mengalami halusinasi dan delirium. Mendengarkan dan memberikan rasa aman sangat penting.

Tidur Lebih Banyak
Perlambatan metabolisme menyebabkan kelelahan dan membuat pasien tidur lebih banyak. Perawat Barbara Karnes membandingkan tubuh dengan baterai yang kehabisan daya. Meskipun tidur memberikan sedikit energi, akhirnya pasien akan tidur lebih lama dan tidak lagi terjaga untuk waktu yang lama.
Healthline menjelaskan bahwa penurunan metabolisme menyebabkan sulitnya mempertahankan energi. Biarkan pasien tidur sebanyak yang dibutuhkan, tetapi pastikan mereka bangun dan bergerak untuk mencegah luka akibat berbaring terlalu lama.
Memberikan waktu istirahat yang cukup sangat penting untuk kenyamanan pasien. Namun, tetap harus memperhatikan keseimbangan antara istirahat dan aktivitas untuk mencegah komplikasi lain.
Penurunan Nafsu Makan dan Minum
Penurunan nafsu makan bisa disebabkan oleh rasa sakit, kesulitan bernapas, atau kelelahan. Seiring tubuh mulai mati, mencerna makanan menjadi lebih sulit, menyebabkan mual atau diare. Cancer Research UK dan Pancreatic Cancer UK menjelaskan hal ini.
Bicara dengan dokter untuk mengelola penurunan nafsu makan. Pasien boleh makan atau minum sesuka hati. Makanan lunak seperti es krim dan yogurt bisa menjadi alternatif.
Menghormati keinginan pasien untuk makan atau minum sangat penting. Fokus pada kenyamanan dan mengurangi rasa tidak nyaman adalah prioritas utama.
Memahami tanda-tanda menjelang ajal membantu kita menghadapi fase akhir kehidupan dengan lebih bijak dan penuh kasih sayang. Dukungan emosional dan perawatan paliatif yang tepat sangat penting untuk menjamin kenyamanan dan ketenangan bagi individu yang sedang menghadapi kematian dan keluarga yang ditinggalkan.